11

17.4K 1.5K 55
                                    

Hujan deras mengguyur kota, dan sial nya macet karena ada kecelakaan dipersimpangan jalan.

Mobil hitam yang ditumpangi Abyan terpaksa menepi, padahal sang pemilik mobil ingin segera pulang karena lelah.

"Apa macet nya akan lama Vans?" tanya Abyan.

"Seperti nya iya Tuan, ada kecelakaan di persimpangan." tutur Vans.

Abyan memijat pelipis nya, ia ingin segera merebahkan tubuh nya.

"Apa anda baik-baik saja Tuan?" tanya Vans, ia ingin menanyakan ini sedari kemarin.

"Iya aku sedikit ada masalah." ucap Abyan.

"Semoga masalah anda cepat selesai." ucap Vans.

Abyan terkekeh mendengarnya, benarkah? Ia pikir itu tak seringan ucapan Vans barusan.

"Rose hamil."

"Apa!" pekik Vans ia bena-benar terkejut.

"Hey apa ini." ucap Abyan ia tertawa kecil dengan reaksi Vans.

"Maaf Tuan, saya terlalu terkejut dengan kabar tersebut." ucap Vans.

Abyan terkekeh.

"Itu tanda nya anda tidak baik-baik saja." ucap Vans. "Terkadang kita harus berhenti berjalan, jika tidak, kita akan terjatuh ke jurang saat jalan nya buntu." tutur Vans.

"Kau berusaha menjadi orang bijak hm?" ucap Abyan, Vans yang melihat senyuman Abyan merasa sakit, itu hanya senyum karena luka.

"Jangan tersenyum Tuan, anda hanya menyakiti diri anda sendiri, saya merasa sakit melihat senyuman anda, itu bagai pedang." ucap Vans, tiba-tiba saja sudut bibir Abyan ditarik sang empu.

Kini sangat jelas wajah sendu dan juga raut lelah.

"Tuan anda terlalu baik." ucap Vans.

Abyan diam mencerna ucapan Vans, entah kenapa mereka sering kali berbicara dalam mobil jika menyangkut masalah pribadi.

Abyan memalingkan wajahnya, menatap jalanan yang basah karena hujan.

"Bahkan awan tak takut menjatuh kan air, mengapa anda harus takut untuk menangis." Vans berucap ia menatap wajah sendu Abyan dari kaca kemudi.

Tes

Setetes cairan bening berhasil membasahi pipi Abyan, ini untuk pertama kali nya Vans melihat mata yang selalu terlihat tegas menangis.

"Jangan melihat ku...fokus lah kedepan." ucap Abyan mutlak, ia merasa malu jika menangis dihadapan orang lain.

Abyan menangis tanpa isakan ataupun suara, ia membiarkan matanya mengeluarkan tangisan yang membasahi pipinya.

Abyan tetap melihat jalanan, sampai tak terasa mobil melaju sedikit demi sedikit.

_________

Pukul sembilan malam Abyan baru sampai, ia melihat Arsen tengah duduk bersama dengan Rose, pemandangan yang sudah biasa ia lihat.

"Selamat malam." sapa Abyan, ia segera menaiki tangga menuju kamarnya, ia hanya menyapa dan tak mengharapkan balasan.

Tangan Arsen yang mengelus perut Rose berhenti saat mendengar suara parau itu menyapa nya.

"Abyan sibuk banget ya kayak nya akhir-akhir ini, aku lihat dia juga suka pulang malem." tutur Rose.

"Iya, dia kan seorang pimpinan perusahaan jadi wajar saja jika sibuk." ucap Arsen.

Sebenarnya ia rindu suara Abyan, ia rindu disuruh makan atau dimarahi Abyan karena tak makan.

"Sayang, nanti bayi nya mau perempuan apa laki-laki?" tanya Rose.

LUKA [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang