Ia mengerang keras sebelum segera bangkit dari tubuh seorang wanita yang baru saja dijamahnya, ia tidak puas sungguh entah karna apa akhir-akhir ini dirinya sama sekali tidak ada gairah untuk melakukan sex entah jalang manapun bahkan sampai yang masih perjaka dan perawan.
Pria itu lalu memberikan beberapa selembar kertas uang dengan nominal yang banyak kemudian menyuruh wanita tersebut pergi dari ruangannya meski ia hanya memberi cumbuan serta kissmark tidak sampai ke inti permainan.
Setelah kepergian wanita itu ia segera membenarkan penampilannya yang berantakan sampai seorang pemuda yang menjabat sebagai sekretarisnya masuk dengan membawa beberapa berkas tidak memedulikan ruangan yang terdapat satu kasur yang sudah berantakan karna kegiatan tadi, dia sudah biasa melihat bossnya selalu bergonta ganti pasangan.
"Apa kau membawa berita tentang Choi Soobin itu?" Tanyanya setelah merapikan penampilannya, hanya menyisakan kancing 2 dari atas terbuka.
Sekertarisnya menghela napas. "Kau begitu terobsesi untuk menjatuhkan dia Wooseok."
Wooseok mendecih sembari menuangkan Vodka kedalam gelasnya. "Dari dulu aku ingin membunuhnya."
"Untungnya aku membawa berita baru." Ujar pemuda itu memberikan berkas pada Wooseok yang langsung diterima pria itu sesekali menyesap minumannya.
"Apa hubungannya Soobin dengan anak ini?"
"Dia menyimpan jalang di rumahnya."
Wooseok mengangkat sebelah alisnya tertarik lalu terus melihat-lihat berkas berisikan seorang anak yang bernama Choi Yeonjun. "Dia terlihat muda."
"Memang, bulan depan anak itu berumur 17 tahun."
"Cih! Dia sangat brengsek menjadikan bocah yang masih sekolah budak sexnya, tapi maaf saja Soobin memang sering membawa jalang dirumahnya jadi informasi ini tidak terlalu berguna."
"Kau tidak tahu sebenarnya Wooseok."
Pria itu menatap sekertarisnya bingung yang dibalas seringai licik dari sang lawan. "Satu Minggu yang lalu aku menyuruh beberapa orang untuk mengikuti Soobin yang akan ke Busan karna katanya dia sudah mengetahui orang yang kita bayar dan ancam untuk merusak beberapa Senjatanya disana, setelah itu dia tidak pulang melainkan mengantarkan rekannya menuju panti asuhan dan disitulah Soobin mengambil anak untuk dijadikan jalang mungkin."
Wooseok terdiam sembari memutar-mutar gelasnya sibuk berpikir lalu melirik foto yang ada diberkas dengan teliti sampai ia tersenyum miring menatap sekertarisnya lekat. "Cari informasi tentang mereka, aku sepertinya mempunyai rencana baru untuk menjatuhkan Soobin serta perusahaannya itu lagipula dia pintar memilih jalang anak ini begitu manis."
Pemuda itu mengangguk paham kemudian pamit undur diri dari sana meninggalkan Wooseok yang masih fokus membaca setiap biodata seorang tanpa menghilangkan senyum liciknya. "Choi.. Yeonjun, kau sebagai hadiah setelah aku membunuh dan bisa merampas seluruh perusahaan Soobin."
~|~|~ bluerose ~|~|~
"Bagaimana?"
Tanya Taehyun memandang Soobin yang sibuk pada berkasnya seraya memainkan bulpoin tanpa ingin menjawab pertanyaan sekertarisnya, ia masih membayangkan kejadian kemarin, Yeonjun memang pandai belajar cepat mengetahui suatu dan memperagakannya dengan baik ia jadi tidak sabar melakukan lebih pada lelaki itu.
Merasa tidak mendapat jawaban Taehyun menghela napas lalu menjentikkan jarinya meminta respon. "Kau mendapatkan surat hak asuh itu?"
Soobin berdecak. "Tidak."
"Lalu kau apakan anak itu?"
"Kau banyak bertanya." Desis Soobin menaruh dokumennya diatas meja menatap tajam Taehyun yang malah memutar bola matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
bluerose
Actionkalian pasti tidak akan mempercayai bahwa Choi Yeonjun sekarang orang yang sangat berbeda, yang dulunya seperti mawar putih yang tidak ternodai dan lugu perlahan berubah ketika ia bertemu dengan Choi Soobin pria arogan dan brengsek membuatnya memper...