⁰⁶

2.3K 259 3
                                    

Renjun tengah membersihkan apartemennya. Ya, selama ini ia tinggal sendiri di apartemen yang bisa dibilang sederhana ini.

Ia tengah mencuci piring bekas makan malam, tidak banyak. Setelah selesai, ia mengambil vacum cleaner.

Tapi baru beberapa menit membersihkan kamar tidurnya renjun sudah harus mendudukkan tubuhnya di ranjang.

Astaga, punggungnya pegal.

Perutnya yang buncit membuat dirinya tidak bisa bergerak leluasa, kakinya juga sudah membengkak. Anaknya yang aktif di dalam sana membuat renjun sering mengelus perutnya agar anaknya bergerak agak pelan.

Renjun yakin, jagoan kecilnya akan super aktif nanti ketika sudah lahir. Ah, ia tidak sabar.

Saat tengah memijat kakinya sendiri, tiba-tiba ponselnya berdering. Ada telepon masuk, dari Mark.

"Halo hyung"

"Renjun-ie, sudah bersiap-siap?"

Renjun mengernyit, "bersiap?" Ulangnya. "Bersiap kemana hyung? Toko hari ini kan tutup"

Mark terkekeh pelan, entahlah renjun juga bingung apa yang lucu dari ucapannya.

"Lupa? Kita kan akan membeli beberapa keperluan untuk baby"

Renjun menepuk dahinya, baru teringat. Alasan dia libur hari ini kan selain untuk bersih-bersih apart juga dia akan membeli keperluan bayi. Huh, sebentar lagi dia sudah bisa memeluk jagoan mungilnya secara langsung.

"Astaga hyung, maaf aku lupa hehe" renjun cengengesan.

"Yasudah, cepat sana bersiap. Jangan terlalu imut, aku tidak mau dibilang pedofil karena sudah menghamili anak remaja ya" Mark bergurau membuat renjun membalas dengan kekehan.

"Iyaaa hyungg"



•••



"Hng, hyung ini sudah terlalu banyak!" Renjun merengek, mereka baru memasuki dua toko pakaian tapi Mark sudah memborong empat kantong belanjaan. Dan isinya baju semua. Mereka bahkan belum membeli peranti lain, seperti bedak, minyak, sepatu bayi.

Mark yang sedang menenteng kantong-kantong belanjaan tersebut tersenyum konyol. "Tidak apa-apa, habisnya bajunya menggemaskan semua"

Renjun memutar bola matanya. Iya menggemaskan, tapi tidak kalap dengan membayar semua baju yang dibilang menggemaskan itu kan?

Belanjaan ini yang membayar adalah Mark, maka dari itu renjun merasa tidak enak. Lagi-lagi merepotkan, padahal tidak seharusnya Mark melakukan ini.

"Kau sudah lelah?" Tanyanya melihat renjun agak lesu.

Padahal renjun lesu bukan karena lelah, tapi karena dia tidak bisa membayangkan seberapa banyak lagi belanjaan yang akan dibeli.

Renjun menggeleng, lalu mempoutkan bibir tipisnya. "Bukann, huhu"

Mark merapatkan tubuhnya disamping renjun "terus kenapa hm? Kok jadi lesu begini sih"

"Hyung jangan beli banyak-banyak begini"

Mark merangkul renjun "iya sayangnya hyung" renjun sedikit mendongak masih dengan bibir yang dimajukan.

Aish, akhir-akhir ini renjun jadi agak manja pada mark, bawaan bayi mungkin.

"Beli secukupnya saja"

"Hm" Mark mengangguk patuh "oke"

Mereka memasuki toko lain, membeli keperluan yang tadi belum terbeli.


Dan akhirnya sesi belanja selesai dengan Mark yang menenteng enam kantung belanjaan ditangan kanan dan kirinya.

"Mau langsung pulang?" Tanyanya pada renjun, "kau terlihat lelah sekali'

"Sebenarnya kakiku pegal" keluhnya "tapi, aku ingin es krim hyung"

Mark menggigit pipi bagian dalamnya. Astaga astaga, hanya sekedar meminta es krim tapi kenapa renjun harus memasang raut seimut itu, kan Mark jadi gemas ingin mencubit pipi gembilnya.

"Tidak boleh ya?" Tanyanya meminta izin, persis seperti anak kecil.

Ayo tenggelamkan Mark sekarang, renjun terlalu imut.

Eh tapi jangan, nanti kali dia mati tidak bisa melihat keimutan renjun lagi.


"Boleh kok boleh"


"Ah, terima kasih hyung" renjun spontan memeluk mark dari samping, tapi agak sulit karena terhalang perutnya juga tiga kantong belanjaan yang dibawa Mark sendiri. "Padahal tadi kalau hyung melarang aku akan bilang kalau yang minta adalah baby" renjun terkekeh.

"Hm, pintar sekali ya cari alasannya"

Renjun tertawa karena itu. "Tapi untung Hyung tidak melarang, jadi aku tidak beralasan kalau ini keinginan baby" ia mengelus perut besarnya "maafkan bunda ya sayang, yang tadinya akan menjadikanmu alasan demi se–cup es krim"

Mark menggeleng pelan melihat kelakuan renjun.










Dan tanpa mereka sadari, sebenarnya sejak tadi pagi ada yang memata-matai mereka dari jauh.

Seseorang itu merasa iri, karena renjun tidak sendirian. Dia tidak menyukai Mark yang bisa membuat renjun tertawa lepas.

Ayo tebak siapa

Taeyong?




Bukan.

"Feeling ku, renjun memang sedang mengandung anakku, bukan anak dari laki-laki itu"






tbc

hєllσ ραρα° [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang