Drabbles, oneshots, scenarios, anything featuring Hwang Yeji with +×+'s Choi Line.
[bxg, but it will probably contain a little bit of bxb and gxg as well, Bahasa Indonesia]
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yeji sedang berguling-guling di tempat tidur ketika Hyunjin mengetuk pintu lalu melongokkan kepalanya. “Ji, ikut, yuk.”
“Mau ke mana?” tanya Yeji melihat kakak kembarnya itu sudah memakai jaket serta beanie-nya.
“Bang Abin ngajakin nonton rap battle. Ayo,” ajak Hyunjin lagi.
Yeji sebenarnya bosan hanya diam di rumah malam ini, tapi ia tidak mau mengganggu waktu Hyunjin bersama teman-temannya. “Gak ah, males. Lagian nanti gue ngerusak acara boys' night kalian,” ujarnya beralasan.
Hyunjin berdecak. “Elah, kayak siapa aja lo. Kita janjian sama anak-anak kok, nanti di sana ketemu Han, Felix, sama Kak Chaeng juga. Ayolah ikut, di rumah juga gak ada kerjaan kan? Lo cuma guling-gulingan gitu.”
“Mmm ... ya udah, tungguin, gue ganti baju dulu.” Akhirnya Yeji setuju.
“Sip! Gue tunggu di ruang tengah ya.” Hyunjin menutup pintu dan melangkah menjauh.
*
Yeji bersorak dan bertepuk tangan saat seorang rapper berhasil mengalahkan lawannya.
Ini pertama kalinya ia ikut menonton rap battle. Ternyata seru juga melihat dua orang saling beradu kata-kata yang memiliki rima, seperti sajak yang diselingi umpatan dan terkadang terselip unsur komedi.
Yeji menyukai pengalaman barunya.
“Hyunnie, kapan-kapan kalo lo ke sini lagi, gue mau ikut,” ujarnya setengah berteriak karena suasana yang cukup riuh.
Saudara kembarnya tergelak. “Ketagihan ya?”
Gadis itu tersenyum lalu mengangguk. “Seru ih! Kak Abin sama Han kok gak ikutan?”
“Sekarang niatnya emang nonton doang, Ji,” kali ini Changbin yang menjawab. “Tapi kalo mood ya mungkin nanti turun.”
“Turun sekarang aja gimana?” tiba-tiba terdengar sebuah suara yang tak Yeji kenal. Ia menoleh, mendapati seseorang tersenyum lebar ke arah mereka.
“Hah?” Changbin mengerutkan dahinya.
“Yeonjun,” laki-laki dengan hoodie hitam itu memperkenalkan diri, mengulurkan tangannya pada Yeji.
“Eh? Ye—” belum sempat Yeji menyebutkan namanya dan menjabat tangan pemuda itu, Hyunjin menariknya menjauh.
Bukannya tersinggung ataupun marah, Yeonjun hanya terkekeh. “Sorry, tapi lo bukan pacarnya kan?” tanyanya pada Hyunjin.
“Emang kenapa kalo dia pacar gue?”
Yeonjun mengangkat bahu. “Ya gue mundur, kalo memang dia udah punya pacar. Tapi gue yakin sih kalo lo bukan pacarnya.” Kembali menatap Yeji, ia bertanya lagi, “So, princess, gue boleh maju atau gue harus mundur?”
Yeji berkedip. Sebenarnya apa maksud Yeonjun? Apakah ia meminta izin untuk mendekatinya? Heh, pikiran apa itu, Yeji? Tapi jika bukan, lantas apa yang diinginkan pemuda itu? “Gue ... gue belum punya pacar,” ucapnya begitu saja dengan jantung berdebar-debar.
Ia baru menyadari kebodohannya ketika Hyunjin menggenggamnya lebih erat. Astaga, apakah seharusnya ia berbohong?
Yeonjun tersenyum. “Sweet. Kalo gue ikut battle terus gue menang, gue boleh ajak lo nge-date ya?”
“Lo—”
“Hyun.” Felix menahan Hyunjin yang sudah bersiap untuk maju. “Biar Yeji yang jawab.”
“Ah, nama lo Yeji?” Yeonjun tersenyum lagi.
Tanpa menengok pun, Yeji yakin Hyunjin pasti tengah menghadiahi Felix death glare andalannya. “Iya,” jawabnya sembari mengangguk.
Alis Yeonjun terangkat. “Iya? Iya nama lo Yeji atau iya gue boleh ajak lo nge-date?”
“Ng ... dua-duanya.” Yeji ingin menunduk menyembunyikan pipinya yang terasa hangat, tapi ia juga ingin melihat senyum Yeonjun lagi.
“Thank you. It's a deal then. Gue turun ya, wish me luck!” Yeonjun berbalik dan dengan langkah ringan mendekati stage, menunggu giliran.
“Barusan itu apa?” Han bertanya dengan mata terbelalak.
“Dia mau deketin Yeji, masa gitu aja gak paham,” sahut Chaeyoung. “Boleh juga caranya. Bisa dicontoh sama kalian para jomblowan.” Ia menyikut Han dan Changbin.
“Kak Chaeng!” Han meringis.
“Woy, ini adek gue jadinya dikorbanin? Kalo dia menang Yeji bakal gimana?” tanya Hyunjin khawatir.
“Bukan dikorbanin, kan Yejinya juga mau. Lagian gue tau dia, salah satu crew-nya Kak Jessi. Kalo ada apa-apa gampang, tinggal lapor aja. Setau gue anak-anak Kak Jessi juga baik-baik kok, Hyun,” Chaeyoung memberi informasi.
“Belum tentu menang juga lah. Gue kalo gak salah sempet liat dia bulan lalu. Biasa aja skill-nya.”
Mendengar ucapan Han, Yeji merasa sedikit kecewa. Ada apa ini? Mengapa ia ingin Yeonjun memenangkan battle itu?
“Kita liat aja nanti, apapun hasilnya, a deal is a deal,” ujar Changbin bijak.
*
Yeji tidak begitu paham tentang dunia rap, tapi jika Han mengatakan skill Yeonjun biasa saja, lantas seberapa luar biasakah para rapper yang memiliki skill?
Karena di mata Yeji, Yeonjun sangat hebat. Ia bagaikan memuntahkan kata-kata, tanpa ragu membalas ejekan lawan dengan kalimat-kalimat jahil dan lucu.
“Han ... lo bilang skill-nya biasa aja,” komentar Hyunjin. “Dia jago gitu, lo bilang biasa aja?”
“Asli, Hyun, pas gue liat waktu itu dia gak kayak gini! Kemajuannya pesat juga.” Han pun tampak takjub.
“Adek gueee!” Hyunjin memeluk Yeji dari belakang ketika lawan Yeonjun kehabisan kata-kata dan menyerah. “Yeji gue tercinta mau diambil!”
Yeji memutar bola matanya malas melihat tingkah dramatis sang saudara kembar.
Ketika Yeonjun menatapnya dari stage, Yeji tidak mampu menahan senyumnya. Untunglah ia memutuskan untuk ikut dengan Hyunjin hari ini.