kingdom-pembagian job

391 72 11
                                    

"AKU JADI POLISI?" pemuda pemuda yang sedang berkumpul di ruang keluarga rumah younghoon mereka menoleh ke arah sumber suara dimana sebuah teriakan terdengar begitu keras.

"ya, siapa lagi?" younghoon meringis saat melihat wajah masam remaja dihadapannya yang melotot ngeri ke arahnya.

"Kenapa harus eric, koh? kan kita disini banyak orang? kenapa harus eric yang malah jadi tumbal masuk kepolisian?" eric, remaja yang protes karena tiba tiba diminta menjadi ehm tumbal menjadi seorang pihak berwajib.

"ya siapa lagi kalau bukan kamu, de. Masa iya kak hyunjae? bisa bisa komandannya yang disemprot kak hyunjae. Itu opsi buruk--aduh sakit, sat!" juyeon berujar setelah itu mengadu karena ditendang oleh sang kembaran.

"kak vin?" eric menatap kevin meminta bantuan. Kevin yang sekarang merebahkan tubuhnya di karpet membuka matanya sejenak lalu melihat wajah melas sang adik.
"but, that's good option menurut kak vin sih,de" kevin menjawab alakadarnya.

"IHH" eric mengeluh karena kakak sulungnya tidak juga berpihak kepada dirinya.

"Kenapa harus eric, coba? kenapa ngga kakak kakak yang lainnya" tanya eric menuntut penjelasan kepada kakak sepupunya.

"Kita butuh orang yang punya otak cerdas serta fisik yang kuat buat ditaruh ke sana. Orang itu kalau bisa harus menonjol disana biar ditarik ke tim inti sehingga kita bisa dapat informasi dari sana. Dan satu satunya kandidat ya cuma kamu,de" younghoon menjawab apa adanya.

"kenapa bukan kak hyunjae?"

"kalau hyunjae diomelin, bakal diomelin balik yang ngomel ke dia"

"kak juyeon?"

"dia ambil hukum karena kita perlu legal staff juga"

"kak jacob?"

"Dia ambil kimia murni dan separuh harinya bakal ada di lab, lagipula kamu yakin dia bisa berantem? dia terlalu baik" jacob yang sedang memakan mie nya melotot ke arah younghoon.

"kak vin?" kevin menoleh malas. "kakak udah pusing, ric. Jangan nambahin beban kakak, dong"

"kak mingi deh kak mingi. kan kak mingi badannya bagus, berotot juga" eric masih mencoba melobi younghoon.

mingi yang sedang memainkan ponselnya menoleh. "lo yakin, ric? gue?"

younghoon berdecak kemudian mengibaskan tangannya. "yang berguna di mingi cuma otak, ric. Jangan berharap apa apa dari dia" younghoon berujar dengan mulut licinnya, mingi bukannya mengelak malah menganggukan kepalanya. "true. Otak gue bekerja lebih cepat dari badan gue"

"kokoh?"

"ric, dia aja kalau ada angin tubuhnya ketiup? masa iya calon taruna begitu tumbuhnya kerempeng kaya kokoh begini?" younghoon melempar gulungan tissue ke arah hyunjae. "sialan jaehyun"

"heh jaehyun bapak gue" juyeon menyahut. younghoon menghela napas. "ya kan emang itu nama asli kembaran lo, anjing. Jangan bikin gue emosi deh"

"ric, ingat. Kita perlu keterangan tidak melakukan tindak kriminal kalau masuk kesana. Opsi itu berarti tersingkir buat kokoh, wooyoung, hongjoong, sama jongho. Right?" eric menganggukan kepalanya.

"yunho jelas ngga bisa, dia udah masuk mata mata dan ngga bisa double job. seonghwa bakal ambil business karena dia yang bakal jadi perwakilan kita nantinya. Nah kalau san, dia bisa berantem, pinter, tapi kamu ngga lupa kan kalau kewarganegaraan san itu america?" eric mendesah malas. benar juga.

"NAH JADI KAMU OPSI SATU SATUNYA DISINI, DE!"

"terus kalau aku masuk sana, aku dapet apa?" eric bertanya. juyeon menoleh. "dapet hikmahnya, de" hyunjae lagi lagi menggeplak kepala adik kembarnya. "jangan gitu! kita harus bujuk eric, tolol"

KINGDOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang