Chapter 9

3.6K 105 3
                                    

Love You, Eliza.

( Author POV )
Delvin menunggu Eliza dengan meletakkan kepalanya di kasur Eliza dan tertidur. Eliza yang kembali membuka mata hanya tersenyun melihat pacaranya tersebut.

Tangan Eliza mengelus rambut Delvin.

( Eliza POV )
Thank You Vin. Kamu selalu ada buat aku. Aku sangat menyayangimu. Tapi, jujur Vin aku sudah tak kuat lagi. Aku tahu pertemuan kita singkat dan berakhir dengan singkat.

Aku melihat cahaya terang yang sangat menyilaukan. "Waktumu sudah habis, ayo sekarang kamu harus pergi". Kata orang itu.

Flasback on.
Aku membuka mata samar-samar ada bayangan putih yang sangat terang. "Waktumu habis".

Suara siapa? Waktu apa? "Siapa?", tanyaku. "Aku adalah malaikat pencabut nyawa. Dan sekarang aku harus menjemputmu", katanya.

Aku terkejut mendengarnya. "Tidak aku tidak mau.", kataku mulai terisak. Aku yang sangat jarang menangis tak dapat menerima semua ini.

"Kau harus pergi." , "Kalau begitu beri aku sedikit waktu untuk mengucapkan salam perpisahan terhadap pacarku itu.", kataku. Tangisanku semakin menjadi-jadi.

"Baiklah kalau begitu." , orang itu pergi. Aku melihat ke kanan dan seorang duduk di sofa.

Falsback off.

"Apakah harus sekarang?" , tanyaku. "Iya".

"Vin, entah kamu dengar atau tidak. Aku hanya ingin mengatakan sesuatu padamu. Aku sangat marah saat pertama kali melihatmu menyiramku. Dengan gayamu yang sok keren itu. Tapi kamu tetap baik mau menemaniku di rumah saat orang tuaku pergi. Kamu menjagaku dengan baik. Kamu memberiku pengalaman naik sepeda motor.

Vin, terima kasih untuk sweet memories yang semua kamu berikan. Pelukkanmu adalah pelukkan yang paling hangat yang pernah aku rasakan.

Walau kita bertemu hanya sebentar aku sangat senang Vin. Di surga nanti aku akan mengawasimu.

Pesanku, kamu jangan minum alkohol. Carilah seorang wanita yang benar-benar ada untukmu. Tak seperti aku yang meninggalkanmu. Carilah seorang wanita yang mencintaimu.

Kamu jangan sering melawan guru. Berantem di sekolah. Oh ya cobalah berteman dengan Karen. Dia baik.

Vin, Terima Kasih untuk semua. Love You Delvin."

Aku yang sudah berkata panjang lebar dan lelah ini aku menutup kedua mataku.

Aku bangkit dari kasur rumah sakit dan berjalan menuju orang yang bercahaya tadi. Aku menoleh kebelakang melihat Delvin yang masih tidur dan tubuhku yang tertidur pulang di kasur.

Aku melihat pintu yang sangat terang dan aku masuk ke pintu itu. Good Bye Bad Boy.

( Delvin POV )
Aku bangun dari tidurku. Tadi aku bermimpi aneh. Eliza mengatakan salam perpisahnnya. Aku melihat Eliza yang terbaring dan tersenyum.

Mata Eliza sperti habis menangis. Aku mengusapnya. Pipi Eliza dingin sekali. Aku melihat Eliza yang tidak bernafas.

Aku menekan tombol untuk memanggil dokter. Dokter dan suster segera datang.

"Tunggu di luar", kata dokter. Aku berjalan keluar dan berharap Eliza tidak kenapa-kenapa.

Dokter keluar ruangan. "Dok gimana?", tanyaku cemas. "Iya, maaf Eliza sudah berada di tempat yang lebih baik. Dia sudah meninggal." .

Mendengar perkataan dokter lututku terasa lemas dan aku jatuh ke lantai.
Padahal hari ini kami baru saja jadian.

Tapi kenapa kenapa?! "ELIZAAAAAAAAAAAA" ,teriakku.

*hari pemakaman

Aku masih tak percaya dengan semua ini. Kedua kalinya aku ditinggal. Dan kali ini ia tak akan pernah kembali.

Aku melihat orang tua Eliza yang menangis. Aku tak kuat jika berlama-lama di makam ini.

Aku memutuskan untuk pergi.

-----------------------------

Hi....
Ini niatnya mau dibuat Happy Ending tapi ga dapat ide.
Maaf ya kalau sad ending.
Tinggal 1 Part lagi selesai.

Maaf kalau ceritanya tidak panjang dan kurang bagus. Baru pemula :D

Promosi dikit ya :D hehehehe...
Baca cerita keduaku, When You are Not Mine. Genrenya Romance , Vampire.

Jangan lupa vote + comment :)
xoxo♡

Sweet Girl Fall in Love with Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang