Tepat pukul 3 sore, sebuah Lamborghini Urus hitam berhenti di pelataran lobi gedung pusat perusahaan Hwayoung Group. Di mana sudah ada sosok wanita dengan tampilan sederhana namun elegan menunggu di sana.
Saat sang pengemudi mobil keluar dan menampakkan diri, sontak dirinya menjadi sorotan tiap pasang mata yang lewat maupun sengaja berhenti guna menyaksikan pemandangan menakjubkan seperti sekarang. Tentunya wanita yang menunggu ikut tersorot sebab pengemudi mobil mewah tadi berjalan lurus ke arahnya.
"Mau pergi sekarang?" Tawarnya dengan ulasan senyum tipis yang begitu menawan hingga membuat para pegawai perusahaan Hwayoung menjerit tanpa suara sebab ikut terpana pada penampilannya serta tingkah lakunya.
"Kau sadar tidak kita tengah menjadi sorotan?"
"Biarkan saja. Aku kesini bukan untuk menarik perhatian mereka juga." Sebelah tangan Sehun terulur guna membantu Joohyun. Akan tetapi, wanita itu memilih mengabaikannya dan berjalan lebih dulu ke kursi sebelah kemudi.
Dengan sigap, Oh Sehun mengambil langkah panjang guna membukakan pintu mobilnya agar Joohyun tidak perlu repot-repot melakukannya. Beruntung aksinya yang satu ini tidak ditolak lagi oleh Joohyun.
Selesai memastikan wanita Bae itu duduk dengan nyaman di dalam mobil, Sehun berjalan mengitari mobil menuju kursi pengemudi.
Tanpa menunggu lebih lama, Sehun perlahan menjalankan mobil berharga jutaan won miliknya. Mengarahkan kendaraan roda empat itu menuju satu pusat perbelanjaan untuk mencari cincin pertunangan dan pernikahan mereka seperti janji dua hari yang lalu.
Belum ada percakapan tercipta di antara dua insan yang kelak akan menjadi pasangan suami istri tersebut selama dua puluh menit perjalanan berlangsung.
Yang wanita sibuk memainkan ponsel genggamnya, sementara yang lelaki sibuk memusatkan fokusnya pada kemudi mobil. Sebab kini ada orang lain yang harus ia jaga dalam kendalinya.
Mulanya, Sehun ingin memulai topik pembicaraan. Namun melihat Joohyun begitu sibuk entah dengan apa, ia pun mengurungkan niat tersebut.
Setelah sampai di lobi pusat perbelanjaan yang dituju, Sehun lagi-lagi keluar lebih dulu untuk kembali membukakan pintu mobil untuk Joohyun. Walau gadis itu sempat menolak ulurannya saat di kantor, namun detik ini, Bae Joohyun baru saja menerima uluran tangannya dan berubah menjadi sebuah tautan di lengan.
Oh Sehun tampak menampilkan senyum tipis kala menyerahkan kunci mobilnya pada seorang petugas. Dalam hati ia merasa cukup senang atas respon yang Joohyun berikan.
"Apa kau sedang ada pekerjaan yang harus segera diselesaikan?"
Sehun melontarkan sebuah pertanyaan saat keduanya sudah berdiri di dalam lift yang akan membawa mereka naik ke lantai empat. Kebetulan di sana hanya ada mereka ditambah dua orang wanita di sisi kanan dan kiri yang sibuk dengan aktivitas masing-masing.
Joohyun menggeleng sebelum membuka suara. "Tidak. Memangnya kenapa?"
"Hanya bertanya. Soalnya kau kelihatan sibuk dari tadi," komentar Sehun.
Tidak ada sahutan lagi setelahnya. Mereka sibuk dengan dunia masing-masing. Masih terlalu canggung untuk sekedar bertukar topik. Sehun yang harus ekstra berhati-hati sebab tak ingin membuat Joohyun merasa tidak nyaman dan Joohyun yang memang dasarnya tidak ingin terlalu banyak bicara jika dihadapkan dengan Oh Sehun—pria yang digadang-gadang akan menjadi suaminya.
Beberapa menit kemudian, tibalah dua sejoli itu di sebuah toko perhiasan yang cukup terkenal dan diminati banyak orang. Sebab desain dan barang yang dihasilkan selalu berhasil memanjakan mata dan memuaskan hati para pembeli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Redamancy [HUNRENE]
Novela Juvenil[ON GOING] (n.) an act of loving the one who loves you; a love returned in full.