Chapter 5

3.5K 133 2
                                    

Aku tak dapat melihat wajahnya terlalu gugup untuk menatapnya.

"Kau sudah pulang Delvin?", tanya seorang lelaki yang membuka pintu rumah Delvin. Aku melihat kearah Delvin yang tampaknya tak suka dengan lelaki itu. "Perempuan itu pacarmu? Cantik dan sweet. Kau pintar memilih.", lanjutnya.

"Bukan aku temannya Delvin. ", kataku membenarkan apa yang diucapkan lelaki itu. "Oh maaf... hanya teman ternyata." , "Iya", jawabku. "Sudah basa basinya!", kata Delvin dengan nada tinggi.

Aku terkejut dengannya karena sebelumnya dia tak marah. Kenapa dia marah? Delvin menarik tanganku dan membawaku masuk kerumanya dan menabrak lelaki itu.

"Kau tetap tidak sopan terhadap kakakmu Vin". Kakak? Itu kakak Delvin? Berbeda sekali dengan Delvin , tampilannya rapi dan elegant. "Berisik", ujar Delvin kasar.

Aku merasa tidak enak dalam situasi seperti ini. Aku pun tidak menanyakan apa-apa kepada Delvin. Aku tak mau ia marah padaku. Karena aku suka dia.

Ha?! Apa yang aku pikirkan?! Aku tahu aku seorang remaja yang menyukai seorang lelaki nanti. Tapi apakah harus dia?

Setelah itu Delvin membawaku ke kamar, dan menyuruhku untuk duduk. Aku duduk di atas kasur. "Kamu jangan dekati dia. ", katanya lembut. "Bukankah dia kakakmu?", "Dia bukan kakakku tapi musuhku.", nadanya kembali tinggi. Aku takut jika ia akan marah padaku.

"Dia selalu mengambil apa yang aku miliki. Saat papa mamaku bercerai aku ingin tetap bersama papa dan dia tidak mau. Akhirnya aku bersama mamaku. Dan saat ia kembali pada mama di berusaha mengambil perhatian mamaku dan kadang memfitnahku. Ketika aku mempunyai pacar dia mengambil pacarku. Dia selalu menang. Dan aku takut jika ia mengambilmu....", jelas Delvin.

Aku tak dapat berkata apa-apa aku hanya sedih mendengarnya. Kulihat raut wajah Delvin yang penuh kesedihan. Ia terlihat sangat lemah saat ini. Aku langsung memeluknya. Delvin tak berkata apa-apa.Tapi ia juga tak marah. Dan aku merasa dekat dengan Delvin.

"Jangan sedih. Aku tak akan meninggalkanmu. Aku janji", kataku padanya. Delvin membalas pelukanku dan pelukan kami semakin erat.

Aku pun melepaskan pelukanku. "Aku turun sebentar untuk mengambilkanmu kue.", kata Delvin.

Aku menyukainya. Ah?! Mikir apa aku ini?! Baru ketemu sudah suka!! Eliza sadar. Tapi.... Delvin keren siapa yang tak suka dengannya.

( Delvin POV )
Pertama kali ini aku terlihat lemah dan menyedihkan di depan perempuan. Aku tak mau melihatnya saat aku lemah seperti ini. Tapi dia malah memelukku. Dia memberikanku kekuatan.

Aku menceritakan sedikit bagian pahitku padanya. Dan aku merasa lega. Aku ingin memilikinya. Tapi aku takut my stupid brother akan mengambilnya dariku. Tidak akan kubiarkan!

"Kau meninggalkan cewek sweet itu sendiri di kamarmu?" , berisik sekali. Ingin ku tonjok wajahnya. "Aku akan mendekatinya", kata kakakku yang membuatku geram.

"Akan ku tonjok wajah jelekmu jika berani menyentuhnya dengan tangan busukmu itu!", kataku dengan kasar. "Keep calm broo... ", ujar kakakku dan ia pergi keluar.

Aku berharap ia keluar jauh. Sampai hilang. Aku sangat membencinya. Apa dia tak puas mengambil segela yang kupunya?

Aku segera naik dan memberikan kue coklat pada Eliza. Tapi Eliza tidur. Aku mendekatinya. Jantungku berdetak kencang. Aku menyentuh pipinya yang halus, dan mencium pipinya.

Dia manis. Aku menyukaimu Eliza.

( Eliza POV )
Tanpa sadar aku tertidur pulas. Mungkin aku lelah. Aku bangun dan melihat kue coklat di meja sebelah kananku. Aky memakanya. Aku mendengar suara keran air.

Dan mataku tertuju pada kamar mandi sepertinya ada orang. Seorang lelaki keluar. Memakai kaos putih dan celana panjang. Dan rambutnya basah sehabis mandi. Aku sangat malu melihat. Dia terlalu keren!

"Kau sudah bangun? Apa aku membangunkanmu?", tanya Delvin lembut. Aku hanya menggeleng. Aku tak berani mentapnya. Karena jantungku berdetak tak karuan.

"Kau tidak mandi? Apa mau aku mandikan?", tanyanya yang menggodaku dan berjalan mendekat ke arahku.

"Tidaaaaakkkkkk.... aku bisa sendiri.", kataku dan menginjak kakinya. "Ouch... sakit", katanya Delvin seperti anak kecil. Aku hanya tertawa melihat tingkahnya.

"Cepat mandi kita akan makan diluar.", katanya lembut. "Ok... tapi kita mau kemana?", tanyaku.

"Kemana-mana hatiku senang. Sudah cepat mandi.", katanya sambil tertawa. Aku lega melihat ia tertawa lepas. Dan aku segera mandi.

Setelah aku mandi aku memakai mini dress terbaikku yang paling sweet. Warna merah muda yang bermodel sailor. Dan aku memakai make-up.

Aku sangat senang dapat keluar dengannya. Aku dandan secantik mungkin. Aku ingin Delvin melihatku.

"Kau sudah siap?", tanya Delvin dan membuka pintu kamar. Dari kaca aku dapat melihat Delvin memkai kaos dan jeans yang keren dan aku juga dapat melihat kalau Delvin sedang melihatku dan menatapku.

"Kau cantik sekali", kata Delvin yang membuat wajahku semerah buah tomat yang segar. "Kau juga keren", kataku malu. Dan wajah Delvin memerah. Astaga kau manis sekali.

------------------------------

Hello..... :D
Terima Kasih membaca sampai sini.
Jangan lupa vote + comment ya :)
xoxo♡

Sweet Girl Fall in Love with Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang