"Tidak semua orang paham dengan diam mu, jika itu menyakitkan katakan terus terang.""Kenapa kau baik pada ku? Apa karna kau kasihan pada ku?"
"Bagaimana jika aku mengatakan, bahwa aku menyukai mu?"
_____________________
Siang itu di tengah lapangan Kana terdiam dengan kepala menunduk, membiarkan beberapa orang mencaci nya dan terus melemparkan bully-an pada nya. Apa yang di harapkan dari seseorang seperti nya? Hidup aman dan damai? Mengetahui bahwa ia bisa masuk ke SMA ini dengan bantuan beasiswa sudah di ketahui bahwa dirinya bukan dari kalangan orang dengan harta berlimpah, ia hanya anak petani yang mendapatkan keberuntungan berkat otak cerdasnya.
Penampilan cupu dengan kaca mata tebal ia adalah sasaran empuk untuk menjadi korban Bullyan.
"Haha anak petani menjijikkan."
"Aku tidak Sudi berteman dengan nya, atau aku akan tertular miskin sepertinya."
"Dasar idiot."
Kana tidak merasa bahwa dirinya memiliki masalah dengan orang-orang di sana, tapi mereka membencinya hanya karna ia berbeda. Anak seorang petani, apa sebegitu menjijikan nya dimata mereka? Apa semua orang kaya berfikiran sama? Apa menindas orang miskin sepertinya adalah kesenangan untuk mereka? Apa suatu hubungan harus di dasari materi?
Kana menghapus air matanya kasar, memungut buku-bukunya yang tergeletak di tanah dan kembali memasukkan kedalam ransel usang milik nya. Beranjak dari sana dan pergi dengan luka yang ia bawa. Seharusnya Kana sudah terbiasa, Bullyan ini terjadi sejak tahun pertama.
"Hiks...hiks...."
Kana mendudukkan diri disebuah taman atas bukit, mungkin belum ada orang lain yang mengetahui tempat ini sebab masih terlihat asri dan selalu sepi setiap ia berkunjung kesini.
Menatap hamparan kota Bangkok di sore hari. Kana selalu memilih untuk mengasingkan diri sebelum dirinya kembali kerumah, ia takut kedua orangtuanya akan khawatir ketika melihat bagaimana kacaunya dia.
"Sial aku selalu menjadi seorang pecundang, kenapa aku tidak pernah bisa melawan mereka?" Dengan perasaan kesal Kana melempar kasar batu-batu yang ada di tangannya.
"Arrrghhh brengsek sialan!! Hiks hiks kenapa harus aku? Kenapa tidak ada satu pun dari mereka yang berdiri di belakang ku dan membantuku? Apa aku semenjijikan itu?"
Sore itu Kana habiskan dengan menangis dan mengumpat sepuas hati nya, ia tak memiliki cukup keberanian untuk melempar cacian itu di depan mereka semua. Atau dirinya akan di perlakukan lebih kejam lagi dari sekedar tuangan air mineral.
"Aku pulang..." Kana dengan tubuh lesu nya memasuki rumah nya.
"Kenapa baru sampai?" Sang Ibu berlari menghampiri dan segera meraih tubuh sang putra.
"Aku pergi bermain bersama teman-teman ku, maaf membuat mu khawatir."
"Tidak apa-apa, ibu senang kau sudah mendapatkan seorang teman."
Kana hanya menanggapinya dengan senyuman, ia terpaksa berbohong pada ibu nya. Meski sebenarnya Kana ingin mengatakan yang sebenarnya, dari ribuan murid di SMA WANJAYA, tak satu pun dari mereka yang ingin berteman dengan nya.
Kana tidak pernah menyalahkan kondisinya, meski penyebab ia di bully adalah latar belakang keluarganya. Ibu nya seorang pelayan, dan Ayah nya seorang petani.
"Ibu memasak makanan kesukaan mu, kita makan malam bersama-sama Ayah mu sudah menunggu."
"Iya Bu..."
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY' || MewGulf
FanfictionKumpulan cerita pendek Mew Gulf. Anti sad sad end krub!! bxb, homophobic pigi jauh jauh❗