chapter 8

164 30 3
                                    

Yeonjun mengernyit bingung saat ia tadi sibuk belajar seharian diruang baca, Soobin tiba-tiba datang dan menyuruhnya bersiap-siap guna keluar entah kemana dan disetiap perjalanan hanya diisi keheningan serta suara lagu yang diputar didalam mobil.

Jika ditanya apakah ia senang? Tentu saja setelah sekian lama mengurung di apartemen Soobin akhirnya dia bisa dibawa keluar oleh pria tersebut, meski disisi lain ada perasaan takut yang menyergap pada hatinya mau dibawa kemana dirinya sekarang?

Ingin bertanya tapi Yeonjun enggan melihat raut yang selalu setia terukir diwajah sang dominant tanpa ingin sekali saja tersenyum tulus, ah! Ia juga tidak berharap Soobin tersenyum manis padanya, itu adalah sebuah mimpi yang tidak akan pernah terwujud.

Yeonjun menghela napas panjang sesekali tangannya memilin kemeja putih yang dia pakai kebiasaan saat dirinya sedang gugup atau takut.

"Kau belajar apa saja tadi?" Tanya Soobin setelah sekian lama diam tanpa mengalihkan tatapannya dari jalanan.

Yeonjun menunduk entah kenapa sudah lama ia tinggal bersama Soobin ia masih tidak betah dengan aura pria itu. "Seperti biasa informatika, fisika dan materi yang lain."

Soobin mengangguk tidak ingin menjawab ucapan Yeonjun lalu kembali fokus ke jalanan, dari kejauhan terdapat bangunan besar seperti mansion yang jelas milik Soobin serta beberapa penjaga yang sudah bersiap menunggu kedatangannya.

Yeonjun yang sibuk mencerna ketika yang lebih tua sudah memasuki kawasan rumah mewah kembali memandang Soobin kebingungan sesekali dalam hati ia berdecak kagum dengan interior rumah yang sangat elegan serta halaman yang luas dipenuhi taman-taman indah.

Ketika Soobin sudah memakirkan mobilnya dibagasi ia segera menyuruh Yeonjun untuk turun yang langsung dituruti sang lawan.

Yeonjun untuk kesekian kalinya menatap kagum rumah besar dan mewah dihadapannya bahkan baginya seperti istana yang pernah ia lihat di film-film pada umumnya saat masih kecil.

Setelah Soobin memberikan kunci mobilnya pada para penjaga ia lalu mengajak Yeonjun untuk masuk membuat lelaki itu mengejarnya dan berusaha menyeimbangkan langkahnya dengan yang lebih tua agar ia tidak tersesat dirumah yang besar ini.

Hal yang pertama ia lihat ketika mereka sudah masuk kedalam mansion sangat berbeda daripada yang diluar jika hiasan luar begitu mewah dan elegan maka yang didalam sangat berbeda lebih mendominasi berwarna putih serta hiasannya tidak terlalu ramai seperti yang diluar.

Disaat Yeonjun sibuk mengagumi setiap isi rumah tiba-tiba panggilan seorang dari tangga membuat keduanya menoleh mendapati Kai turun menatap Soobin terkejut terkadang ia melirik Yeonjun yang ada disamping sepupunya.

"Akhirnya kau membawa dia kesini."

Soobin berdecak sembari melepaskan dasinya yang terasa mencekik yang disusul jas kantornya yang langsung ia berikan pada pelayan disana.

"Kau ingin istirahat atau tetap melihat-lihat sekitar?" Alih-alih menanggapi ucapan Kai Soobin malah bertanya pada Yeonjun yang masih bingung dengan keadaan.

"Emm.. kau mau kemana?"

"Aku ingin mandi, jika kau ingin ikut tidak masalah."

Seakan mengerti isi pikiran Soobin Kai langsung menarik tangan Yeonjun hingga lelaki itu terjengit kaget. "Yeonjun bersamaku saja untuk melihat-lihat rumahmu."

"Tapi.."

"Tenang saja Yeonjun kita seumuran jadi tidak perlu takut padaku." Potong Kai berusaha meyakinkan Yeonjun yang seperti tidak mau lepas dari Soobin.

Sedang yang lebih tua hanya mengedikkan bahunya acuh, menyuruh pelayanannya untuk menyiapkan air guna dia mandi, kemudian tanpa sepatah kata ia melangkah menaiki tangga menuju kamarnya yang ada dilantai dua meninggalkan mereka yang masih dalam keadaan canggung.

bluerose Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang