Yeonjun mengerjabkan matanya merasa terganggu karna cahaya matahari mulai menembus gorden kamar itu, ia sedikit menguap kecil sesekali ia menyamankan posisinya yang berada dipelukan seorang, yang sampai membuat tidurnya nyenyak semalam.
Tunggu? Pelukan?
Yeonjun hampir berteriak saat ia sadar siapa yang tidur bersama dengan dirinya, seberusaha mungkin ia tidak menimbulkan gerakan yang bisa membuat orang itu akan bangun yang berakhir Yeonjun akan kembali merasakan tekanan akibat aura yang diberikan Soobin.
Jadi semua terjadi kemarin malam bukan mimpi? Entah kenapa wajah Yeonjun memerah mengingatnya bahkan ketika Soobin menurut menemani dia tidur sampai memeluknya ia tidak bisa menghindari perasaan senang yang ada dihatinya.
Yeonjun tersenyum kecil sembari memandang wajah tenang Soobin yang masih tertidur sungguh kepribadian pria itu saat bangun dengan yang sekarang sangat berbeda Yeonjun lebih memilih terus seperti ini saja daripada menghadapi sikap arogan Soobin yang bisa membuat ia ketakutan setiap hari.
Perlahan tangan lentiknya bergerak menggapai wajah Soobin mengelus kening pria tersebut lalu turun ke hidung dan pipi sedikit bermain disana merasakan kulit yang lebih tua sangat kenyal seperti bayi yang terakhir adalah bibir yang terbuka Yeonjun mengangumi setiap inci ketampanan pria itu membayangkan novel yang dibaca kemarin dengan Soobin sebagai pemeran laki-laki yang memiliki sifat dingin dan peduli secara tidak langsung.
Yeonjun terkekeh geli menyingkirkan pikiran aneh yang berputar diotaknya, Soobin memang dingin tapi ia tidak berharap dia akan seperti lelaki yang Yeonjun inginkan di novel-novel pada umumnya.
Disaat Yeonjun sibuk dengan wajah Soobin, sang empu tiba-tiba bergerak tidak nyaman yang otomatis tangannya langsung menjauh bersamaan kelopak mata itu perlahan terbuka menampakkan bola mata gelap memandang datar dirinya, membuat Yeonjun menetralkan rasa takut yang selalu saja menggelayuti hatinya.
"Bagaimana tidurmu?" Tanya Soobin terdengar serak yang bagi Yeonjun enak didengar.
Lelaki itu tertegun ia kemudian membalas tatapan tajam Soobin yang berhasil memancingnya untuk menjelajahi lubang gelap tersebut.
"Emm.. nyenyak."
Soobin menyunggingkan senyum miring seraya mulai bangun dari tidur melepaskan pelukannya terhadap Yeonjun kemudian meregangkan tubuhnya, ah! Ia baru sadar jika dirinya masih memakai pakaian kantor.
"Soobin.."
Soobin menoleh merasakan Yeonjun pertama kali memanggilnya meski terdengar samar ia jelas tahu lelaki itu menyebut namanya, ia pun menunjukkan raut bertanya membuat yang lebih muda segera bangun memandang takut dirinya.
"A-aku ingin bertemu Beomgyu?"
Nama itu, entahlah mendengarnya saja amarahnya mulai memuncak.
"Untuk apa?" Tanya Soobin tajam sembari tangannya melepaskan jas kantor dan merangkulnya dibahu.
Yeonjun menggigit bibir bawahnya yang malah dipandangan Soobin seperti menggoda. "Agar.. dia mengantarkanku membeli bahan pangan."
Soobin menghela napas lalu memijit pelipisnya yang berdenyut ia baru ingat belum membeli kebutuhan bulan ini, tapi yang membuatnya bingung untuk apa Yeonjun jauh-jauh ingin bertemu Beomgyu hanya dengan alasan seperti itu, ia bisa bukan meminta dirinya yang memang pemilik apartemen. Bodoh Soobin akui.
"Bersiaplah." Pinta pria itu kemudian beranjak akan pergi dari sana tidak memedulikan raut kebingungan dari Yeonjun.
"Untuk apa?"
Soobin yang masih berada diambang pintu mendengus. "Kau bilang ingin membeli bahan pangan sekarang bersiaplah!"
Seakan perintah Soobin suatu yang penting Yeonjun segera bangun membiarkan yang lebih tua pergi tanpa sepatah katapun, apakah dirinya juga diajak keluar? Tidak bisa dipungkiri Yeonjun senang akhirnya bisa melihat dunia luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
bluerose
Acţiunekalian pasti tidak akan mempercayai bahwa Choi Yeonjun sekarang orang yang sangat berbeda, yang dulunya seperti mawar putih yang tidak ternodai dan lugu perlahan berubah ketika ia bertemu dengan Choi Soobin pria arogan dan brengsek membuatnya memper...