5.Demam

229 30 2
                                    

Happy reading....

Hujan turun begitu lebat, langit sebentar lagi akan berubah menjadi gelap, namun hal itu tidak membuat seorang anak bergerak untuk pulang, tubuhnya basah terkena air hujan, matanya sembab akibat menangis, darah keluar dari hidung dan sudut bibirnya, sungguh miris, disaat seperti ini tidak ada yang menolongnya.

Anak itu terus terduduk didepan gerbang sekolah yang sudah ditutup sejak tadi, baju-nya yang robek akibat memanjat gerbang sekolahnya, jangan lupa sebelah sepatunya hilang entah kemana.

Hari ini adalah hari yang benar-benar sial bagi dirinya, apalagi setelah dia mendapatkan banyak sekali pukulan dari beberapa pria yang bertubuh besar dan menakutkan.

"Maafin Jungwon Pa...." Lirihnya, sesekali dia menghapus air mata dan darahnya, namun lagi-lagi air mata dan darahnya keluar, itu membuatnya sedikit kesal.

Jungwon sudah berjam-jam terduduk ditengah hujan, berharap ada seseorang yang menolongnya namun hasilnya nihil, tidak ada yang menolongnya, meskipun banyak orang berlalu-lalang disana tetap saja mereka acuh terhadap Jungwon.

"Jungwon!" Suara itu membuat Jungwon menoleh, seorang pria bertubuh tinggi, memegang payung dan berlari kearah Jungwon.

"Jay...." Lirih Jungwon, ada perasaan senang ketika dirinya bertemu dengan pria bernama 'Jay' itu, namun tubuhnya sudah tidak bisa menahan lagi untuk tetap duduk, kepala yang pusing membuat dirinya jatuh pingsan, Jay yang sigap langsung memegang tubuh Jungwon.

"Jungwon!" Jay terus berusaha untuk membuat Jungwon bangun namun Jungwon tak kunjung bangun, alhasil dia menggendong Jungwon dan membawanya ke apartemen miliknya.

"Kamu kenapa bisa gini sih" Ujar Jay, setelah dia mengganti pakaian Jungwon, dia menempelkan kain hangat dikening Jungwon agar panasnya menurun.

Sembari menunggu Jungwon untuk sadar, Jay memegang tangan Jungwon yang dingin, sesekali ia menoel-noel pipi Jungwon yang terlihat gembul.

"Enghh" Lirih Jungwon, Jungwon membuka kedua matanya perlahan, dia melihat sosok pria berada didepannya sedang menatap sendu dirinya.

"J-jay...." Lirih Jungwon, Jay yang menyadari hal itu, langsung menatap Jungwon penuh khawatir.

"Won, kenapa kamu bisa ada digerbang sekolah, terus kan ini udah hujan kenapa gak pulang? Sekarang kamu jadi sakit kan" Protes Jay.

"Jungwon?" Jay merasa tidak ada jawaban dari Jungwon melaikan tangisan yang menjawab semuanya, Jay langsung menarik Jungwon kepelukannya, Jay mengelus kepala Jungwon.

"Kalo kamu gak bisa cerita sekarang, gak papa kok, asalkan sekarang, kamu istirahat dulu" Ujar Jay, Jungwon hanya mengangguk pelan, lalu Jay menidurkan Jungwon perlahan.

***

Plak!!...

"Bagaimana bisa kamu ceroboh meninggalkan adikmu sendirian, SUNO PANICH" Teriak Zee, Suno dan Peat sudah mencari Jungwon disekolah namun mereka tidak bisa menemukan batang hidung Jungwon.

Suno tidak membiarkan Peat mendapatkan tamparan dari Zee, karena dia merasa ini adalah kesalahannya, dia tadi buru-buru pulang kerumah karena mendengar bahwa Nunew jatuh, dan dia melupakan Jungwon.

"Sebelum kamu menemukan Jungwon, jangan pernah kembali kerumah ini!" Tegas Zee, lalu dia pergi meninggalkan Suno, Suno menangis bukan karena perkataan Zee atau tamparannya, melainkan karena dirinya lalai menjaga Jungwon, harusnya dia tau bahwa Jungwon adalah anak yang paling berharga bagi Zee dan Nunew.

"Phi, tolong jangan bilang Papa ya, kalo Jungwon belum pulang, Suno gak mau Papa khawatir, biar sekarang Suno cari Jungwon, Phi juga tolong jagain Papa" Ujar Suno kepada Peat, yang sedari tadi menyaksikan adiknya ditampar oleh sang Daddy.

"Phi juga ikut cari ya" Balas Peat, Suno menggelengkan kepalanya.

"Gak usah Phi, aku takut Papa curiga, lebih baik Phi jagain aja Papa" Jelas Suno.

Lalu dia pergi meninggalkan rumah itu, sesuai perkataan Zee, dia tidak akan pulang sebelum menemukan Jungwon.

Triddddd.....

Suno melihat siapa yang menelponnya, handphonenya menunjukkan nama 'Jay', lalu dia mengambil handphonenya dan mengangkat telepon dari Jay.

"Halo paan?".

"..."

"Lo serius?".

"..."

"Gua cuma nanya anjing".

"..."

"Yaudah gua kesana sekarang".

"..."

"Bacot".

Lalu Suno mematikan telponnya secara sepihak, setelah mendengar perkataan Jay yang mengatakan bahwa Jungwon ada diapartemennya, Suno langsung menuju ke Apartemen milik Jay.

"Sialan!!" Teriak Suno ketika melihat cahaya lampu truk yang berasal dari depan mobilnya.

Brak.......

Suara dentuman keras terdengar hingga beberapa kendaraan menghentikan lajunya, Suno yang sudah berlumuran darah, masih mampu membuka matanya, dia merangkak keluar dari mobilnya, dia berjalan tertatih-tatih menuju rumahnya.

Ketika sampai dikediaman Zee Pruk, Suno membuka pelan pintu, dan betapa terkejutnya Nunew, Zee dan Peat melihat Suno berlumuran darah.

"J-jungwon, ada di apartemen Jay" Lirih Suno dengan sulit, dia kesulitan untuk berbicara karena tepat didadanya terkena serpihan kaca.

Bruk.....

"SUNO!!" Teriak Nunew, dia berlari kearah Suno yang sudah tergeletak, Nunew tidak memperdulikan kakinya yang terkilir karena terjatuh tadi.

"Suno, bangun Suno!!" Teriak Nunew tepat ditelinga Suno, wajah Suno sudah dipenuhi darah, baju yang ia kenakan sang mencolok bahwa dia mengalami kecelakaan.

***

Disebuah ruangan bernuansa putih, terlihat beberapa orang sedang menunggu dokter keluar, Nunew tidak henti-hentinya menangis setelah melihat apa yang terjadi kepada putranya Suno.

"Papa...." Lirih Jungwon ketika melihat Nunew sedang menangis dibidang dada Zee.

"Jungwon..." Jungwon langsung menghampiri Nunew dan memeluknya, Nunew merasakan tubuh Jungwon sangatlah panas.

"Kamu sakit?" Tanya Nunew, Jungwon menggelengkan kepalanya sembari terus menangis terisak-isak.

"Maaf Khun, tadi Jungwon nangis didepan gerbang sekolah terus waktu saya datengin Jungwon, dia langsung pingsan, akhirnya saya bawa ke apartemen saya, dan Jungwon memang demam, tubuhnya tadi panas" Tutur Jay, Nunew melirik kearah Jungwon lalu mengelus rambut anak itu.

"Sttt jangan nangis lagi oke, Jungwon lagi demam sekarang Jungwon pulang sama P'Peat na, nanti ditemenin P'Nat" Jelas Nunew, namun Jungwon tetaplah Jungwon, dia menggelengkan kepalanya enggan meninggalkan sang kakak yang masih berada di ruangan UGD.

"Hiks... Jungwon gak mau hiks... Bang Suno disana ditusuk-tusuk jarum hiks..." Tangis Jungwon, Nunew menangkup pipi Jungwon sembari menghapus air mata anak itu.

"Kalo Jungwon sakit, nanti Abang Suno makin Khawatir, apalagi dia gak suka liat kamu sakit, jadi Jungwon istirahat dulu, kalo udah sembuh baru boleh kesini lagi oke" Jelas Nunew, Jungwon mengangguk pelan mendengar itu, namun air matanya terus mengalir deras ke pipinya.

"Sekarang Jungwon pulang dulu sama P'Peat oke" Lalu Jungwon berdiri dan langsung memeluk Peat, Peat yang tidak ingin membuat Jungwon terus terisak langsung memangku tubuh Jungwon, diikuti oleh Jay, Nat dan Max.

"Zee, kalo nanti Suno butuh apa apa, lo langsung telpon gua ya, soalnya Tommy suruh gua balik" Ujar Jimmy, Zee mengangguk lalu Jimmy menepuk pundak Zee.

"Yang kuat, gua yakin lo lo bisa ngelewatin semua ini" Ucap Jimmy, Zee tersenyum tipis mendengar perkataan itu, dia merasa sangat bersalah setelah kejadian dimana dia menyuruh Suno untuk tidak kembali sebelum menemukan Jungwon.

TBC
ขอบคุฌค่ะ

HiaNu Lost Heart [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang