Libra menjalankan aksinya. Mendorong punggung Phoenix, memaksa putrinya mengikuti Atlas yang hendak berangkat ke sekolah.
Phoenix jengah. Dia tidak suka dipaksa-paksa seperti itu. Kejadian kemarin malam masih menari-nari dalam benak Phoenix. Bagaimana Atlas telanjang bulat di kamarnya.
Phoenix mendadak merinding. Tadi malam dia sampai begadang tidak bisa tidur. Milik Atlas memenuhi pikiran Phoenix.
Lihatlah sekarang bagaimana laki-laki itu bisa santai di depan Phoenix. Seakan-akan tidak terjadi sesuatu. Tiap kali berpapasan, Phoenix tanpa sadar memandang ke bagian bawahnya.
Sial! Otak Phoenix terkontaminasi!
"Ma, aku pesen ojol aja!" Phoenix berusaha menolak Libra. Tidak bisa membayangkan secanggung apa mereka di dalam mobil hanya berdua saja.
"Ayolah, kalian satu sekolah!" Libra setengah berbisik di telinga Phoenix.
Libra adalah ibu yang baik. Dia sudah menganggap Atlas seperti putranya sendiri. Begitu juga dengan Jupiter pada Phoenix. Kebahagiaan keluarga itu akan lengkap jika putra dan putri mereka akrab seperti halnya kakak beradik pada umumnya.
"Tunggu, Atlas." pinta Jupiter pada putranya yang sudah masuk duluan ke mobil.
"Om, nggak apa-apa. Phoenix naik ojol aja."
"Papa, Phoenix!" Libra mengingatkan. Phoenix masih sering lupa cara memanggil papa tirinya. Jupiter maklum, pasti canggung dengan sebutan panggilan itu.
Atlas saja sudah memanggil Libra dengan sebutan mama sejak pernikahan. Tentu saja Libra sangat senang, dia memiliki seorang putra yang tampan.
"Barengan aja sama Atlas." Jupiter pun berusaha mendekatkan keduanya.
Atlas menghidupkan mesin mobil dan menunggu Phoenix masuk. Dari lirikan matanya yang tajam, Phoenix tidak berani mengulur waktu.
"Baiklah, kami berangkat, Ma, Pa!" Phoenix mengalah, pamit pada Libra dan Jupiter. Buru-buru masuk ke mobil Atlas lalu mereka melaju sedang.
Libra dan Jupiter berpelukan sambil tersenyum bahagia. Saling melempar kecupan manis di pipi masing-masing sebelum pergi ke kantor.
Libra dan Jupiter bekerja di tempat yang berbeda. Libra akan resign bulan ini. Keduanya sudah merencanakan bulan madu beberapa waktu.
Di mobil, Atlas dan Phoenix saling diam. Gadis itu meremas kedua tangannya dan sesekali melirik canggung ke samping.
Atlas duduk tenang dan fokus dengan kemudinya. Tidak ada musik dalam mobil, mereka sama-sama membisu. Menambah rasa canggung seakan menyudutkan Phoenix.
Phoenix berani bicara setelah sampai di sekolah. Mengumpulkan keberanian dan sedikit terbata memulainya.
"Tadi malam, sori." pada akhirnya Phoenix bicara.
Atlas mengabaikannya. Keluar dari mobil yang diikuti oleh Phoenix.
"Terima kasih," lanjut Phoenix untuk tumpangannya.
Atlas tidak menjawab. Sebagai gantinya, dia melempar backpack pada Phoenix. Gadis itu menghela napas sambil memeluk backpack tersebut. Untungnya dia sigap menangkap mantap, sehingga tidak mengenai wajahnya.
Atlas pergi begitu saja. Phoenix menebak dia akan pergi ke kantin menemui teman-temannya.
Mereka berjalan berlawanan arah. Atlas dan Phoenix kelas dua, tetapi tidak satu kelas. Phoenix tidak masalah sedikit repot membantu saudaranya membawakan backpack ke kelas.
Waktu berlalu, proses pembelajaran berlangsung lancar. Phoenix duduk di kursi nomor dua dari belakang, di sisi kirinya tepat sebuah jendela transparan.
KAMU SEDANG MEMBACA
STEP BROTHER [17+]
Romance⚠️🔞 WARNING!! 🔞⚠️ MATURE CONTENT! 17+ Ada adegan dewasa dan bahasa kasar! Sinopsis : Phoenix tidak pernah menyangka jika memiliki saudara tiri seperti Atlas akan menyulitkan hidupnya. Berawal dari pernikahan mamanya, Libra dengan Jupiter yang memi...