Sudah Soobin duga ketenangan selama perjalanan menuju Busan tidak ia dapatkan sama sekali jika sudah bersama Beomgyu, ia menghembuskan napas kasar tanda ia sudah muak mendengar ocehan bawahannya yang seakan seperti burung yang dimiliki lelaki itu, sifat mereka sama-sama berisik.
"Aku tahu kau kesal karna diriku berbicara terus, tapi setelah pulang dari tugasmu mau tidak mau kita kepanti asuhan sekalian kita searah!" Pinta Beomgyu mutlak yang hanya dibalas decakan malas dari sang lawan.
"Aku akan menurunkanmu dijalan." Ujar Soobin seraya mengambil ponselnya disaku sesekali memerhatikan jalan takut terjadi yang tidak diinginkan, berakhir rumah sakit yang menjadi tujuan mereka.
Beomgyu mendelik sinis kearah Soobin, memang dari dulu ia suka membuat lelaki tersebut kesal paling parahnya Soobin hampir saja melayangkan pelatuk pistolnya kearahnya jika Taehyun tidak menghentikan mungkin kepalanya sudah berlubang, dan hari ini ia benar-benar tidak mau mengajak bercanda dengan lelaki disampingnya.
"Ayolah tuan Soobin kau ini tidak bisa diajak berbicara baik untuk mengajak anak kecil berlibur."
Soobin mengangkat sebelah alisnya seraya menampilkan senyum mengejeknya. "Jangan kekanakan."
"Siapa yang kekanakan bodoh?!"
"Aku tahu kau kesana ingin menemui seorang bukan mengajak para bocah untuk berlibur."
Beomgyu mendengus sudah lelah membujuk yang lebih tua agar menuruti keinginannya, memang benar ia dari dulu ingin bertemu dengan anak remaja mengingat saat pertama kali pertemuan mereka anak itu begitu lugu dan polos sehingga Beomgyu yakin jika dia dibiarkan keluar begitu saja meski sekejab pasti banyak yang mengincarnya guna dijadikan jalang.
Tapi sepertinya Beomgyu hampir lupa bahwa lelaki disampingnya ini juga seorang yang brengsek, ia menyeringai sesekali melirik Soobin yang masih sibuk menyetir ketika mobil yang mereka tumpangi sudah berada diperbatasan Busan.
"Ngomong-ngomong aku ingin bicara penting padamu dari dulu Soobin."
"Tentang?" Soobin bertanya secara tidak minat ia harus cepat-cepat menyelesaikan tugasnya.
"Bukankah kau tinggal di apartemen? Dan sendirian disana?"
"Tergantung pekerjaan."
"Apakah kau butuh seorang teman tidur ketika di apartemen?"
Cittt...
Hampir saja Beomgyu terbentur dasboard saat Soobin tiba-tiba menginjak rem secara mendadak, ia mengumpat kasar menatap sang pelaku yang masih menunjukkan raut datar terkadang Beomgyu kesal sendiri melihat raut yang ditujukan Soobin hanya datar, tersenyum saja jarang.
"Ya! Kau ini kenapa?"
Soobin menggeram kesal jika ini tidak dimobil ia pasti sudah menodongkan pistol pada Beomgyu. "Aku tahu isi pikiranmu Choi Beomgyu, aku jika memilih jalang melihat umurnya sialan!"
"Kau yakin? Aku tidak percaya akan ucapanmu."
Soobin tidak menjawab ia sibuk menenangkan amarahnya yang bisa saja meledak saat itu juga, sembari mencengkeram erat setir mobil ia menghela nafas kasar kemudian kembali menjalankan kendaraannya.
Beomgyu tersenyum geli bukannya takut ia senang sekali membuat atasannya kesal. "Baiklah, aku akan memberi tahu tujuanku kesana, aku memang ingin mengajak seorang pulang bersama."
Kali ini Soobin tersenyum sarkas. "Kau memang mengadopsi anak."
"Sebagian itu tidak benar, aku hanya kasian dia sudah berumur kira-kira 16 tahun tetap mendekam dipanti asuhan, jadi lebih baik kita mengajaknya pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
bluerose
Aksiyonkalian pasti tidak akan mempercayai bahwa Choi Yeonjun sekarang orang yang sangat berbeda, yang dulunya seperti mawar putih yang tidak ternodai dan lugu perlahan berubah ketika ia bertemu dengan Choi Soobin pria arogan dan brengsek membuatnya memper...