14. Duka Vella dan Dipta

62 3 0
                                    

Vella perlahan membuka matanya, pertama kali yang ia lihat adalah suaminya Dipta. Tetesan dari rambut Dipta mengenai wajah Vella.

"Vel..Vella..Vella.. apa kamu mendengar ku. ?"

"Uhuk..uhukk..uhuk.."Dipta memiringkan tubuh Vella.

"Syukurlah "Dipta terduduk dengan nafas lega.

"Kamu kehabisan nafas,kupikir kamu tenggelam."

"Hiks..hiks..hiks..hiks..hiks..hiks..hiks.."Dipta merengkuh tubuh Vella ke dalam dekapan.

"Aku harus membawa mu ke rumah sakit, ayok kita harus pergi ke ujung jalan."

"Akhh kaki ku "Rahang Dipta mengeras. Ada banyak goresan dan memar di sekujur tubuh terutama di kaki.

"Naik ke punggung ku."

Vella mengalungkan tangan di leher Dipta. Ia mencoba menahan isakan tangis nya. Air mata Vella terus berjatuhan tak bisa berhenti.

Dipta tau jika Vella menangis ia merasakan air hangat menembus bajunya. Itu bukan Vella pipis tapi istrinya menangis.

Mobil Mercedes berwarna hitam melaju kencang dari pandangan yang cukup jauh.

Mobil itu langsung memutar balik.

Pengawal Dipta keluar, ia langsung membukakan pintu untuk Tuan dan Nyonya.

"Ke rumah sakit yang ku sebutkan."

"Baik Tuan."

Dipta membawa Vella ke rumah sakit di luar kota.

Vella di tidurkan kepala di letakkan di paha Dipta.

"K..kita mau kemana. ?"

"Kita akan pergi jauh. Mungkin agak sedikit lama, Kamu harus bertahan."

"Tolong bawa ke tempat jauh." Dipta mencium punggung tangan Vella.

"Tentu saja sayang."

Mobil melaju kencang. Vella menggigil namun ia harus bertahan,

"Peluk aku" Vella memeluk Dipta. Suami istri itu saling berpelukan menghangatkan satu sama lain.

Selang beberapa menit, Dipta meletakkan Vella di atas brankar yang sudah menunggu kedatangan di depan rumah sakit.

Dipta sendiri yang melakukan tindakan pertolongan pertama pada istrinya.

Ia memeriksa keadaan bayi mereka sedangkan Vella tidak sadarkan diri sejak 20 menit yang lalu.

Dipta meletakkan alat yang tadi ia pegang ia menahan air matanya.

__________________

"Dipta. ? Mengapa memanggil ku ?"

"Aku bingung setengah mati, kamu tiba-tiba saja membawa perempuan sebagai istrimu yang akan melahirkan dalam kondisi kritis begini."

"Aku jelaskan nanti."

"Kupikir persalinan istrimu kamu yang akan lakukan. ?"Kata Sita.

"Tolong selamatkan dua manusia berhargaku."

"Kondisi bayimu dan Vella sulit, kamu sendiri yang memeriksa pasti paham apa yang terjadi."

Dipta menunduk lesu. Sita menepuk pundak Dipta. "Ganti bajumu. Ku harap kamu dapat menerima keadaan nantinya."

"Aku tak pernah membayangkan memilih menjadi keluarga pasien membuat hatiku dilema, namun menyakitkan jika aku membedah istriku."

ONLY YOU (Vella Dan Dipta) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang