Chapter 8

3.1K 109 1
                                    

Dan.... sakit sekali punggungku.

Terasa benda dingin yang menancap di punggungku. Terasa seperti air mengalir dari punggungku. Sebelum benda dingin itu tertancap aku berlari ke arah Delvin.

"Apa yang kamu lakukan?", tanya Delvin yg panik memelukku. Aku tak bisa menjawab. Rasa sakit dipunggungku membuatku tak dapat berkata-kata.

Aku merasakan di keningku titik-titik air menetes. Aku berusaha sekuat tenaga melirik keatas. Kulihat mata Delvin yg basah, berlinang air.

Aku sudah tak kuat lagi. Benda dingin itu sangat membuatku menderita. Delvin aku sudah tak kuat.

( Delvin POV )
"Elizaaaa.... aaaaaaa...", aku berteriak sekeras mungkin saat matanya tertutup. Air mataku tak tertahankan.

Kulihat stupid brother itu berlari, tetapi aku melihat orang-orang mengejarnya. "Tunggu sebentar. Ambulance akan datang", kata seseorang.

Aku tak menoleh. Aku memeluk tubuh Eliza sangat erat. Aku tak menyangka stupid brother itu akan membunuhku. Dan sekarang Eliza jadi korban.

Dia tak waras! Aku melihat wajah Eliza yang semakin pucat. Dan darah segar dipunggungnya tak berhenti mengalir.

Eliza bertahanlah.

( Eliza POV )
Bayangan putih. Apakah aku di surga? Kubuka mataku yang kulihat ruang putih. Nafasku tidak enak. Aku merasa ada sesuatu di hidungku.

Aku melihat ke kanan dan seorang duduk di sofa. Buram tak jelas siapa. Punggungku masih sedikit perih.

Aku kembali menatap orang yang di sofa itu. Samar-samar seperti Delvin. "Vin....", ujarku lirih dan pelan. Entah aku dapat membuatnya dia menoleh atau tidak.

Aku melihat Delvin yang bangun dari sofa dan berjalan kearahku. Aku tersenyum padanya. Dia tak tersenyum tapi titik-titik air keluar dari matanya.

"Maafkan aku Eliza.", katanya. Aku berusaha menghapus air matanya. Aku tersenyum. "Vin... sudah kubilang aku tak akan meninggalkanmu.", kataku pelan dan serak.

Delvin tak menjawab. Ia hanya memegang tanganku. "Mana ada bad boy menangis?", kataku.

"Aku tak menangis hanya mataku terasa pedih. ", kata Delvin menghapus air matanya. Jelas ia menangis terlihat jelas di matanya.

Aku hanya tertawa kecil melihatnya. "Sudah kamu istirahat lagi", kata Delvin berbisik padaku. Dan saat itu juga aku mencium pipinya.

"I love you Vin", "Love you more my princess" . Aku dapat melihat wajah Delvin yang kemerahan. Aku teesenyum padanya dan terlelap.

( Delvin POV )
Untuk kedua kalinya aku hampir kehilangan gadis yang aku sayangi dan itu semua karena stupid brother.

Entah apa yang membuatnya sangat membenciku sehingga ia tega untuk membunuhku. Tapi rencananya selalu gagal karena seorang gadis yang aku sayangi.

Apa yang dia lakukan membuatku semakin benci padanya.

Aku menunggu Eliza membuka mata indahnya kembali.

Tadi jantungku hampir copot dibuatnya. Dia mencium pipiku secara mendadak. Dan sukses membuat pipikku panas.

Aku ingin selalu menjaganya. Karena saat ini yang terpenting bagiku ada dia. Dia yang menjadi pusat duniaku , pusat pikiran , segala yang kulakukan selalu kuingatnya.

Love You Eliza.

-----------------------------

Hi Readers...
Maaf ..... Aku ga update lebih dari 1 minggu, karena lagi Ujian Akhir :')
Sorry partnya sedikit sekali T^T

Tapi... Thank You guys.. sudah baca sampai sini. :)
xoxo♡

Sweet Girl Fall in Love with Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang