chapter 9

147 30 1
                                    

Seperti yang diucapkan Soobin tadi, Kai menunggu pria itu dimeja makan sembari memainkan ponselnya tidak memedulikan keadaan sekitar yang terdapat beberapa pelayan yang sedari tadi mondar-mandir guna mengerjakan tugasnya masing-masing.

Hingga ia merasakan kursi didepannya ada yang menarik membuat Kai mengalihkan pandangannya pada Soobin yang sudah menduduki kursi tadi jangan lupakan suasana disana perlahan berubah mencekam karna aura yang dibawa Soobin kemana-mana.

"Jadi bagaimana keadaan Yeonjun?" Tanya Kai membuka pembicaraan jika ia menunggu Soobin terlebih dahulu yang bicara bisa saja sampai besok mereka akan terus berada disana.

Soobin mengedikkan bahunya acuh seraya menuangkan Champagne kedalam gelas. "Shock."

"Tidak ada reaksi lain seperti trauma mungkin, atau ketakutan yang berlebihan bisa dibilang phobia?"

Soobin menggeleng, lalu mulai menyesap sedikit minumannya seketika rasa manis mulai memenuhi tenggorokannya. "Dia hanya diam tanpa mau bicara, masih memikirkan kejadian tadi."

"Jadi kau biarkan dia dikamar sendiri?"

Yang lebih tua berdecak. "Kau terlalu banyak bertanya."

Kai menghela napas. "Sepertinya kau harus sedikit tegas pada Yeonjun, Hyung, jika kau terus memanjakannya dia tidak akan memenuhi keinginanmu, yang ada perasaannya yang terobsesi atau tidak ingin lepas darimu bukankah itu suatu yang merepotkan."

Soobin tersenyum bengis ia menaruh gelasnya diatas meja berganti memangku dagunya menatap penuh minat kearah Kai. "Kau pasti mendengar sifat seorang pasti akan berubah pada waktunya."

Kai mengernyit menunggu ucapan selanjutnya dari sepupunya itu. Soobin sedikit mengetuk kepalanya tanda ia sedang merujuk pada suatu pikiran.

"Apakah semua sifat seorang bisa berubah tergantung hati dan mentalnya? Jika bagimu itu benar kau salah Hueningkai."

Soobin menyandarkan tubuhnya pada kursi sembari melipat tangannya. "Bagiku Yeonjun bukan orang seperti itu, dia lebih mementingkan akal pikirannya, untuk masalah hati dia memang lemah tapi logika dia bermain dengan bagus, Yeonjun tipe anak yang suka berpikiran krisis seperti dia akan menyesuaikan diri tergantung keadaan dan berpikir apa yang dia lakukan selanjutnya, lalu itu akan merujuk pada hatinya."

Soobin menjeda ucapannya tanpa menghilangkan senyum liciknya. "Sama seperti tadi, setiap hari aku selalu memanjakan fasilitasnya tapi ketika ia mulai melihat hal yang baru termasuk suatu yang menyangkut perasaan sensitifnya pikirannya akan bercampur aduk antara hatinya yang tidak menyukai apa yang dia lihat sedang otaknya menikmati pemandangan dihadapannya, semua itu akan bercampur berakhir mentalnya yang terganggu."

"Bukan berarti dia akan menjadi gila, anak itu pasti akan mulai membayangkan bagaimana jika dia melakukan hal sama seperti itu? Apakah menyenangkan tanpa memedulikan hatinya yang terus memberontak menolak sampai lama-lama melukai batinnya, kau tahu Kai banyak sekali orang yang berada dalam tahap yang sama seperti Yeonjun bayangkan saja ada seorang anak kecil yang sangat dimanja oleh orang tuanya tapi diantara kehidupan bahagianya orang tua dia selalu bertengkar yang membuat anak itu merasa sedih dan berpikir kapan mereka akan selesai berakhir mentalnya yang kena imbasnya akibat pemikiran dan hati yang bertolak belakang, hatinya senang karna mendapat perhatian dari mereka tapi disisi lain pikirannya hanya menginginkan kedua orang tuanya tidak bertengkar."

Kai yang sedari tadi diam mendengar penjelasan Soobin berdecak kagum ia tidak menyangka pria itu pandai menilai seorang dari kelakuannya secara cepat bahkan kepada bawahannya saja Soobin sudah mengetahui orang yang bisa ia percaya untuk bekerja di organisasi gelapnya, sangat hebat Kai mengakui itu.

"Jadi apa yang harus kau lakukan pada Yeonjun nanti?"

"Kau hanya perlu mengajari bukan mengubahnya, semua itu aku saja yang mengurusi lagipula aku sedikit senang kau mengajaknya diruang bawah tanah memperlihatkan dunia kejam pada anak itu sehingga itu bisa mempengaruhi hatinya yang sudah melupakan rasa takut terhadap masa lalu, dan aku mudah menjalankan rencanaku."

bluerose Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang