Chapter 02. Gadis misterius.

373 47 2
                                    

Kota yang ramai dengan dekorasi abad pertengahan, dalam sebuah restoran yang terkenal di kota itu. Banyak para petualang dan juga warga biasa yang biasanya makan di sana, makan dan minum bir dengan suasana yang santai dan ramai karena telah menyelesaikan pekerjaan masing-masing yang mereka punya.

"Bwahaha, Dia ketakutan saat melawan Goblin?" Tawa dari salah satu pelanggan bergema, menertawakan pemula yang duduk di sampingnya.

Pemula itu hanya bisa menunduk karena malu. Suasana lebih meriah kala waktu terus berjalan.

Pintu menuju restoran itu terbuka menunjukan individu misterius dengan jubah hitam yang menutupi seluruh tubuhnya, bahkan wajahnya saja tidak terlihat karena dia menggunakan tudungnya. Sosok itu berjalan santai menuju meja kosong, tidak ada yang memperhatikannya karena semua orang sibuk dengan urusan nya masing-masing.

Bel yang ada di atas meja dia ayunkan membunyikan sebuah suara, membuat pelayan datang menghampirinya.

"Anda ingin memesan apa? ... Emm ... Nona? Tuan?"

"Ini, ini, dan ini." Jemarinya menujuk ke arah menu yang ada, memperlihatkan jemari mungilnya dengan warna kulit putih pucat bagaikan salju.

Pelayan itu tersenyum dengan ramah.

"Pesanan anda akan segera di buat, tolong tunggu sebentar." Pelayan itu kemudian pergi namun tak selang lama dia kembali.

"Untuk menunggu pesanan anda tiba, kami menawarkan bir khusus yang di buag oleh restoran ini. Semoga anda menikmatinya."

Sosok yang duduk sedikit mengangguk seraya mengambil bir yang tadi di berikan, meneguk nya perlahan.

"Dan hyat!! Aku memotong mereka menjadi dua dengan mudah!! Yah, itu wajar karena aku adalah seorang veteran jika membicarakan monster Hahahah." Suara bising terdengar di meja bekalang yang ramai.

Tidak, tempat ini memang sangat berisik karena banyak obrolan di sana sini.

"Hey, apa kau mengetahuinya? Kalau kerajaan telah menobatkan pahlawan baru yang telah mereka panggil."

"Pahlawan yang di panggil dari dunia lain ya? Hmm, sebenarnya aku meragukan mereka. Mereka orang asing dari dunia lain, namun mereka di suruh menyelematkan kita dari iblis sialan itu? Apakah mereka benar-benar akan bertarung atau lari ketakutan. Kita sudah tau apa yang akan terjadi, hahaha."

"Benar juga ya, entah ini sudah pemanggilan yang keberapa. Namun semua hasilnya sama saja. Antara mereka yang lari ketakutan, atau tidak berniat melawan, atau pun memberontak. Pada akhirnya mereka sama sama mati."

"Oi, jangan seperti itu. Rumor mengatakan kalau pahlawan yang di panggil saat ini berbeda dengan pendahulu nya. Banyak orang mengatakan kalau mereka itu sangat kuat dan baik. Membantu para warga yang kesulitan dan bertarung melawan monster di garis depan."

"Itu benar-benar cerita yang klise, rumor seperti itu selalu muncul ketika mereka sedang hangat."

"Ini pesanan anda, Nona." Nampan makanan di taruh di atas meja dari sang gadis dengan tudung yang menutupi seluruh tubuh dan wajahnya. Dia hanya mengangguk samar sebagai balasan.

Pelayan itu kembali ke tugas nya yang harus dia lakukan, sesekali melirik ke belakang menuju meja yang sebelumnya dia layani. Dia penasaran sosoknya seperti apa di balik jubah itu.

Namun sayang, pelanggan itu masih mengenakan jubahnya bahkan ketika makan. Namun dia bisa melihat samar bibir merah muda yang tertutupi bayangan ketika dia memasukan makanan melalui sendok yang di pegangnya.

"Berisik ..." Suara nya yang rendah namun lembut terdengar oleh semua orang. Menyebabkan keheningan yang instan. Semua mata tertuju ke arah meja yang di tempati oleh gadis misterius itu.

"Nona, jika kau tidak ingin keributan. Jangan makan di sini, lebih baik makan saja di rumah dengan dot yang ada di mulutmu."

Seketika tawa meledak karena candaan dari salah satu pelanggan sebelumnya, dia adalah petualang dengan pedang yang ada di balik punggung nya.

"Aku tidak bisa makan dengan tenang, jadi diamlah." Suara nya yang lembut nan lemah kembali terdengar oleh semua orang, membuat mereka kembali berhenti tertawa.

Petualangan yang sebelumnya menjawab perayaan gadis tersebut memiliki perempatan di wajahnya, terlihat kalau dia sangat kesal.

"Oi, oi. Apa kau tidak mendengarku? Jika kau memang ingin makan dengan tenang, pergilah kemanapun kau mau. Semua orang tau kalau tempat ini tempat peristirahatan bagi kebanyakan para petualang karena tempatnya yang nyaman untuk bersantai." Dia berjalan ke arah meja gadis itu dengan kesal.

Gadis itu hanya diam sembari memakan makanannya, karena suasana di sana sudah menjadi hening. Tanpa ada satupun yang bicara.

"Oi!! Jangan mengabaikan ku!" Dia berteriak dengan keras sembari menjambak tudung dan menariknya dengan keras.

Ruangan yang senyap itu menjadi lebih hening, bahkan para pelayan yang melihat dengan gusar terperangah ke arah meja tempat gadis sebelumnya. Mereka memiliki blush kecil di pipi mereka.

Setelah tudung itu di buka, rambut biru keperakan nya terlihat, rambut yang sehalus sutra. Dengan kelopak mata yang lentik dan wajah feminim. Iris emasnya terlihat sangat menawan dengan perawakannya, meskipun wajahnya tanpa ekspresi namun kecantikannya tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata.

Petualang yang sebelumnya menarik tudungnya, terkejut bukan karena pertama kali melihat keindahan. Dia refleks melepaskan tudung sang gadis sambil mundur beberapa langkah ke belakang dengan wajah yang merah.

Gadis itu tidak memperdulikan apa yang terjadi di sekitarnya, dia mulai fokus kembali menyantap makanannya.

Setelah dia selesai menyantap makanannya, dia menaruh beberapa koin silver di atas meja dan menudungkan kembali kepalanya hingga menutupi wajah. Keluar dari restoran yang hening itu, yang setiap mata tertuju ke arahnya. Tidak memperdulikan apapun, dia keluar begitu saja.

Teriakan dari dalam restoran terdengar begitu keras, bahkan membuat orang-orang yang berjalan kaki keheranan. Yang mereka sadari hanyalah teriakan itu muncul ketika orang misterius itu keluar dari restoran.

Sejak hari itu, mereka selalu menatap orang orang yang datang menggunakan jubah. Karena penasaran dengan wajah yang tertutupi oleh tudung yang mereka pakai. Namun sayang, pria kekar lah yang di balik jubah itu. Gadis yang mereka temui saat itu sudah tidak pernah terlihat lagi.

Bersambung.

A Long Lost FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang