Bab 3. Kisah Yang Sebentar

53 5 0
                                    

"Kamu jangan pernah nyuruh aku nyari orang lain lagi. Karena aku cuman mau kamu. Kamu enggak mau sama aku ya udah gapapa, asal jangan menjauh dari aku."

-Haris Winata-

"Kelas sebelah gimana Mey?" Tanya teman ku

"Gimana apanya?" Saut ku

"Ngga usah pura-pura ngga paham deh loh!"

"Hahaha... ngga gimana-gimana, baik-baik aja!" Jawab ku dengan meringis

Ini adalah cerita awal mula aku kenal dengan anak kelas sebelah, kita satu jurusan nama lengkapnya Haris Winata. Tetapi aku sering memanggilnya dengan sebutan Ris. Kisah ku dengan nya tidak berlangsung lama bahkan terbilang sangat singkat, tetapi masa pendekatan yang kita jalani sangat aku sukai kala itu.

Pertama kalinya aku merasakan kisah cinta anak sekolah yang seperti itu. Kalau di bayangkan kembali lucu sekaligus senang rasanya pada saat itu. Haris yang memulai semua cerita itu dengan mencoba mencari semua tentang ku dari berbagai cerita teman ku dan berakhir mengikuti semua akun media sosial ku.

***

"Mey nanti jangan pulang dulu lo, kumpul bendahara bareng gue buat acara Agustusan! Jangan lupa!" Ucap Fatah

Fatah adalah ketua kelas ku dan benar aku adalah bendahara di kelas ku. Konon katanya bendahara adalah pengurus kelas yang mempunyai tugas paling berat di antara yang lain dan yang paling faktanya adalah semua teman ku takut ketika di mintai uang kas dengan otomatis semua teman ku menjauh dan menghilang entah pergi kemana.

"Iya ngga lupa gue, tenang aja!" Jawab ku dengan santai

Sepulang sekolah aku dan Fatah tidak langsung pulang di karenakan rapat mengenai yang tadi sempat aku sampaikan, benar untuk acara hari kemerdekaan. Karena rapatnya di mulai pukul empat sore lebih aku dan Fatah menunggu bersama perwakilan kelas lainnya di meja batu yang berada di halaman sekolah ku. Pada saat itu ada sekitar lima orang dan termasuk temannya Haris yang bernama Ahmad.

Nama lengkapnya Ahmad Hilmi Aziz, ketua organisasi extrakulikuler ku dan kebetulan untuk angkatan tahun itu aku lah yang menjadi wakil ketua organisasi tersebut. Namun aku adalah wakil ketua yang sering tidak datang ketika ada pertemuan dengan anggota lainnya, sampai-sampai semua anggota menyebutku dengan sebutan 'wakil ketua afk' lucu sekali bukan sebutan itu?

"Teman lo kenapa tiba-tiba follow Instagram gue Mad?" Tanya ku memberikan ponselku sebagai barang bukti

"Duh Mey kalo untuk urusan yang itu gue ngga tau!" Jawabnya tertawa meledek

'Sepertinya tidak ada yang beres untuk urusan ini' Pikir ku

"Akh bohong lo! Masa lo ngga tau" Tuduh ku dengan rasa penasaran yang memuncak

"Mey... Mey masa urusan kayak gini aja lo ngga paham! Alasan dia tiba-tiba follow Lo!"

"Ngga paham gue! Btw nih ya Mad, kita aja yang saling kenal aja ngga follow! Tapi ini ngga kenal tiba-tiba follow, apa mungkin alasannya buat ngajakin berteman kali ya?"

"Lho bisa jadi dia ngajakin temenan. Tapi emang kita ngga follow berdua? Udah Mey nanti dia juga dm lo! Lagian lo kayak orang pertama kali pake Instagram aja, orang yang ngga kenal lo pake segala ngga boleh follow loh. Kalau ngga lo tanya langsung aja sama dia! Atau ngga lo tungguin nanti dia juga bakal ngomong ke lo!"

***

Aku mengikuti apa yang di saran kan oleh Ahmad untuk melihat kelanjutan dari ini bagaimana dan bagaimana pun caranya aku tidak berharap lebih untuk ini. Hingga pada esok hari aku semakin dibuat heran oleh nya. Tanpa aku sadari malam itu aku menunggu notif salam kenal dari nya.

FiorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang