Chapter 4

3.7K 138 0
                                    

Apa yang dilakukannya? Apa dia mabuk? Dan jantungku berdebar-debar.

"Apa yang kamu lakukan?",tanyaku. Tak ada respon dari Delvin. Aku pun mencoba melepaskan diriku dari pelukan Delvin.

Tapi tiap kali bergerak ia mempererat pelukannya hingga membuatku tak dapat bergerak lagi. "Hei! Ayo jangan pura-pura tidur. Lepaskan aku", kataku.

"Engga... tunggu sebentar. Pelukkan ini nyaman untukku.", jelasnya. "Iya nyaman untukmu tak nyaman untukku.", balasku ketus. Tapi aku bohong. Aku sangat nyaman dipelukan ini.

Dipelukkannya aku dapat mendengarkan detak jantungnya yang juga berdebar. Jantungku sudah berdebar dari tadi. Pasti ia mendengarnya. Tapi aku suka pelukkan ini. Membuatku merasa aman dan nyaman.

Tak lama kemudian aku mendengar Delvin yang mendengkur. Aku ingin tertawa. Aku melepaskan pelukkanya. Dan aku kembali menyelimutinya. Good Night Delvin, kataku dalam hati.

"Ayo bangun Liza", oh mama ? Aku segera beranjak dari tempat tidur dan bergegas mandi. Aku memakai sweater pink dan black skirt.

Memakai make-up , dan turun ke lantai 1 untuk sarapan. Ketika aku menuruni tangga aku melihat Delvin yang sedang makan roti bakar.

"Morning Princess...", sapanya. "Morning", balasku. Pagi ini aku sarapan sereal. "Liza, hari ini kamu berangkat sama Delvin ya", kata papa.

"Lo? Kok ga sama papa?", tanyaku. "Kasihan Delvin sendirian.", jawab papa. "Engga mau. Kamu engga mau bareng aku kan Delvin? Iya kan?", tanyaku lagi.

"Siapa bilang tidak mau. Aku mau banget. Bolehkan om?", "Tentu saja boleh", papa memberi ijin. Aku hanya terkejut mendengar hal itu.

Sejak kapan papa memperbolehkan seorang cowok yang mendekatiku. Biasanya papa paling cerewet kalau urusan cowok. Apalagi cowoknya Delvin

Aku berangkat dengan Delvin. Aku naik motor. Dan untuk pertama kalinya aku naik motor. Aku menggunakan rok bagaimana caranya naik?

Delvin memegang pinggangku dan langsung mengangkat tubuhku, meletakannya dia atas motornya. "Ga ada cara yang lebih baik?", tanyaku kesal.

"Engga", jawabnya santai. Delvin duduk diatas motor. "Peluk aku. Nanti kamu jatuh lo", kata Delvin. "Ga mau."

Delvin langsung tancap gas dan mengendarai motor dengan kecepatan tinggi. Karena takut aku memeluknya. "Jangan ngebut" , "Ha?! Apa?!", kata Delvin yang membuatku kesal.

Sesampai di sekolah semua mata tertuju pada kami. Dan Delvin lagi-lagi mengangkat tubuhku dan menurunkanku. Semua orang melihatku dan Delvin tertawa. Aku malu karena aku pasti dianggap anak kecil.

Aku langsung berjalan menuju gedung sekolah. "Kau tidak menungguku, Princess?" , kata Delvin merengek. "NO", kataku meninggalkannya.

"Liz, kamu kok bisa bareng Delvin?", tanya Karen. "Ceritanya panjang, nanti saja kuceritakan.", kataku.

Saat istirahat aku menceritakannya pada Karen, Mary, dan Sara. Tapi yang pelukkan tidak. Dan tiba-tiba ada seorang yang menarikku. Delvin? "Apa?", tanyaku.

"Ikut aku", jawab Delvin dan berjalan sambil menggandeng tanganku. Tanpa sempat aku pamit pada ketiga temanku.

Aku berusaha melepaskan tanganku tapi dia malah memegang tanganku semakin erat. Dan ia berhenti di taman sekolah.

"Hari ini kau akan menginap dirumahku", katanya yang membuatku terkejut. Aku hanya bisa menganga dan mematung.

"Hei dengar ga?!" , ujarnya lagi. "Kenapa harus menginap dirumahmu? Aku punya rumah sendiri.", kataku. Aku langsung membuka HPku dan akan menelepon mamaku. Tapi disana ada sms dari mama.

Mama :Liza sayang nanti malam kamu menginap dirumah Delvin ya.... Besok kan Sabtu. Mama dan papa harus menyelesaikan tugas dan tak bisa pulang malam ini. Mama sayang kamu.

Membacanya aku tak dapat berkedip. Tak percaya pada kelakuan mama dan papa yang begitu percaya terhadap Delvin.

"Kau akan pulang bersamaku nanti", kata Delvin. Aku hanya mengangguk lemas. "Iya tapi sebelum menginap dirumahmua aku mau mengambil bajuku.", "Ya".

*bel pulang sekolah

Aku segera pulang bersama Delvin. Aku berjalan bersama Delvin menuju parkiran. Dan aku pulang bersama Delvin.

"Aku masuk duluan mau menyiapkan baju. Kamu mau nunggu di luar atau dalam? Aku hanya sebentar.", ujarku. "Di luar saja. Cepat ya!" .

Aku segera bergegas untuk menyiapkan bajuku. Aku pun sudah siap. Aku segera turun dan menemui Delvin dibawah. Aku segera berangkat menuju rumahnya Delvin. Dalam hati aku masih bingung apa yang akan aku lakukan disana. Selama diperjalanan aku tak dapat membuka pembicaraan.

"Hei kau sudah sampai. Sampai kapan kamu melamun?", kata Delvin mengejutkanku.

Aku melihat rumah Delvin. Astaga. Rumahnya besar sekali?! "Mamamu mana?" , tanyaku lagi. "Masih kerja nanti malam pulangnya", jawab Delvin.

"Kau mau makan apa?", tanya Delvin. "Apa saja" , aku tak bisa percaya. Aku akan berduaan lagi dengan Delvin. Jantungku bedebar lebih kencang dan pipiku terasa panas.

"Jangan merah gitu dong", kata Delvin memegang pipiku. Dan bukannya berhenti jantung ini semakin berdebar. Aku tak dapat melihat wajahnya terlalu gugup untuk menatapnya.

-----------------------------

Hi... maaf lama updatenya. Dan maaf juga bagian ini kurang bagus pada akhir part.

Tapi Terima Kasih untuk membaca sampai sini.

Jangan lupa vote + comment :)
xoxo♡

Sweet Girl Fall in Love with Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang