6. Hari yang sulit

45 2 0
                                    


"Kamu hebat, papa langsung diam. "

"Selama 29 tahun aku hidup. Ga ada yang bisa ngelawan papa. "

"Akhh sakit Vel"

"Sudah diam, itu perkenalan paling ekstrem yang pernah ku alami. "

"Mana ada memperkenalkan diri dengan membaca pasal dulu. "

Vella duduk di taman bersama Dipta. Vella sedang mengobati luka Dipta.

"Gigimu kayak nya goyang. Kamu cek nanti ke dokter sama tulang-tulang mu takutnya ada yang patah. "

"Ga kok. "

"Mana tau  ? "Dipta justru tersenyum.

"Sini aku obatin tamparan mama "

"E.. Enggak usah. Gapapa kok. "

"Tapi itu sudut bibir kamu berdarah. "

"Alah gapapa. Biasa aja ini. Lagian tamparan mama kamu ga sesakit itu. "

"Oh berati ada yang lebih sakit dong. "

"Iya"

"Apa ada yang menampar mu selain mama ku  ? "

"Sudah selesai. " Kata Vella.

"Aku minta maaf atas nama mama ku ya. Maaf atas penghinaan nya juga. "

Vella mengangguk. "Santai aja kali. Orang miskin itu punya kelebihan. Hati mereka kuat, mentalnya juga. Apalagi tubuhnya. "

"Aku ingin bertanya  ? Punggung mu itu memar apa kamu pernah di pukul  ? Aku periksa ada pukulan di punggung dan perut mu. Apa kamu pernah di pukul oleh seseorang. "

"Aku tidak punya jawaban atas itu, sudah yaa. "Vella memilih pergi membawa kotak kesehatan.

"Kamu mau kemana aku belum selesai. "

"Aku mau pulang,  antarkan aku. Ayok cepat. "

"Ayok cepat Dipta. Kenapa jalan mu lambat sekali. "

Dipta terkekeh, menurut Vella seperti ini sangat mengemaskan daripada diam terus stress.

Mobil Dipta berhenti di minimarket.

"Kita mau ngapain  ? "

"Belanja kebutuhan mu. "

"Ayok turun "

Vella mendorong troli sembari menompang dagu, sedangkan Dipta layaknya mertua yang sangat Protektif.

Ia membaca kotak susu di setiap merek dengan mengenakan kacamata.

Vella berusaha memalingkan pandangan dengan melihat bagian sereal saja. Dipta sangat tampan ketika fokus, serius dan pakai kacamata. Seolah-olah ga ada cowok lagi yang paling sempurna kecuali Dipta.

Apa ini yang namanya cinta  ? Rasanya selalu senang.

Sadar Vel.. Sadar Vel.. Apa aku harus nyemplung di air untuk mencari kesadaran.

"Dipta ini kebanyakan. "Dipta membeli 12 kotak susu hamil. Ia membeli sayuran dan cemilan yang sehat.

" Stss diam. "

Apa begini rasanya hamil anak dokter. Vella tentu tak perduli akan gizi dan kandungan yang penting ia makan dan hatinya senang.

"Dipta mau ini" Tunjuk Vella pada bungkusan popcorn. Pria itu mengeleng.

"Ayolah Dip, lima bungkus aja. "

"Tetap enggak Vella. "

"Dipta, ini semua makanan dan minuman sehat semua aku butuh makanan yang menyenangkan. "

ONLY YOU (Vella Dan Dipta) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang