02: Satoru's happiness

749 76 0
                                    

Utahime masih dalam masa cuti, kini ia sedang menikmati waktu santai di home theater yang merupakan salah satu fasilitas di mansion Satoru, ia sendirian karena pria bernama Satoru itu sudah masuk kerja. Biasanya mereka nonton berdua walaupun di pertengahan film Satoru selalu tertidur.

Utahime menoleh ketika mendengar suara langkah dari arah pintu, ternyata Satoru, pria jangkung itu bahkan masih mengenakan setelan kerja yang ia pakai tadi pagi.

Satoru duduk di sebelah Utahime yang kembali fokus dengan filmnya, "kau mau sampai kapan terus di ruangan ini?"

"Sampai aku bosan."

Satoru sedikit menunduk sambil memiringkan kepala supaya matanya bertemu dengan mata Utahime. "Apa?" tanya Utahime sambil menatap kesal Satoru.

"Oh benar ini Utahime," desis Satoru.

Utahime mendelik, "Kau aneh sekali, mandi sana!" Utahime mendorong dahi Satoru dengan jari telunjuk supaya wajah pria itu tidak mengotori pandangannya.

Satoru memundurkan kepalanya, tapi ia menggenggam jari telunjuk Utahime, kemudian mencium ujung jari tersebut sambil tersenyum tanpa dosa, sementara Utahime sudah memberi tatapan membunuh kepada pria itu. "Baiklah nikmati waktumu." Satoru langsung melarikan diri sebelum Utahime mengeluarkan kata-kata mutiara dari mulutnya.

Utahime mengusap jari telunjuknya ke selimut yang sedang ia pakai. "Apa-apaan," desisnya masih kesal dengan sikap Satoru yang seenaknya. Sudah seminggu menjadi istri Satoru, kesabaran Utahime benar-benar seperti sedang diuji. Suaminya itu benar-benar tidak bisa ditebak, kadang sikapnya dewasa, tapi kadang sikapnya kekanakan.

Pernah suatu hari Satoru marah karena seorang pelayan sedang membersihkan lantai dan Utahime terpeleset, padahal itu bukan sepenuhnya salah sang pelayan, tapi Satoru sangat marah, dengan impulsif Satoru ingin memecat pelayan malang itu. Untung Utahime dapat menenangkan pria itu dengan cara mengatakan kalau dirinya baik-baik saja, dan meyakinkannya kalau ia yang terlalu buru-buru saat berjalan. Setelah beberapa detik berpikir pria itu luluh dan langsung menarik kata-katanya untuk memecat sang pelayan.



Utahime sudah selesai menonton, ia sedang berjalan kembali ke kamar sambil membawa selimutnya. Namun, saat menaiki tangga wanita itu tersandung selimut, ia buru-buru bangun sebelum ada yang melihat.

Sampai di kamar, Utahime meringis ketika melihat tulang keringnya luka dan berdarah. Perihnya baru terasa sekarang. 'Sialan,' batin Utahime sambil mencari kotak P3K di lacinya.

Utahime duduk di lantai sambil bersandar di ranjang. Ia hendak membersihkan lukanya dengan alkohol, Utahime sudah bisa membayangkan rasa perih ketika alkohol mengenai lukanya, hal itu membuatnya bergidik sendiri.

"Kau..." Jantung Utahime hampir lepas ketika mendengar suara berat itu, Satoru kini sedang berdiri di hadapannya dengan tatapan khawatir.

Pria itu langsung duduk di hadapan Utahime dan mengambil alih kapas yang sedang dipegang Utahime, tanpa suara pria itu langsung membersihkan luka Utahime dengan hati-hati, kemudian memberinya obat merah, lalu melilit luka itu dengan perban.

"Aku sudah curiga saat kau melewati kamarku dengan kaki pincang, kali ini jatuh di mana?"

"Di tangga."

"Haruskah aku memindahkan kamarmu ke lantai satu?"

"Tidak perlu berlebihan, tadi aku hanya tersandung selimut."

"Besok biar aku yang membawakan selimutmu."

"Sudahlah, ini hanya luka biasa kau berlebihan sekali."

"Ini namanya khawatir."

Empty Space // gojohimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang