(6)dia kenapa?

129 7 0
                                    

Rio baru keluar dari kamar Rian usai memberinya sop dan menemaninya. ia memang sengaja berlama lama di Sana karna tak ingin bertemu dengan Cedric dulu.

ia takut dan bingung akan menjawab bagaimana jika Cedric menembaknya lagi ia tak akan punya alasan untuk menolaknya.

sebenarnya ia juga tak membenci Cedric, tapi tak tau apa ia menyukai pria itu atau tidak.

Cedric dapat membuatnya nyaman dan percaya pada pria itu. Rio juga suka wajahnya dan sifat serta prilaku Cedric.

tapi ia tak mau menerima Cedric sekarang, hatinya belum siap. apalagi ia juga baru putus dengan Noval tadi sore, ia merasa dirinya masih memiliki rasa pada Noval. walau pun tak pasti.

Rio berjalan hendak menuju ke kamar tamu yg akan ia tempat malam itu. namun langkahnya terhenti saat melihat pria yg membuatnya bimbang akhir akhir ini.

melihat Cedric yg tidur tanpa selimut pun membuatnya tak tega dan pergi ke kamar untuk mengambil selimut.

" katanya dia bakalan tidur di kamar Satu lagi. gimana si" ocehnya yg segera keluar dengan selimut di pelukannya.

dengan segera ia menyelimuti pria mengigau.

" hm.. Rio, gw sayang sama lu..." ucapnya. entah apa yg ia impikan saat ini, namun hal itu dapat membuat mulut orang yg sedang ia impikan itu terbuka di tempat seraya dengan wajah yg berubah semerah tomat.

" hm.. dia serius ya" ucap lembut Rio yg tanpa ia sadari senyum tipis mengembang di wajah tampannya yg kini merona merah.

setelah selesai dengan selimut, ia pun memandangi wajah tampan pria yg sedang terlelap di hadapannya. wajah itu terlihat sempurna dan tak ada kecacatan di dalamnya. apa tuhan sedang bahagia saat menciptakan pria ini?.

Rio seolah terbius dengan wajah tampan di hadapannya. ia tak tau apa yg dipikirkannya. namun mendadak ia mendekatkan kepalanya hingga dapat merasakan nafas damai dari pria yg tengah terlelap itu. di usapnya bibir seksi milik pria tampan itu. ia pandangi lumayan lama bibir yg sangat menggoda imannya itu sebelum di tempelkannya bibir miliknya di atas bibir seksi itu. secara perlahan Rio mencium bibir seksi pria yg kini terlelap itu. di lumat nya sebentar yg di selingi oleh jilatan manja. ia gigit bibir bawah kemerahan itu. sebagai responnya Cedric sedikit membuka mulutnya.

ciuman mulai dalam dan panas takkala Rio mulai memasukan lidahnya dan menelusuri rongga dalam mulut yg entah mengapa sangat manis itu.

sungguh Cedric tak tahan untuk membalas ciuman panas itu. ia mulai mengumpat dalam hatinya. rasanya ingin Cedric membalas ciuman itu lebih panas lagi, guna memberi pelajaran pada pemuda yg menjadi tambatan hatinya itu. tapi ia takut. jika ia membalas ciuman ini akan berakhir, takut jika Rio tau ia masih bangun Rio akan membencinya. tapi bocah itu duluan kan yg menciumnya? tak apa kan jika ia membalas? masa bodoh, jika Rio tak segera menghentikan pangutannya dalam Tiga detik ia akan beneran menciumnya balik, tidak ia akan langsung menggempur bocah sialan yg berani membangunkan junior nya.

Cedric pun mulai menghitung.

1

2

baru ia akan membalas ciuman sialan itu Rio tiba tiba menarik dirinya dan mengakhiri ciuman panas mereka. eh  
ralat, ciuman panas nya.

segera setelah ia sadar akan apa yg ia lakukan dengan segera Rio lari dan menutup pintu kamarnya.

setelah pintu tertutup Rio berdiam sejenak. dilemparkannya tubuhnya ke atas ranjang. wajahnya merah seperti kepiting rebus, pikirannya kacau, dan jantungnya berdegup tak karuan.

* apa gw dah gila?!* batinnya sambil menutup wajah dengan telapak tangan.

sedangkan Cedric? ia kesal setengah mati tentunya. Rio lagi lagi membuatnya harus Adu mekanik dengan tangannya. berani meninggalkannya setelah membuat Cedric bangun dari tidurnya? Rio pasti sudah gila.

"Rio, bangsat. kalo mau main main sampe selesai dong. masa gw main sendiri lagi si" ucap Cedric dan lalu menutup pintu kamar mandi dengan perlahan, takut membangunkan yg lain

tak bisa ia pungkiri, perasaan Cedric aneh saat ini. ia Marah, kecewa, sedih, tapi juga sangat senang dengan yg dilakukan Rio barusan

                                  ~~~
pagi itu Rio bangun dengan wajah yg masih mengantuk. matanya juga terlihat berkantung.

yah wajar saja. ia memang tak bisa tidur semalam. ia tidur saat jam sudah menunjukan pukul enam pagi.

Cedric yg melihat pujaanhatinya seperti itu pun khawatir.

" kamu sakit?" ucapnya lembut. tangannya pun ia letakan pada dahi pria itu.

Rio yg dapat perlakuan itu pun langsung salting. terlebih setelah kejadian semalam, ia akan lebih canggung dengan Cedric selama beberapa waktu.

" g..gk papa" ucapnya sambil menurunkan tangan pria itu.

Cedric yg mendapatkan perlakuan itu pun merasa ada yg salah dengan Rio. ia hendak mengecek lagi suhu tubuh pria itu, namun dengan cepat ditepis olehnya.

" kamu beneran gak papa kan?" tanya Cedric sekali lagi.

Rio yg salting dengan wajah memerah pun hanya menjawab ia baik baik saja. dan segera menghabiskan makanannya dan pergi meninggalkan meja makan.

" dia kenapa si?" tanya Cedric dengan bingung pada Rian setelah kepergian Rio.

" ya gak tau, ayang lo itu. Napa jadi nanya gw." jawab Rian sekenanya.

" eh apa jangan jangan lo apa apain? ga lo cabulin kan anak orang?" tanya Rian penuh curiga. yg tentu saja di hadiahi pelototan maut dari sahabatnya. 

*yg ada gw kali yg dia cabulin* batin Cedric.

.

.

.

.

.

.

to be continue♡

secret lover (bl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang