ex chap 🎉

16.5K 997 128
                                    

Happy reading

.

.

.

  Dua hari sudah mereka menginap di rumah Paman Sam bersama teman teman orang tua itu, Angkasa pasti tidak akan betah berlama lama bersama Ravan jika tidak ada keluarga om Alex yang datang.

Mereka berdua dan Rayan berbagi kamar bersama, sedangkan Allan dan Kevin menumpang di kamar Ravan. Jadi Rangga juga Sagara dan Aaron harus rela tidur di kamar tamu dekat dapur.

Itu semua di atur oleh Bunda Winda, tak ada yang bisa menolak perintah wanita si penguasa rumah. Bahkan, Sam hanya bisa terdiam menerima.

"Ethan, mau ke taman belakang? Ada kolam berenang."

"Ng, ayook."

Pagi menjelang siang hari memang enaknya berendam di kolam berenang sambil memakan camilan, minuman dingin. Lalu berselimut ria di atas ranjang.

Berbeda dengan ketiga pria yang berada di kamar penuh poster kata kata 'dark' juga band ternama. Allan masih terdiam di depan pintu kamar mandi dengan handuk yang melilit dari dada sampai setengah paha.

Wajahnya menunduk dalam. Tak berani mendongak karena di depan sana, Kevin mengangkat sudut bibirnya sambil menatap intens.

Ravan mana coba?!

"Here dear, sit on my lap."

Allan menggeleng. Mereka memang baru dekat lima bulan ini, dan Kevin adalah satu satunya pria yang paling gencar menggodanya.

Ingat, Allan memang lembut tapi dia tetap seorang laki laki yang bisa saja di anggap gentle oleh perempuan. Ini agak merendahkannya tapi entah kenapa tatapan Kevin yang terkadang terkesan 'remeh' atau 'main main' bisa membuatnya tak berkutik sedikitpun.

"No .. I want to change my clothes, um can you come out first?"

Kevin menyilangkan kakinya di pinggir ranjang, melipat kedua tangan di depan dada. Senyuman yang paling menyebalkan menurut Angkasa masih terkulas.

"Kenapa? Ganti baju di sini, aku main ponsel."

Allan mengintip, meremat kesepuluh jemari di depan tubuhnya. Mendapati Kevin yang terlihat mulai hanyut dengan kegiatannya, perlahan ia melangkah ke belakang Kevin. Dimana, letak lemari Ravan berada. Bajunya memang ada di sana setiap ia berkunjung.

Kedua pipinya tanpa di komando memerah, bingung bagaimana caranya ia mengganti baju. Bagaimana jika Kevin tiba tiba menoleh kebelakang dan melihat ia belum memakai celana?

Hmm, kamar mandi.

Celana hitam pendek dan kaus putih panjang ia ambil, berjalan penuh hati hati agar tidak terpeleset. Ia lupa mengeringkan telapak kakinya.

"Change here, not in the bathroom Babe!"

Baru lima langkah, Kevin sudah mengeluarkan titahnya. Allan menggeram kesal, ia tidak biasanya di perintah oleh pemuda seumuran.

"Allan, mana baju lu?"

Belum juga Allan menjawab perintah Kevin, sedangkan si tinggi itu sudah lebih dulu masuk ke dalam kamar. Suara kunci pintu juga terdengar.

Angkasa ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang