chapter 1

402 35 0
                                    

Soobin mendengus kasar sembari memangku dagunya terlihat seperti menahan amarah ketika Taehyun tangan kanannya baru saja membuat kesalahan, bayangkan saja bagaimana bisa gudang senjatanya yang berada di Busan bisa terkena kerusakan hampir setengahnya padahal disana ia sudah memperketat penjagaan, mengingat dirinya mempunyai begitu banyak musuh hanya untuk perebutan wilayah.

"Jadi?"

Taehyun menghela napas ia memang harus mengakuinya bahwa dirinya salah saat sekian lama Soobin atasannya baru mengeluarkan sepatah kata yang entah kenapa membuat bulu kuduknya berdiri.

"Mungkin ada penyusup diantara penjaga itu, sehingga bisa merusak sebagian persenjataan disana."

Soobin mendecih. "Bodoh! Aku sudah menyuruh para penjaga itu bertahun-tahun bertugas disana tidak mungkin dengan mudah ada penyusup masuk."

"Bisa saja ada yang pengkhianat."

"Itu yang kupikirkan mengingat sekarang banyak orang yang tergiur akan kekuasaan dan kekayaan." Gumam Soobin lalu beranjak dari kursinya menuju jendela menampakkan senja dari barat.

Taehyun memandang setiap pergerakan lelaki itu termasuk bagaimana tatapan kosong yang ditunjukkan Soobin seakan tidak punya gairah untuk hidup.

Jika dipikirkan lagi kalau Taehyun berada diposisi Soobin ia juga sama seperti lelaki tersebut.

Di umurnya yang ke 16 Soobin harus kehilangan orang tuanya akibat kecelakaan beruntun yang membuat ia menjadi arogan dan brengsek ditambah dirinya terpaksa setelah lulus dari SMA harus menggantikan posisi sang ayah yang mengurusi sebuah perusahaan besar serta organisasi gelap.

Jika untuk perusahaan Soobin bisa saja menyerahkan kepada Taehyun sekertarisnya semua pekerjaannya tapi kalau organisasi gelap itu.. ia masih mempertimbangkan, Soobin tidak mau mempercayai orang yang salah walaupun Taehyun sekalipun.

"Ngomong-ngomong Soobin, sepertinya kau harus mencari pasangan agar hidupmu tidak suram." Ujar Taehyun membuat sang lawan meliriknya sinis.

"Aku sedang tidak ingin."

"Tapi-"

"Dengar Taehyun aku masih berumur 23 tahun, aku tidak ada waktu untuk mencari pasangan."

Taehyun berdecak. "Setidaknya sebagai pemuas nafsu?"

"Apa gunanya jalang dunia ini eoh?!"

Seketika keheningan melanda mereka, Taehyun sudah malas berdebat dengan Soobin, maklumi saja diumurnya yang sangat muda ada dimana lelaki itu merasakan perasaan labil.

"Well, terserah dirimu, setelah ini aku harus apa?"

Soobin mengalihkan pandangannya kearah Taehyun. "Fokuslah pada kantor saja, biar aku yang pergi ke Busan, sepertinya aku tahu pelaku kerusakan barang senjata disana."

"Lalu kau akan pergi bersama siapa?"

"Beomgyu."

Taehyun melipat bibirnya berusaha mungkin agar ia tidak mengeluarkan tawa yang berakhir memancing amarah lelaki tersebut.

"Kau.. yakin? Aku akan menebak kau akan mengarahkan pelatukmu pada Beomgyu diperjalanan."

Soobin memutar bola matanya, ia sebenarnya juga malas mengajak lelaki hiperaktif itu baginya terlalu berisik. "Dia memang menjengkelkan tapi aku sadar aku membutuhkan dia sebagai bidang IT."

Setelahnya tanpa menunggu jawaban dari sang lawan Soobin segera meninggalkan ruangan pribadinya menuju ruang tengah mansion menampakkan hueningkai sepupunya sedang sibuk memainkan PS sampai tidak menyadari kedatangan yang lebih tua.

bluerose Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang