Acara barbeque sudah selesai. Halaman belakang kembali bersih seperti sedia kala. Setelahnya waktu bersantai, Jupiter tidur di kamarnya dan Libra.
Libra dan Nenek Helen mengobrol di ruang tamu. Entah apa saja yang mereka bicarakan dari tadi. Phoenix berbaring di sofa ruang santai, menonton acara televisi secara random.
Atlas juga istirahat di kamarnya. Menjelang malam, dia bangun dan menghampiri Phoenix di ruang santai. Gadis itu meringkuk dengan wajah tak bersemangat seperti tadi siang.
"Kenapa?" tanya Atlas sembari duduk di ujung kepalanya. Mengecek dahi Phoenix barangkali badannya panas.
"Sakit perut," jawab Phoenix manja.
"Kekenyangan?"
"Datang bulan,"
Atlas menarik nafas panjang. Dia bangun dan meninggalkan Phoenix di ruangan itu. Atlas ke dapur untuk minum, tak lupa membawa air hangat untuk Phoenix.
"Minum dulu."
"Nanti,"
"Sekarang!"
"Males." Phoenix enggan bergerak.
Atlas meletakkan di atas meja kemudian kembali ke kamarnya. Phoenix cemberut, Atlas mengabaikannya. Phoenix ingin dipeluk Atlas, tetapi tidak mungkin.
Beberapa saat kemudian, Libra dan Nenek Helen bergabung dengan Phoenix di ruang santai. Menonton acara televisi sambil tergelak terhibur.
Nenek Helen tak mau jauh-jauh dari Phoenix. Sehingga gadis itu menjadikan pangkuan Nenek Helen sebagai bantal.
"Masih sakit, em?"
"Dikit lagi," jawab Phoenix manja.
"Nanti nggak sakit lagi."
Nenek Helen terkekeh dan mengusap-usap bahu Phoenix. Libra di sofa single tempat Atlas tadi main ponsel sambil menonton.
Sesekali mereka bicara soal acara komedi di televisi. Libra menumpu bantal di pangkuannya sembari memandang Phoenix.
"Phoenix mau minum? Ini ada di meja." Libra menunjuk gelas yang masih penuh.
"Nanti, Ma."
"Supaya perut kamu hangat." bujuk Nenek Helen.
"Em," Phoenix akhirnya menurut. Bangun dibantu Nenek Helen minum. Lalu kembali berbaring dengan nyaman.
Sekitar setengah jam kemudian, Atlas menemui mereka dengan tampilan rapi siap jalan. Laki-laki itu duduk di sofa lain sambil main ponsel.
"Mau kemana?" tanya Libra.
"Mau main bentar, Ma." jawab Atlas.
"Atlas banyak temennya di sini. Tiap ke sini pasti pergi main." jelas Nenek Helen. "Phoenix juga waktu itu ikut."
"Mau ikut lagi?" tanya Atlas pada Phoenix. Memandang gadis itu serius lalu kembali pada ponsel.
"Mau, Phoenix?" tanya Libra.
"Phoenix masih sakit perut." Nenek Helen mengingatkan.
Phoenix menimbang-nimbang, dia ingin ikut Atlas. Tetapi perutnya masih sakit. Phoenix menoleh sekali lagi pada Atlas, laki-laki itu sangat sibuk dengan ponselnya.
Sepertinya Atlas memang mau bertemu dengan teman-temannya. Phoenix penasaran. Phoenix juga cemburu kalau ada cewek yang mendekati Atlas nantinya.
Waktu itu saat mereka gabung dengan teman-teman Atlas. Mereka tahunya Phoenix adiknya, tidak bisa bohong karena rumahnya berdekatan dengan Nenek Helen. Mau tak mau, mereka menjaga jarak selama nongkrong.
KAMU SEDANG MEMBACA
STEP BROTHER [17+]
Romance⚠️🔞 WARNING!! 🔞⚠️ MATURE CONTENT! 17+ Ada adegan dewasa dan bahasa kasar! Sinopsis : Phoenix tidak pernah menyangka jika memiliki saudara tiri seperti Atlas akan menyulitkan hidupnya. Berawal dari pernikahan mamanya, Libra dengan Jupiter yang memi...