Part 06

7.3K 851 11
                                    

Cerita Ini Hanyalah Karangan Bubu, Jika Ada Kesamaan Nama, Jalan, Tempat, Tanggal, Alur, Ataupun Yang Lainnya Mohon Dimaafkan Atas Ketidaksengajaan Nya...
Dan Diharapakan Untuk Tidak Menyamakan Cerita Ini Dengan Cerita Yang Lainnya, Diperbolehkan Untuk Berpendapat Dan Mengkritik Tetapi Menggunakan Bahasa Yang Sopan, Jelas, Mudah Dipahami, Tidak Kasar Sampai Membuat Bubu Ataupun Para Pembaca Yang Lain Tersinggung...

-•••-

-•••-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-•••-

Serena menatap kotak bekal yang berada di tangannya, sudah hampir satu bulan ia selalu rutin membawakan bekal untuk Saddam. Walaupun ia sendiri tidak yakin bekal itu di makan oleh Saddam.

''Susah juga yah buat dapetin hati Saddam,'' Gumamnya lirih.

Tak ingin terlarut dalam kesedihan, Serena segera bergegas membuat kotak bekalnya ke dalam tas. Ia tidak berpamitan kepada orang rumah karena Sulthan, Sintya dan Selina sudah pergi sangat pagi sekali.

Setelah menutup pintunya, Serena berlari keluar rumah menuju halte di depan kompleknya.

''Huh...'' Ia menghela napas lega karena tidak terlambat memasuki bus.

Matanya mencari tempat duduk yang kosong, hingga tatapannya berhenti pada sosok laki-laki yang sangat ia kenali. Tak membuang waktu lama Serena langsung mendekat dan mendudukkan dirinya di samping laki-laki tersebut.

''Pagi Saddam~'' Sapa nya ceria.

Setelah itu Serena membuka resleting tasnya dan mengeluarkan kotak bekal bergambar kartun spongebob itu.

''Hari ini gue masakin ayam goreng sama sayur capcay.'' Serunya lalu menyodorkan kotak bekal ke arah Saddam.

Saddam melirik ke arah kotak bekal yang diberikan untuknya. Dalam sebulan ini gadis didepannya ini selalu menyapanya hangat, dan tak lupa memberikannya bekal kepadanya setiap hari.

'Lo terlalu baik buat cowok kek gue.' Batin Saddam.

Bukannya Saddam tak suka, hanya saja Saddam lebih sadar diri untuk tidak menyukai gadis di depannya. Mungkin Serena tidak sadar dia menjadi perbincangan di kalangan siswa laki-laki, bahkan mereka dengan terang-terangan berkata ingin menjadikan Serena pacarnya.

''Gue terima, tapi gue minta ini terakhir kalinya lo ngasih bekal.'' Terdengar kasar, tetapi ini pilihan terbaik untuk Saddam.

Sakit

Itu yang Serena rasakan saat ini.

''Kenapa? Apa masakannya nggak enak? Kalo gitu gue minta maaf yah, soalnya gue juga lagi belajar sama bunda.'' Cicit Serena bersalah, ia mengepalkan tangannya pelan.

Saddam pun melihat jika tangan itu terlihat banyak luka goresan akibat pisau.

''Iya.'' Jawabnya singkat.

Lalu memalingkan wajahnya ke arah kaca jendela.

'Maaf...'

''T-tapi gue bakalan berusaha lagi kok, janji...'' Pintanya sambil menatap wajah Saddam dari samping.

''Nggak usah Serena, gue masih bisa beli makanan sendiri.'' Tegasnya menatap tajam gadis di sampingnya.

Serena hanya terdiam tak menjawab, ketika bus berhenti ia langsung berdiri. Sebelum keluar Serena melirik Saddam dan berkata, ''Oke, jadi anggap aja gue nggak pernah kek gitu.'' Setelah mengatakan itu ia segera keluar dari bus.

Saddam menatap punggung Serena yang sudah menghilang.

''Coba aja gue berani buat deket sama lo pasti nggak gini jadinya, tapi sayangnya orang yang lo suka ini pengecut soal perasaan.''

-----

Karina menatap kedua sahabatnya dengan serius.

''Gue perlu bantuan kalian berdua.'' Ujarnya.

Gadis berponi itu menjawab, ''Bantuan apa? Lo nggak ada rencana bunuh orang kan? Kalo bunuh orang gue nggak ikutan dulu, kebanyakan dosa soalnya.''

''Halah dosa-dosa, kemarin lo ngapain gelap-gelapan sama Tyo?'' Sahut gadis yang memakai bandana merah di kepalanya.

''Ngepet lah, ngapain lagi?'' Jawabnya enteng.

Disisi lain Karina mengepalkan tangannya saat mendengar percakapan aneh dari kedua orang di hadapannya.

''Kenapa gue bisa punya temen kek berdua sih?!'' Pekiknya kesal.

''Kamu nanya?'' Ucap kedua nya serempak.

Menghembuskan nafasnya kasar, Karina kembali melanjutkan topik sebelumnya.

''Gue bakalan undang Saddam ke acara ulang tahun gue nanti, dan di hari itu gue bakalan kasih kalian tugas spesial.....'' Karina menyeringai licik ketika membayangkan rencananya berhasil.

''Spesial? Martabak yah Rina?'' Seru antusias gadis berponi, Chika.

Pukkk...

''Lo tolol banget sih,'' Geram Mia sambil menonyor kening Chika.

''Ih, sakit tau.'' Chika mengusap keningnya pelan.

Tak menghiraukan keduanya Karina segera membisikkan rencana kepada Chika dan Mia, keduanya pun menganggukkan kepalanya mengerti.

''Ngerti lo berdua?''

Keduanya serempak menggelengkan kepala, ''Nggak.''

-•••-

-•••-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-•••-

Hai-Haiiii!
Gimana Kabarnya Hari Ini? Semoga Selalu Dalam Keadaan Baik...
Siapa Yang Kangen 'MHITA'? Apa Yah Yang Bakalan Di Lakuin Sama Karina? Terus Serena Nyerah Apa Nggak Yah?
Menurut Kalian Saddam Gimana? Apa Ada Yang Pernah Ngerasain Di Posisi Saddam? Pengen Maju Tapi Tiba-Tiba Ngerasa Sadar Diri Kita Itu Ibarat Langit Sama Bumi, Jauh Banget Huhuhu...
Kalo Penasaran Tunggu Kelanjutannya Di Hari Jum'at Yah, Semoga Juga Nilai Bubu Dan Kalian Baik Nanti Pas Bagi Rapot, Aamiin...
Dan Inget Jangan Lupa Bersyukur, Jadi Cukup Sekian Sampai Jumpa...
Pay-Pay!

My Husband Is The Antagonist [ 내 남편은 적대자 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang