16 [ Tinggi ]

1.5K 75 0
                                    
















NikJeng slight NichoJoo!







Hai!
























"Pacarmu cepet banget numbuhnya ya." Jay yang mendengar perkataan Euijoo segera menganggukan kepalanya,

"ya gitulah, anak kecil cepet banget numbuhnya." Ujar Jay dengan wajah sepetnya, sedangkan Euijoo hanya tertawa kecil mendengarkan perkataan Jay.

"Namanya juga lagi dalam pertumbuhan." Jay melihat ke arah Euijoo yang masih sibuk menata bekal milik Nicholas, orang yang nge-bully Euijoo padahal Euijoo gak ngapa-ngapain.

"Si Nicho-nichol itu masih belum selesai juga nge-bully elo?" Euijoo terdiam sebentar habis itu menghela nafas.

"Cuma main aja kok dia, aku gak di bully, Jay."

"Cinta buta ya lo. Sampe rela jadi bonekanya dia." Euijoo cuma bisa senyum aja dengernya, kotak bekal yang sudah ditata rapih itu ia pegang dengan hati-hati, ingin diberikan pada Nicholas karena Nicholas memintanya.

Euijoo tau kok, Nicholas itu gak baik sama dia, tapi bertahan sama tingkah lakunya Nicholas jauh lebih baik daripada dia harus balik ke kehidupannya yang dulu. Jay sebagai sahabatnya juga tau itu.

"Nanti telpon gue ya, kalau lo udah selesai 'mainnya'. Pulangnya bareng gue aja, sekalian ngobatin." Euijoo mengacungkan jempolnya seraya berjalan membawa bekal dengan kaki yang agak pincang, meninggalkan Jay dengan raut wajah kesal.

"Kak Jay."

Jay tersentak merasakan bahunya dipegang oleh seseorang, ia berbalik dan menemukan tiang berjalan di depannya,

"ngagetin aja lo Rik. Udah selesai basketnya?" Riki mengangguk menjawab pertanyaan Jay sambil terus menatap ke mata Jay, sedangkan yang ditatap merasa bingung,

"kenapa liatin gue terus?"

"Gak ada mau ngasih air gitu kak? Kok jahat banget sama pacar sendiri?" Merasa geli, Jay tertawa kecil sambil memberikan botol air minum yang ia pegang sedari tadi.

Riki mengambil botol air minum itu dan menaruhnya di kepala yang lebih tua, membuat yang lebih tua menatapnya dengan tatapan garang.

"Gue tau ya! Lo pasti mau bandingin tinggi gue sama lo lagi kan!?" Riki yang mendengar itu bengong sebentar sebelum akhirnya tertawa keras,

"sok tau, tapi kalau dilihat tinggi kakak sama gue bedanya cuma sebotol air doang ya--aww! Sakit kak, aduh ampun!" Cubitan kecil pun Jay berikan di pinggang Riki, membuat sang empu mengaduh kesakitan.

"Lo yang cepet tingginya! Bukan gue yang pendek." Riki tersenyum menatap Jay, ia menaruh tangannya di kepala Jay.

"Iya-iya, gue yang cepet tingginya, kak Jay enggak pendek. Lo nanti pulang bareng Euijoo lagi?" Jay mengangguk,

"makin hari makin parah aja. Gak sanggup gue ngeliat badannya Euijoo, apalagi kan dia di'sentuh' sama Nicholas." Raut wajah Jay berubah jadi sendu. Riki mengangguk dalam diam sebelum akhirnya mengecup pipi yang lebih tua.

"Riki! Lo tuh yaaa!" Sebelum Jay jauh lebih marah lagi, Riki menangkup kedua pipi Jay dan menekannya.

"Jangan sedih, kan ada gue yang tampan ini menemani hari lo, kak." Jay yang dengar itu langsung membulatkan matanya.

"Lo tuh, ah sumpah gue mau teriak ya!" Gak bisa berkata-kata Jay cuma bisa ketawa aja. Bikin Riki yang lihat wajah manis dam suara tawa pacarnya itu makin jatuh cinta.





























See you!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fall Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang