Fatal

1.6K 146 6
                                    


"Semua manusia memiliki

Warna diri yang berbeda

Janganlah dibandingkan dengan orang lain

Walau warnanya tak biasa

Inilah aku

Ku tidak pandai menjalani hidupku"


Seorang perempuan dengan baju kemeja putih serta celana jeans yang ia kenakan terlihat sedang duduk di atas sebuah kasur di salah satu kamar sebuah motel, dia seperti sedang menunggu seseorang. Tangannya ia genggam erat, serta kakinya ia silangkan. Tampak ada sedikit ketakutan dalam wajahnya.

"Huuuuuf" helaan nafas panjang Marsha terdengar jelas memenuhi ruang kamar. Semenit kemudian ia di kagetkan dengan kemunculan laki-laki yang baru keluar dari dalam kamar mandi. Laki-laki itu terlihat seperti berumur 45 tahun, ia mengenakan kemeja warna hitam serta celana jeans kemudian menghampiri Marsha. Laki-laki itu berjongkok di bawah kasur dan mulai memegang wajah Marsha.

"Beautiful" ucap laki-laki itu. Sementara Marsha masih dengan posisi pertamanya, mata Marsha melihat ke arah laki-laki tersebut. Terlihat jelas ada kegundahan yang Marsah rasakan saat ini.

"Ini baru pertamakali untuk kamu ya? It's ok baby jangan takut, saya janji ga akan sakit" ucap laki-laki itu merayu Marsha. Laki-laki itu kemudian bangkit mengambil selembaran cek serta uang tunai 5 juta rupiah.

"Nih, cukup? Setelah kita bersenang-senang malam ini akan saya transfer ke rekening kamu, dan ini saya tambahin bonus buat kamu karena kamu sangat cantik Marsha" ucap laki-laki itu memberikan kertas cek serta uang tunai ke Marsha.

Seperti tidak percaya dengan apa yang ada di hadapannya sekarang, Marsha melihat uang tunai 5 juta serta kertas cek yang bertuliskan 30 juta rupiah. Tangannya sedikit gemetar, jantungnya berdegup kencang, pikirannya seakan gelap. Ia mulai gelisah, bertanya-tanya kepada dirinya sendiri "apa yang ia lakukan ini benar?"

Kemudian laki-laki itu mulai menggenggam tangan Marsha menariknya ke posisi berdiri. Dibawanya Marsha ke pojok tembok kamar. Marsha yang diperlakukan seperti itu tidak bisa berkutik. Jantungnya kini benar-benar berdegup tak karuan, tubuhnya pun sedikit gemetar karena gugup. Di dalam hatinya pun masih bertanya-tanya apakah ia harus benar-benar melakukan ini untuk mendapatkan uang.

Cup. Laki-laki itu mulai mencium kening Marsha. Marsha terlihat sangat tidak nyaman atas perlakuan itu. Ia ingin mencoba merenggangkan jaraknya dengan laki-laki itu tapi apa daya tubuhnya sudah benar-benar menempel pada tembok di belakangnya.

"Kita pemanasan dulu" ucap laki-laki itu tepat di telinga Marsha, dan kini mulai menciumi pipi Marsha. Lanjut ia akan mencium bagian bibir Marsha yang merah, tapi Marsha langsung membuang mukanya. Melihat Marsha melakukan itu, laki-laki itu kemudian menarik kencang tubuh Marsha kedekapannya. Saat ini sudah benar-benar tidak ada lagi jarak diantara keduanya. Marsha hanya pasrah dengan keadaan yang ia terima sekarang.

Laki-laki itu mulai menciumi leher serta telinga kiri Marsha. Marsha yang merasakan itu hanya bisa memejamkan matanya, nafasnya kini mulai sedikit berat. Seakan tersihir dengan leher Marsha yang indah laki-laki itu sampai menjilatinya serta menggigitnya kecil.

"Aw" teriak Marsha yang merasakan sakit akibat perlakuan brutal laki-laki itu kepada lehernya. Tak menghiraukan suara Marsha, laki-laki itu kini makin berani membuka kancing atas baju Marsha dengan sedikit paksaan yang mengakibatkan kancing pertama dari kemeja itu terlepas. Seperti sudah mulai bernafsu, laki-laki itu kini mulai meremas bokong Marsha dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya mulai meremas payudara kiri Marsha. Sambil diposisi tersebut, ia kembali menciumi leher Marsha lebih ganas dari sebelumnya. Marsha mulai merasa sangat takut, rasanya ia ingin menangis saat itu juga. Tangannya hanya bisa mengepal dengan kuat menerima perlakuan demi perlakuan dari laki-laki itu. Ingin rasanya ia keluar dari tempat tersebut.

DENIALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang