0+5||05||NKL

46 6 0
                                    

𝔗𝔥𝔦𝔰 𝔦𝔰 𝔞 𝔰𝔱𝔬𝔯𝔶 𝔞𝔟𝔬𝔲𝔱 𝔑𝔞𝔨𝔞𝔩𝔞.
𝔥𝔬𝔭𝔢 𝔶𝔬𝔲 𝔤𝔲𝔶𝔰 𝔩𝔦𝔨𝔢 𝔱𝔥𝔦𝔰 𝔰𝔱𝔬𝔯𝔶. 𝔗𝔥𝔦𝔰 𝔦𝔰 ℜ𝔞𝔫𝔞'𝔰 𝔭𝔯𝔬𝔧𝔢𝔠𝔱.

.

.

.

.

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.


.

.

pagi menyingsing menggantikan malam, Sabtu pagi yang cerah, secerah senyuman gua.

gua cuman mau bilang, besok Minggu asek, bisa turu seharian gua, kalau gaada yang ganggu si.

sebenernya males buat sekolah, tapi berhubung gua anaknya rajin banget, jadi ya pantang absen.

usahain absen di pagi hari, walaupun siang nya udah gaada.

rumah udah sepi aja, cuman ada Bu Inah yang bersih-bersih. kelihatan nya sang bunda udah pergi di pagi hari, ngga pusing tuh emak-emak? padahal semalem mabok.

Naka sebenernya rada ngga enak badan si, pasti nih gara-gara semalem penyakit bengek gua kambuh, gabisa tidur gua anjir.

kayanya nih bawah mata aga item dikit, tapi gapapa gua tetep cakep.

"Bi, ngga usah siapin sarapan, Naka mau sarapan di kantin sekolah," ucap Naka sambil mengambil kunci motor nya yang tertinggal di laci depan ruang tamu.

"Siap den, oh ya den, tadi nyonya pergi pagi-pagi banget, kalau den naka nyariin ." ucap BI Inah

"Iya bik, walaupun Naka nyariin bunda gabakal gubris Naka," jawab nya.

"Ah den jangan gitu, semoga hubungan aden sama keluarga ini cepet kembali lagi seperti dulu ya."

"Udah cape berharap bik, biarin gini aja sampe selesai sendiri, Naka berangkat." Final naka yang langsung keluar dari rumah.

Meninggalkan sang asisten rumah tangga yang menatapnya prihatin, sampe kesel gua kalau ditatap begitu, dahlah.

Naka berjalan menuju motor nya yang sudah terparkir di halaman rumahnya, diatasnya sudah ada si bondol, kucing item abu kesayangan Naka.

"Njir, bon bangun."

Bukanya mengangkat sang kucing agar terbangun, Naka malah mengelus bulu si bondol, apa ngga tambah pules tuh kucing.

"Tambah ngorok njir, si bondol dibangunin kaya si kingkong, susah bener"

5 menit kemudian, Naka yang sudah merasa dirinya akan terlambat, ia mengangkat tubuh gembrot Bondol dan memindahkannya di rerumputan.

"Bangun, cari janda Sono." usir Naka.

Bondol yang sudah terbangun malah melengos dari wajah naka, agaknya dia sudah males dengan babu nya.

"Yee kucing bangsat, gua potong tytyd lu mampus." Geram Naka.

"Meow" sembari membelakangi Naka.

"Ngejek banget lu, gabakal gua beliin makan lu ntar."

.

.

.

.

.

Sesampainya di sekolah.

"woy, ntar nitip makan nya si bondol dong," pinta ku pada Ricki.

"Ngapain minta beliin gua?, biasanya lu beliin sendiri." tanya heran Ricki.

"Lagi ngambek gua sama si bondol, gamau beliin dia makan gua, ntar duitnya gua kasih." ucap Naka yang sedang menyenderkan punggungnya di kursi sekolah.

"Tolol, sama aja anjing, katanya gamau beliin, ini malah nitip ke orang lain." sinis Irul menatap Naka.

"Beda lah, kan yang beli bukan gua."

"Tapi pake duit lu." jawab raja.

"Tinggal beliin anjir, mau apa kaga?" kesal Naka.

"Iya anjing, galak banget, hamil ya?"

"Iya, hamil anak raja."

"Goblok."

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.

.

.

𝔗𝔥𝔞𝔫𝔨 𝔶𝔬𝔲 𝔣𝔬𝔯 𝔯𝔢𝔞𝔡𝔦𝔫𝔤 𝔪𝔶 𝔰𝔱𝔬𝔯𝔶.
𝔡𝔬𝔫'𝔱 𝔣𝔬𝔯𝔤𝔢𝔱 𝔱𝔬 𝔤𝔦𝔳𝔢 𝔰𝔱𝔞𝔯𝔰 𝔞𝔫𝔡 𝔠𝔬𝔪𝔪𝔢𝔫𝔱𝔰.
𝔦 𝔩𝔬𝔳𝔢 𝔶𝔬𝔲(⁠~⁠ ̄⁠³⁠ ̄⁠)⁠~

.

.

.

.

Jangan lupa vote dan komen nya.
(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)⁠❤

Nakala•||On Going•||RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang