01

13 4 1
                                    

Selamat membaca!

💮

Hari hari yang dilalui Rediska terasa berbeda. Tentu dengan tak adanya sapaan pagi penuh kehangatan dari sang ibu.

Pelukan hangat setra elusan lembut di rambutnya tak bisa ia rasakan lagi.

Tiga bulan sudah ia menjalani semua nya sendiri. Langkahnya terhenti sesat melihat dua perempuan sebayanya yang tak ia kenal berjalan menuju sebuah restoran mewah.

Menatap lama hingga akhirnya salah satu dari mereka tadi keluar sembari membawa sebuah kain dan botol pembersih.

Rediska juga melihat perempuran itu mulai membersihkan permukaan meja.

Sesaat ia menyadari bahwa bukan cuma dia yang mendapat posisi demikian. Lantas ia teringat mungkin juga harus melakukannya yaitu bekerja.

Ia mengambil langkah cepat untuk pulang. Seminggu lagi ia harus menghadapi ujian. Berniat ingin belajar dan melewati ujian dengan persiapan yang baik sebelum akhirnya nanti ia akan mulai bekerja disaat ia berusia 16 tahun.

💮

"Happy birthday to me!"Rediska meniup lilin berangka 16 itu.
Ia tersenyum lalu melirik dua kertas diatas nakas

Selamat ananda REDISKA OKALANA meraih peringkat 1 ...

Selamat kepada Rediska okalana ,anda diterima sebangai salah satu undangan beasiswa di Star Internasional High School.

"Ibu, Ayah lagi aku mendapat ini semoga ini bisa membanggakan ibu dan Ayah!"

Lalu matanya teralih kesebuah kalender yang sudah ia bulati

4 jan :my bithday
Cari kerja

Ia tersenyum lalu meraih sebuah bingkai yang terdapat foto ibu dan ayahnya saat mereka masih menempuh pendidikan di jenjang akhir perkuliahan.

Kisah cinta mereka cukup menarik bagi Rediska. Ayahnya yang sudah menyimpan rasa pada ibunya semenjak semester satu terlalu ciut untuk mengungkapkan perasaan. Tepat pada semester lima ayahnya membantu ibunya menolong seorang nenek yang menyebrang jalan. Tiga hari mereka dekat, ayah langsung menembak ibunya. Dan mereka langgeng sampai maut memisahkan.

Rediska berharap ia bisa membahagiakan pasangannya layaknya ibunya yang menjadi poros kebahagian ayahnya.

Untuk saat ini ia tak ingin menjalin sebuah hubungan asmara dulu. Menyuseskan serta memantaskan diri pada orang yang layak, orang yang akan berbagi kebahagiannya.

Sambil mengelus wajah jelita ibunya dan wajah tampan ayahnya ia tersenyum pilu, ia akan sangat lemah jika sudah dalam kondisi seperti ini.

"Ibu, ayah, aku akan memasuki jenjang menengah akhir. Semoga kalian bisa melihatku memakai seragam ini dari sana. Restui aku dalam perjalan hidup ini ya!"ucapnya Lalu mencium bingkai itu.

Ia menguatkan tekadnya untuk esok

💮

Kini ia berdiri disebuah gerai makan yang cukup ramai.

'Gerai Ayam Goreng Paman Han'

Ia meremas kuat sisi rok abu abunya lalu masuk. Seorang kasir menyambutnya dengan hangat.

"Selamat sore!"

"Sore maaf yang melihat brosur yang tertempel di sisi pintu masuk mengatakan dibutuhkan pelayan, apa lowongan itu masih ada?"tanya Rediska sopan. Petugas lelaki itu tersenyum manis.

DON'T HOLD METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang