PART 3

84 16 3
                                    

Flashback on

Satu tahun yang lalu, Ayah hendak ke kantor. Tapi di tengah jalan, Ayah melihat ada sebuah mobil mengalami kecelakaan tunggal yang telah di tangani oleh Polisi. Polisi juga telah mengatur lalu lintas yang tadi sempat macet.

Ayah melajukan mobilnya dengan pelan. Tak sengaja Ayah melihat seorang anak kecil berusia 6 tahun sedang menangis di gendongannya salah satu Polisi.

Saat Ayah melihat wajah anak yang sedang menangis sambil memanggil Ayah, Bunda, Oma, Opa, Kakek dan Neneknya, Ayah pun meminggirkan mobilnya dan segera keluar dari mobilnya.

Ayah kemudian meminta ijin pada Polisi yang sedang berjaga untuk mendekati anak itu.

"Permisi Bapak," Ayah.

"Iya Bapak, ada yang bisa saya bantu?" Ucap Polisi itu dengan nada ramah.

"Boleh saya mendekati anak itu, Pak?" Tanya Ayah sambil menunjuk Anak 6 tahun itu.

"Apakah Bapak mengenalnya?" Tanya Bapak Polisi itu.

"Iya Pak, saya mengenalnya. Dia anak sahabat saya," Kata Ayah.

"Baiklah Pak, kalau begitu mari saya antar," Kata Bapak polisi itu.

"Iya Pak, terima kasih," Ucap Ayah.

"Iya sama-sama Pak," Jawab Pak Polisi itu.

Ayah kemudian di antar Bapak Polisi itu ke tempat kecelakaan.

"Maaf Pak, ini saya mengantar seorang Bapak yang mengaku mengenal korban," Kata Bapak Polisi tadi sambil menunjuk Ayah.

Bapak Polisi yang menggendong Ilham pun berbalik badan dan melihat ke arah Ayah.

"Oh iya Pak. Biarkan Bapak ini bersama saya. Silahkan anda kembali ke tempat semula," Ucap Bapak Polisi yang menggendong Ilham.

"Baik Bapak, kalau begitu saya permisi," Ucap Polisi itu.

"Iya Pak, silahkan," Ucap Ayah dan Bapak Polisi yang tengah menggendong Ilham. Bapak Polisi tadi pun meninggalkan Ayah bersama Bapak Polisi satunya dan Ilham.

Ayah melihat Ilham yang masih terus menangis hingga Ilham belum menyadari kalau Ayah telah berada di dekatnya.

"Bapak benar mengenal keluarga anak ini?" Tanya Bapak Polisi yang di nametagnya bernama Edwin.

"Iya Bapak, Ayah anak ini sahabat saya," Ucap Ayah.

Bapak Polisi Edwin mengangguk tanda mengerti.

Mendengar suara Ayah, Ilham pun melihat ke arah Ayah.

"Om Ananda," Panggil Ilham pada Ayah dengan suara serak karena kebanyakan menangis.

Ayah melihat ke arah Ilham dan tersenyum.

"Iya ini Om Ananda, Ham," Ucap Ayah.

"Adek mengenal Om ini?" Tanya Bapak Polisi Edwin. Ilham mengangguk.

"Iya Bapak, Ilham kenal dengan Om ini. Om ini teman Ayah. Beliau sering main ke rumah," Jawab Ilham.

"Kalau begitu, Adek mau ikut dengan Om Ananda? Karena Bapak mau membantu mereka menolong Ayah, Bunda, Oma, Opa, Kakek dan Nenek mu," Tanya dan ucap Bapak Polisi Edwin.

"Iya Bapak. Terima kasih ya Bapak udah nolongin Ilham, Ayah, Ibu, Oma, Opa, Kakek, dan Nenek Ilham," Kata Ilham.

"Iya sama-sama adek," Ucap Bapak Polisi Edwin sambil mencium pipi Ilham.

Bapak Polisi Edwin pun menyerahkan Ilham pada Ayah. Ayah menerimanya dengan senang hati.

Bapak Polisi Edwin kemudian membisiki Ayah.

KESABARAN BERBUAH KEBAIKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang