Batal Lagi?

30 2 0
                                    

Author pov :

Malam ini Izora dan Sarah ada janji untuk bertemu, pesan terakhir dari gadis itu hanya bertuliskan akan mengabari jika ia sudah sampai di depan rumah Izora. Namun Izora hanya tertawa membaca pesan dari Sarah sahabatnya, Omong kosong katanya. Izora hafal betul sifat anak itu, biasanya jika ia sudah sampai, gadis itu akan melenggang masuk begitu saja dan langsung menuju kamar Izora tanpa basa basi. Jadi Izora memutuskan untuk mandi dan bersiap-siap saja.

"Ra!! Zora!!!" Teriak Dimas diselingi gedoran pintu yang cukup keras dari luar, membuat Izora yang sedang serius berkaraoke di kamar mandi terlonjak kaget.

"Anjing!!! Kaget gue, bentar!!!" Teriaknya dari dalam sana lalu bergegas membuka pintu untuk kakaknya, Untung saja dia belum sempat membuka baju.

"Cepetan!!"

"Sabar kek monyet"

"Lo ngapain sih?,lama banget bukanya"

"Gue lagi bangun menara Eiffel, puas lo. Orang mau mandi juga. Asal lo tau yah, lo tuh ganggu waktu konser gue tau gak!" bentaknya Marah pada Dimas, namun laki-laki itu malah memukul bibir adiknya pelan.

"Gak usah bacot, budek gue dengernya"

"Buset, tangan lo asin banget kampret" sambil terus mengelap mulutnya menggunakan lengan banjunya.

"Hehehe Sorry lupa, gue habis ngupil trus tangan gue belum gue cuci" ucapan dari Dimas membuat Izora memelototkan mata tak percaya dengan apa yang baru saja telinganya dengar.

"Maaf yah adekku yang cantik nan menggemaskan" Baru Dimas akan menyentuh rambut Izora untuk mengacak-acaknya, tangannya kemudian langsung ditepis oleh gadis itu.

"Berani lo sentuh rambut gue pake tangan kotor lo itu, gue getok pala lo pake botol shampo" ancamnya sembari mengangkat botol shampo yang tadi ia gunakan sebagai mic di dalam kamar mandi dan bersiap-siap untuk memukul Dimas kapan saja.

"Kalem napa"

"Tujuan lo kesini mau ngapain sih anjir?"

"Gue di suruh Mama buat Manggil lo"

"Ngapain?"

"Yah mana gue tau kampret"

"Bo'ong awas lo"

"Gak percayaan banget bocah, getok noh palanya si Yanto kalo gue bo'ong"

"Ih anjir, durhaka lo, gue aduin Papa tau rasa lo"

"Kek lo gak pernah aja"

"Gue nyebutnya dalem hati yah"

"Bedanya apaan ogeb gue tanya?"

"Beda lah, gue nyebutnya dalem hati, yang berarti cuman gue sama tuhan doang yang tau, sedangkan lo nyebutnya terang-terangan yang secara langsung gue juga denger"

"Halah bacot!" Kata Dimas sambil mencubit pipi adiknya cukup kencang lalu segera kabur dari sana.

"TANGAN LO BEKAS NGUPIL ASU!!! ARRGGHHH harus mandi kembang nih kayaknya gue"

Pertikaian bagi keduanya itu sudah biasa, bahkan sudah menjadi kegiatan sehari-hari. Benar kata Papanya, mereka berdua itu sudah seperti kucing dan anjing. Setiap kali bertemu mereka akan berkelahi, tapi meskipun begitu, mereka berdua tetap menyayangi satu sama lain.

Setelah perdebatan kecil mereka, Izora segera mandi dan menemui Mamanya di bawah. Ketika sedang menuruni anak tangga, ia melihat Papanya di sudut ruangan ujung sana sedang mengutak-atik laptop di atas meja kerjanya.

"Pa, Mama mana? Dapur?"

"Di kamar sayang"

"Tumben jam segini di kamar" gumamnya, lalu pergi menemui wanita itu dikamarnya.

DIJODOHIN BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang