Bab 4

355 58 1
                                    

Keesokan harinya Arya pergi ke sekolah untuk melihat hasil ujian kelulusan kemarin. Arya menunggu dikantin bersama Doni dan Rizal sambil makan camilan.

"Kalian katanya ingin lanjut kuliah?" tanya Arya.

"Iya." jawab Doni.

"Kuliah kemana?" tanya Arya.

"Doni maunya ke Surabaya, tapi aku maunya kuliah di Jogja, di UGM." jawab Rizal.

"Kenapa enggak disini aja?" tanya Arya.

"Kalau kamu kuliah di Jakarta aku ikut kamu." jawab Doni.

"Kita lihat saja kedepannya, kalau aku dapat beasiswa ke universitas favorit ya aku terima. Tapi kalau tidak dapat ya aku paling kuliah di universitas yang agak murah." ucap Arya sambil makan camilan.

Doni dan Rizal hanya bisa pasrah dengan keadaan Arya saat ini. Tak lama setelahnya bel berbunyi dan mengumumkan bahwa hasil ujian sudah di tempel di aula sekolah.

Arya dan kedua sahabatnya pergi membayar camilan yang mereka pesan dan langsung pergi ke aula untuk melihat nilai hasil ujian.

Saat Arya melihat jajaran nama siswa, dia bersyukur karena namanya berada di urutan paling atas dan memiliki nilai paling tinggi.

'Syukurlah nilai ku paling bagus, jadi bisa daftar di kampus favorit.' ucap Arya dalam hati.

Di bawah nama Arya terdapat nama Doni dan Rizal yang mendapatkan nilai lebih rendah dari Arya.

"Tidak aku sangka kalian dapat nilai bagus." ucap Arya.

"Jangan remehkan otak kami Arya!" ucap Doni kesal.

"Wes santai dong, gitu aja ngegas!" ucap Arya.

Doni hanya diam membisu. Tak lama muncul kepala sekolah diatas panggung dan menjadi sorotan siswa siswi.

"Selamat siang anak." ucap kepala sekolah.

"Siang pak!" jawab para siswa serentak.

"Langsung pada intinya saja, saya disini untuk mengumumkan siswa yang mendapatkan beasiswa ke universitas favorit di Jakarta dengan semua biaya ditanggung pemerintah." ucap kepala sekolah.

Semua siswa/ siswi berteriak semangat.

"Yang mendapatkan beasiswa tersebut adalah Doni Ramdhani, Rizal Ramli, Stella Noviani, Rosa Abendanon, dan Arya Wiguna. Kelima siswa siswi diatas adalah kandidat yang memenuhi syarat untuk memperoleh beasiswa tersebut..."

"Bapak harap siswa siswi lainnya tidak iri hati dengan mereka berlima. Dan untuk kelima siswa siswi tadi harap segera keruangan bapak untuk mengambil surat beasiswa." ucap kepala sekolah, setelah itu kepala sekolah turun dari panggung dan berjalan menuju ke ruangannya.

Arya dan kedua sahabatnya langsung bergegas menuju ruangan kepala sekolah untuk mengambil surat beasiswa.

Tok..tok..tok..

"Masuk!" jawab kepala sekolah dari dalam ruangan.

Arya dan kedua sahabatnya langsung masuk kedalam ruangan. Dan ternyata dua siswi yang berada di peringkat empat dan lima sudah berada di dalam dengan duduk di sofa.

"Baiklah semua sudah berkumpul, bapak sangat bangga dengan kalian berlima karena selalu berada di peringkat lima besar selama tiga tahun berturut-turut. Terutama Arya, kamu harus terus belajar dan jangan terlalu puas dengan hasil saat ini." ucap kepala sekolah.

"Baik pak." jawab Arya.

"Ini ambil sesuai nama kalian dan bulan depan kalian datang ke universitas untuk mendaftarkan diri kalian sebagai siswa dan siswi yang jenius dari SMA ini." ucap kepala sekolah memberikan lima amplop coklat sesuai namanya.

SystemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang