👀

19 1 0
                                    

Izora dan Sarah berdebat dengan sengit, dua-duanya tak mau kalah hingga Kevin dan Dion harus turun tangan.

"Udahlah Sar, cuman malem ini doang"

"Nggak yah enggak Ra, lo ngerti kata gue nggak sih? mesti pake bahasa apa lagi nih gue ngomong ke lo?"

"Gue gini juga ada alesannya Sar, pusing tau nggak"

"Gue disini Ra, gue bukan pajangan.buka mata lo lebar-lebar" kata Sarah sambil melebarkan kedua mata Izora.

"Udah dong gais, ribut mulu deh heran"

"Bener kata Dion, lo berdua bacot banget dari tadi" ucap Kevin menambahi

"Bilangin tuh ama temen lo, gue cuman demam doang anjir, nggak sekarat"

"tetep aja nggak boleh"

Keras kepala sekali gadis ini pikir Izora, ia sudah jengah dengan larangan sahabatnya itu. Tapi Izora tak mau kalah, bagaimanapun ia harus balapan malam ini.

"Sar, ikut gue bentar" kata Izora sambil menarik Sarah menjauh dari teman-temannya yang lain.

Setelah dirasa aman untuk bercerita, Izora pun mulai menceritakan pada Sarah apa yang terjadi padanya, dan mengapa ia kekeuh untuk balapan malam ini meski ia sedang sakit.

"Gue liat kak Jeziel cipokan depan gue" ucapnya santai dan to the poin.

"WHAT??? KENAPA LO NGGAK BILANG DARI TADI SIH GOBLOK!!" seru Sarah dengan wajah yang memerah akibat emosi.

"Yah nggak mungkin lah gue bilang depan anak-anak, apa lagi ada kak Yudha. Gila aja lo"

"Lo nggak apa-apa?" Tanya Sarah, yang dibalas senyum terpaksa oleh Izora. Bodoh sekali gadis itu, bagaimana mungkin ia baik-baik saja.

"Menurut lo? Sakit lah dongo, depan mata Sar, DEPAN MATA ANJING!!" katanya sambil mengguncang-guncangkan badan Sarah dengan brutal, namun gadis itu hanya pasrah diperlakukan seperti itu.

"Jadi izinin gue yak, buat malem ini doang Sar" katanya memohon, namun Sarah bergeming. Ia nampak menimang-nimang perkataan Izora.

Sarah sebenarnya sangat marah dengan gadis itu karena tak mau mendengarkan kata-katanya, namun ia juga tak tega melihat Izora yang memohon. Jadi ia memutuskan untuk mengizinkan Izora untuk balapan.

"Janji deh Sar, kalo gue jatoh nanti pas balapan, gue nggak akan balapan lagi"

"Bener yah"

"Ho'oh"

"Oke, gue pegang janji lo" katanya dengan penuh penekanan.

Izora sangat senang, saking senangnya ia memeluk Sarah dan mencium pipinya. Sarah membelalakkan mata kemudian berusaha melepaskan diri dari Izora. Tak lama mereka bercanda, Yudha dan Kevin datang.

"Dicariin tau-taunya disini lagi ngelesby" kata Yudha dengan nada mengejek.

"Iya sayang, kamu mau ikutan?" Ucap Sarah dengan nada yang disexy-sexykan sambil merangkul pundak Izora. Untuk membalas candaan Yudha.

"Boleh juga sayang" ucap Yudha lagi, kali ini ia akan memeluk kedua gadis itu. Namun Izora dan Sarah sudah mengambil ancang-ancang untuk menendang laki-laki itu.

Mereka bertigapun tertawa, sedangkan Kevin hanya menggeleng-gelengkan kepala tanda sudah lelah dengan sikap teman-temannya.

Jam menunjukkan pukul 23.17 malam, Izora mulai bersiap-siap di garis start dengan didampingi oleh Sarah dan juga Dion. Sarah nampak gelisah, gadis itu khawatir jika terjadi sesuatu kepada sahabatnya.

"Lo ngapa sih Sar? nahan berak lo?" Katanya dari balik helm full face miliknya

"Anjir lo, lo beneran mau balapan Ra? kalo nggak, gue ngomong ke anak phoenix deh"

"Beneran nggak apapa sat. tau kok Sar, lo takut kehilangan sahabat berharga lo ini tau gue"

"Nggak gitu anjing, tapi gue takut lo kenapa-napa ntar, lo masih demam banget ini"

"Abis balapan, gue ikutin semua kata-kata lo oke?" Izora masih berusaha menenangkan Sarah. Gadis itu sangat berlebihan menurutnya, padahal ia hanya demam dan memang keram di perutnya sesekali terasa sangat menyiksa, Namun ia masih bisa menahannya.

Sarah menyerah dan akhirnya kembali ke podium untuk menonton sahabatnya balapan.

Izora sudah mulai bersiap, begitupun dengan lawannya malam ini. Mereka sama-sama menggeber-geberkan motornya sambil melemparkan tatapan tajam masing-masing.

Saat hitungan ketiga dan bendera yang dipegang oleh seorang race queen telah dinaikkan, Izora tanpa rasa ragu menancap gas sekuat-kuatnya melewati gadis itu, saking kencangnya ia dan lawanya di garis start, debu-debu sampai berterbangan sekalipun mereka telah berada jauh di lintasan.

Izora unggul saat ini, namun ia tak mau lengah. Ia terus menancap gasnya sekencang mungkin, membelah jalanan malam meski angin seperti sedang menggores kulitnya. Kuku jarinya mulai berubah warna menjadi sedikit ungu. Namun ia tak menghiraukan hal itu.

Garis finish mulai terlihat, namun lawanya tepat berada di belakangnya. Izora mulai sedikit gugup. Ia kembali menancap gas dan tetap fokus pada tujuannya yaitu memenangkan lomba malam ini. Dari arah podium Sarah nampak menyatukan kedua tangannya, gadis itu bernafas lega saat ia melihat Izora dari kejauhan.

Dengan keterampilan dan tekad yang kuat, Izora akhirnya berhasil memenangkan lomba. Sorak sorai dari penonton yang meneriakkan nama Izora pun terdengar.

Sarah serta teman-temannya yang lain datang menghampiri gadis itu dengan senyuman bangga.

"Lo keren banget anjir, ini baru sepupu gue" ucap Yudha sambil mengangkat tangan dan mengajak Izora untuk beradu kepalan tangan dengannya kemudian dibalas oleh perempuan itu.

"Muka lo bagusan dikit bisa nggak?" Kata Izora pada Sarah yang terlihat melototinya tak henti-henti.

"Untung menang lo, kalo kagak gue buang motor lo ke jurang"

"Utututu, anak buna lagi malah. Sini buna tium duyu" ucap Izora dengan menirukan suara anak yang baru belajar bercerita.

"Udah kan? Yuk pulang" ajak Sarah pada Izora. Namun gadis itu mengangkat jari telunjuknya sambil menggerak-gerakkannya kek kanan dan kekiri serta diikuti oleh gelengan kepala.

"No no no, nongkrong dulu gak sih manis? Masa langsung balik? Yah nggak seru lah. Gimana Vin?" Izora mengedikkan dagu ke arah Kevin, namun laki-laki itu hanya merespon dengan mengangkat kedua jempol tangannya. Sarah yang melihat itu sudah siap memukul Kevin dengan kepalan tangan lalu dengan cepat mengubahnya ke jari tengah.

"Inget nggak janji lo tadi?"

"Janji apaan?"

"Mau kepala lo gue getok pake batu biar lo inget?

"Ampun Sar, inget kok gue"

"Yah udah ayo buruan balik"

"Beneran nggak jadi nongkrong nih?" Tanya Dion memastikan

"Balik aja udah, lagian gue juga banyak tugas kuliah" potong Yudha, karena ia sudah jengah dengan pertengkaran mereka.

"Oh iya Ra, nanti duitnya gue tf kalo anak phoenix udah ngasih yah"

"Siap bang Yud, gue balik dulu yah kalo gitu. Nih babi satu udah tantrum dari tadi" berkata seperti itu, Izora mendapat sebuah hadiah pukulan pada kepalanya yang masih berbalut helm.

DIJODOHIN BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang