Chapter 7

3.1K 103 1
                                    

Thank You kataku dalam hati dan mencium pipinya.

( Eliza POV )
Aku mencium parfum seseorang yang kukenal dan terasa cahaya menyilaukan yang membuat mataku terbuka perlahan. "Good Morning Princess....", terdengar sayu-sayu di telingaku.

Mataku yang masih buram dapat melihat wajah tampan yang mendekat kearahku dan ia mencium pipiku, dan membuat para arwahku bersatu kembali di dalam tubuhku.

"Delvin.... apa yang kamu lakukan?" tanyaku yang masih terkejut. "Kamu tidak merasakan? Aku menciummu", jawabnya. Vin apa kamu tidak sadar, kamu membuatku semakin menyukaimu.

"Sudah cepat mandi dinginkan pipimu yang merah itu", astagaaaa... pipiku merah. Jelas saja dia sudah membuat hatiku berdetak lebih cepat.

"Iya Boss!", jawabku. Aku tertawa melihatnya tertawa lebih dulu. "Aku mengajakmu main hari ini. Kamu mau?", ajaknya.

"Ga mau...", jawabku. "Lo kenapa? Aku memaksa", katanya lagi. "Ga mau nolak maksutku", aku berdiri dan mengacak-acak rambutnya dan bergegas mandi. Wajahnya merah. Ya... setidaknya aku membalasnya karena sudah membuatku berdebar di pagi hari.

Setelah selesai mandi, memakai baju , memoles make-up dan perfect. Aku turun dan melihat wanita cantik. Kira-kira usianya 44 tahun dan mirip Delvin. Pastinya mamanya.

"Morning Eliza", sapanya. "Morning tante. Terima Kasih tante, sudah mengijinkanku menginap disini.", kataku sopan.

"Iya Eliza sama-sama. Kau sudah besar sekarang ya", katanya lagi. Aku hanya tertawa kecil. Aku melihat kanan dan kiri mencari Delvin tapi tak ada.

"Hari ini kau mau pergi sama Blade ya?", tanya mama Delvin yang membuatku sangat kaget. "Eh... engga...", belum sempat melanjutkan kata-kataku kakak Delvin menarik tanganku. "Iya hari ini kita akan pergi".

"Hati-hati di jalan", ucap mama Delvin. Aku berusaha sekuat tenaga melepaskan tanganku dari kakak Delvin. Tapi semakin erat pula ia memegang tanganku.

"Aku hari ini pergi sama Delvin", ucapku. "Delvin tadi sakit perut. Dan menyuruhku menemanimu jalan-jalan". Tak mungkin Delvin seperti itu.

"Aku mau pergi sama Delvin...", kataku lirih. "Tapi dia tidak mau." , "Kau bohong! Jelas-jelas ia mengajakku tadi pagi", kataku mulai marah.

"Dia gampang berubah pikiran. Tadi ia bilang tidak mau padaku. Kalau ia sudah bosan denganmu ia akan meninggalkanmu. Bukankah sama saja pergi denganku?", aku tak percaya dengan kakak Delvin.

Bukannya aku ikut membencinya tapi perkataannya sangat membuatku kesal. "Kalau begitu baiklah", kataku. Aku sangat malas berdebat dengannya.

( Delvin POV )
Damn! Aku memakan roti bakar dari stupid brother itu. Harusnya aku tak makan. Jadi sakit perut begini. Aku akan menghajarnya jika ia benar-benar pergi bersama Eliza.

( Eliza POV )
Aku bosan melihat taman yang ramai ini. Sangat bosan. Blade, ya sekarang aku mulai memanggilnya Blade. Dia tak asyik!

"Kau haus", tanyanya. Aku menggeleng. Aku berharap Delvin akan datang. Aku merasakan tangan Blade di pinggangku. Wajahnya sangat dekat denganku.

Aku berusaha untuk mendorongnya tapi ia semakin memperat pelukkanya. "DELVIN!", teriakku.

BUGH!

Aku melihat Delvin menghajar kakaknya habis-habisan. "Ini buat kau yang berani membuat perutku sakit , mengajak Eliza jalan , dan berusaha meneluknya dengan kasar!", katanya marah.

Ia memanggil namaku. Karena sudah banyak orang menonton kami aku memeluk Delvin dari belakang. "Sudah Vin...", kataku.

Delvin berhenti dan menggandeng tanganku lalu megajakku jalan. Sebenarnya aku merasa kasihan pada Blade. Tapi ya dia sudah membuatku kesal hari ini.

"Kamu tidak apa-apa?", tanyanya lembut. Aku mengangguk dan tersenyum sikapnya sangat manis. "Kau memanggil namaku kan?", tanya Delvin malu-malu. Tapi lebih malu aku.

"Kau menyebalkan", kataku. Ia hanya tertawa. "Tapi kau menyenangkan.", sepertinya pipiku merah lagi.

Aku melihatnya berkeringat. Aku mengambil tissue dan mengelap keringat Delvin.

Tanganku gemetar, jantungku? Mau copot rasanya. Delvin hanya tersenyum dan memelukku.

"Will you be my girlfriend. Oh sorry i mean will you be my sweet girlfriend?", katanya berbisik padaku.

Astaga.... hatiku terasa bunga bertebaran. Dan para kupu-kupu menari-nari riang di hatiku. Ok terlalu alay. Intinya aku mau!

"Yes, i'll my bad boy", kataku berbisik di telinganya. Aku menjijit agar sampai ditelinganya. Delvin memperat pelukkanya.

"Itu tak akan terjadi." , kata seseorang dari belakang. Ia membawa pisau. Dan berlari kerarah Delvin.

Dan.... sakit sekali punggungku.

-----------------------------

Hi....
Terima Kasih udah baca sampai sini.
Jangan lupa vote + comment ya. :)
xoxo♡

Sweet Girl Fall in Love with Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang