03: Cutie pie

610 64 2
                                    

Utahime sudah siap untuk datang ke acara makan malam yang diadakan kolega Satoru, malam ini adalah kali pertama bagi Utahime semobil hanya berdua dengan Satoru. Ia sudah bisa membayangkan bagaimana canggungnya, atau bahkan bagaimana pusingnya Utahime harus menanggapi macam-macam ocehan Satoru yang menyebalkan.

Satoru menuruni anak tangga, pria itu mengenakan kemeja lengan panjang berwarna hitam dan celana bahan panjang berwarna hitam, tangannya sengaja ia gulung sampai siku, sehingga memberikan kesan seksi.

Sementara itu, Utahime mengenakan satin long dress maroon dengan kerah berbentuk V dan desain tangan agak mengembang seperti balon, ia tadinya mau memakai dress yang sebatas dengkul, tapi luka di tulang keringnya masih diperban.

Satoru dan Utahime sudah berada di dalam mobil, "ada yang kau lupakan tidak?" tanya Satoru.

"Tidak ada."

"Ok."

Sepanjang perjalanan hanya terdengar suara radio yang memutarkan playlist musik Satoru. Setelah 45 menit di perjalanan, akhirnya mobil Satoru berhenti di depan restoran bintang 5.

Setelah mesin mobil mati, Utahime langsung turun dari mobil, ia melihat-lihat ke arah parkiran yang didominasi dengan mobil-mobil mewah.

Satoru menghampiri Utahime, ia kontan menggenggam tangan istrinya, "kita harus begini sampai duduk."

"Iya..." Utahime pasrah.

"Kita harus punya panggilan sayang, aku akan memanggilmu Cutie pie."

"Berani memanggilku seperti itu di depan kolegamu, maka jangan harap aku akan menemanimu ke acara seperti ini lagi!"

Satoru memasang wajah kecewa, "terus apa?"

"Sudah panggil nama saja!" seru Utahime dengan pelan tapi penuh dengan penekanan.

"Hm ... ok." Satoru cemberut.

Sampai di meja, tentu Satoru langsung berbasa basi, memperkenalkan istrinya, menanyakan kabar, dan lain sebagainya.

Tibalah acara utama, mereka mulai membicarakan bisnis, prospek perusahaan, rencana serta ide untuk mengembangkan perusahaan.

Setelah pembicaraan tentang perusahaan selesai, giliran pertanyaan-pertanyaan bersifat personal yang diajukan.

"Bagaimana rasanya menikah dengan Satoru, menyusahkan bukan?" tanya seorang pria dengan rambut panjang, ia adalah Suguru teman dekat sekaligus kolega Satoru.

Utahime hanya terkekeh kecil, "hm ... tidak juga." Rasanya Utahime ingin langsung mengatakan iya, tapi ia harus menjaga nama baik suaminya di depan para kolega yang lain.

Satoru kontan tersenyum mendengar jawaban istrinya.

"hm ... Nona Iori kalau boleh tahu bekas luka di wajahmu itu karena apa?" tanya seorang wanita tua yang ekspresinya sangat menunjukan kalau ia adalah tipe wanita yang selalu ingin tahu semua hal.

"Ah ini, hm, karena apa ya ... sebenarnya aku tidak ingat, tapi kata orang tuaku ini karena jatuh." Utahime tersenyum kecil pada wanita tua itu.

"Bagaimana bisa kau melupakan kejadian yang menyebabkan bekas luka cukup besar di wajahmu?" cecar wanita tua itu lagi sambil menatap Utahime dengan tatapan meremehkan.

Satoru berdeham pelan, "sudahlah Nyonya Zenin, istriku kan sudah jawab tidak ingat, jangan terlalu mengusut sesuatu yang tidak penting seperti ini."

"Aku kan hanya heran."

"Ya tidak perlu heran." Satoru terkekeh, mencoba membuat suasana kembali cair.

.

Acara makan malam berlangsung selama satu setengah jam, kini Satoru dan Utahime sedang perjalanan pulang, sambil menyetir sesekali Satoru memperhatikan raut wajah istrinya yang sedikit muram setelah acara makan malam tadi.

Empty Space // gojohimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang