Chapter 05. Sahabat yang bisa di sebut keluarga.

339 44 1
                                    

Hal pertama yang ku lihat adalah langit-langit ruangan dengan desain atap kayu yang sederhana.

"Sudah bangun?"

Sebuah suara terdengar di sampingku, saat aku melihatnya ternyata itu adalah Veldora. Ternyata semua itu bukan mimpi, dia benar-benar ada di sini. Dia sedang duduk dan menyimpan manga yang tengah dia baca di meja kecil di sampingnya.

"Bagaimana kau bisa menemukan ku?"

"Aku tidak tau apa yang kau lakukan sehingga aku tidak bisa menghubungi dan melacakmu. Aku mulai berpikir kalau kau mulai menyegel koridor jiwa antara aku dan dirimu, tapi sepertinya ada masalah yang sedang kau alami sehingga segel itu memiliki kelemahan, jadi aku tidak menyia-nyiakan kesempatan emas ini untuk datang ke sini."

Sepertinya hal yang terjadi dalam diriku membuat Veldora mendapatkan kesempatan untuk menerobos penghalang yang telah ku buat dengan Ciel.

"Kau, apa yang terjadi dengan mu? Kenapa kau tiba-tiba melakukan semua ini?"

Dia menatapku, penuh dengan kecurigaan sekaligus khawatir. Entah kenapa secara refleks aku membalikan tubuhku ke sisi lain, tidak ingin menatap mata Veldora.

"Ini tidak ada hubungannya dengan mu. Untuk sekarang kembalilah." 

"Ahh, aku menolak nya dengan keras. Aku sudah menunggu begitu lama, dan akhirnya aku menemukan mu. Dan kau ingin aku pergi begitu saja, tidak sampai kau menjelaskan situasi mu saat ini."

"Tidak seperti kau bisa membantuku."

Boom!

!!!

Ledakan keras terjadi di belakangku, itu adalah Veldora yang memukul dinding kayu di sampingnya. Membuat lubang besar di rumah kecil ini, beberapa pohon yang se arah dengan pukulan Veldora terhempas karena kekuatannya.

Veldora memiliki wajah yang menyeramkan, dia mengigit bibirnya dengan mata yang memerah.

"Kenapa kau se egois ini Rimuru!? Kau pergi begitu saja, memutus koridor jiwa dengan para bawahanmu. Pergi entah kemana selama 1000 tahun terakhir. Sudah cukup bukan?" Dia berjalan ke arah ku, karena posisinya yang berdiri, aku menatapnya sedikit mendongak ke atas ketika aku sedang duduk.

"Apa kau tidak mengetahui seberapa khawatir mereka? Apa kau tidak tau seberapa putus asanya mereka? Pemimpin mereka pergi begitu saja dan memutus koridor jiwa yang telah tersambung lebih dari 6000 tahun. Apa kau mengerti bagaimana perasaan mereka ketika kau pergi!?"

"Aku tau."

Dia menarik kerah ku dengan keras, aku bisa melihat jejak kemarahan dari Veldora meningkat melalui matanya.

"Jangan membalas dengan ekspresi datar seperti itu sialan! Kau membuatku kesal. Aku tidak tau apa yang sebenarnya terjadi, tapi aku yakin ada masalah yang sedang kau hadapi, kau tidak akan pergi begitu saja tanpa alasan."

"Kalau aku memang ingin pergi meninggalkan mereka karena bosan, kau mau apa?!" Masih tanpa ekspresi aku membalasnya, aku bisa melihat Mata Veldora yang memerah dengan banyak urat yang menjalar di kepalanya.

"Kalau begitu aku akan menghajarmu dan membawa mu kembali."

"Yakin bisa melakukannya!?"

Bamm!!!

Hal pertama yang ku rasakan, adalah rasa sakit yang terasa di wajahku. Seharusnya aku tidak bisa merasakan rasa sakit serangan fisik, namun Veldora berhasil membuat ku merasakannya.

Tubuhku terombang-ambing karena pukulannya menabrak pepohonan.

"Kau meremehkan ku bukan?"

Di balik asap itu, bayangan Veldora terlihat sangat mengerikan dengan mata nya yang menyala. Sepertinya aku benar-benar membuatnya marah.

"Hah ... " Aku bersandar di reruntuhan pohon yang bertumpuk karena kekuatan pukulan Veldora yang mendorongku. Penghalang yang menyelimuti tubuhku ternyata retak karena pukulannya.

"Perasaan ku saja, atau kau memang menjadi lemah? Beberapa titik mulai terhubung, aku sedikit menyadari alasan mu pergi. Itu ada kaitannya dengan kau yang tidak bisa menggunakan sebagian kekuatan mu bukan? Heehhh ... Bukan kah itu akan membuat ku mudah untuk menyeret mu kembali ke Tem–."

"Siapa yang lemah?"

Bamm!!

Pukulan ku mengenai wajah Veldora, membuatnya terpental jauh ke belakang.

"Ku bilang siapa yang kau bilang lemah dasar kadal sialan."

"Kau Rimuru."

Dia menunjuk ku tanpa ekspresi dengan tangan satunya lagi yang menyentuh pipi nya, itu adalah letak pukulan ku sebelumnya.

"Begitu, hampir 70% kau tidak bisa menggunakannya kan? Sesuatu yang berbahaya sedang terjadi dalam dirimu bukan? Dia menggerogoti jiwamu?"

"Kau terlalu banyak bicara bukan? Ah, aku lupa kalau Veldora memanglah naga yang suka membual dan ingin semua orang tau kalau dirinya lah yang terpintar dan terkuat."

"Membual? Sepertinya kau masih belum mengenal diriku lebih baik meskipun sudah bersama sejak lama. Aku ini memang yang terpintar dan terkuat tau." Dia memandang ku remeh dengan seringainya.

"Tch, kau membuat ku kesal." Meluncur kembali ke arah Veldora aku memukulnya dengan sekuat tenaga. Namun dia tidak bergeming sama sekali, pukulan ku mengenai telak pipinya. Bahkan energi yang keluar dari pukulan itu membuat tanah yang dia injak hancur sekaligus pepohonan yang mulai terhempas.

Veldora hanya menatapku tanpa ekspresi. Ternyata memang mustahil ya, sulit untuk mengalahkan Veldora di situasi seperti ini.

"Berbagai hal aneh terjadi, semua itu tepat ketika Evolusi mu selesai bukan?" Veldora menangkap tanganku dengan lembut dan menatap ku.

Aku menepis tangan Veldora dengan kasar dan mendecih pelan.

"Ya, kau benar. Apa kau sudah puas?"

"Tapi bukannya Evolusi mu berjalan dengan baik?"

"Itu tidak ada hubungannya dengan mu, aku ingin kau pergi sejauh mungkin dari hadapan ku." Aku berbalik dan berjalan menjauh, tapi Veldora mengikutiku dari belakang.

"Ah, aku mulai mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Sedari tadi kau ingin aku pergi, sepertinya masalah mu itu mengikut serta kan semua orang yang terhubung dengan koridor jiwa, meskipun kau sudah memutus kontak dengan mereka, jika kau berada di dekat mereka. Ada kemungkinan besar kalau mereka juga akan terseret bahaya, apa aku benar?"

"Salah."

"Ternyata benar."

"Ku bilang salah!!"

"Ohh, kau lebih manis dengan ekspresi mu yang seperti itu." Dia menggodaku dengan seringainya.

"Matilah naga sialan." Mempercepat jalan ku, Veldora menahan lengan ku. Saat aku menatapnya kembali, wajahnya telah menjadi serius.

"Aku ingin tau semuanya, beri tahu aku apa yang sebenarnya terjadi."

Aku sedikit ragu untuk sesaat.

"Spekulasi mu tidak salah."

"Aku ingin mendengarnya langsung dari mulutmu, semua masalah mu."

Menghempaskan tangan Veldora aku berjalan dan duduk bersandar di batang pohon, menghela nafas berat karena sifat keras kepala Veldora.

Benar, semuanya terjadi lebih dari 1000 tahun yang lalu. Pasca Evolusi selesai dengan sempurna.

Bersambung.

A Long Lost FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang