Pengunjung cukup ramai, tetapi mereka semua sibuk dengan kegiatan masing-masing. Bercanda tawa sambil makan, main gitar dan bernyanyi, ada juga yang tidur meringkuk menahan hawa dingin.
Ketika pesanan mereka datang, barulah Phoenix menjauhkan wajahnya dari dada Atlas. Sedikit tidak rela bagian tubuhnya yang dia sembunyikan di tubuh Atlas diterpa dingin.
Phoenix lapar lagi. Tak memikirkan diet atau lemak yang dia konsumsi. Atlas tersenyum tipis dan mengacak rambutnya.
Wajah Phoenix memerah, Atlas memandangnya dalam. Gadis itu salah tingkah, pura-pura sibuk dengan makanannya.
Setelah selesai makan, mereka istirahat sebentar. Phoenix kembali pada posisi semula, berpelukan erat dengan Atlas menunggu makanan turun.
"Dingin banget. Kamu kuat nyetir pulangnya?" tanya Phoenix sedikit mendongak.
"Mau nginap di hotel?" tawar Atlas sedikit menggoda.
"Nggak. Nanti di omelin Mama sama Papa."
"Kan hujan,"
"Tetap aja. Tadi pesannya jangan pulang terlalu pagi."
"Sekarang udah setengah empat." Atlas melirik arloji di pergelangan tangan. Phoenix sedikit menggerakkan kepala ikut melihat.
"Udah pagi," keluh Phoenix. Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu.
"Bentar lagi pulang. Masih hujan," Atlas mengetatkan pelukannya. Phoenix mengangguk setuju, memejamkan mata menikmati keromantisan yang dibalut hawa dingin.
Lima belas menit kemudian, mereka akhirnya pulang. Phoenix mengingatkan Atlas untuk berhati-hati. Gadis itu sedikit khawatir dengan jalan yang mereka lalui diselimuti kabut tebal.
Sesampainya di rumah, semua penghuni sudah tidur. Atlas dan Phoenix tidak langsung turun. Di bagasi keduanya sibuk bercumbu.
Mereka membuat jarak dan meraup udara. Saling berpandangan dan tersenyum, menempelkan dahi dan sesekali saling mengecup.
Phoenix membelai rahang Atlas. Dia sangat mencintai laki-laki itu, demi apapun ingin mempublikasikan hubungan mereka. Phoenix tidak ingin ada kebohongan di antara mereka, bersembunyi seperti ini.
"Udah?" tanya Phoenix.
"Em," Atlas tak rela.
Atlas lebih dulu turun dan membuka pintu untuk gadisnya. Pelan-pelan masuk ke rumah dan memasuki kamar masing-masing. Phoenix senyum-senyum di kamarnya, langsung berbaring dan bersembunyi di balik selimut.
From : Atlas
Masih sakit?
Atlas mengirim pesan untuk Phoenix. Gadis itu merasa akan meledak akan perhatian Atlas. Phoenix segera membalas tak kalah manis.
To : Atlas
Udah mendingan.
Jantung Phoenix berdebar kencang. Tersenyum lebar dan segera membuka lagi setelah Atlas membalasnya.From : Atlas
Yaudah, langsung tidur
Ily
To Atlas
Iya. Ily more ❤️
Setelah itu Phoenix langsung tidur pulas sampai keesokan harinya. Tidak ada yang membangunkannya, membiarkan gadis itu tidur sampai puas.
KAMU SEDANG MEMBACA
STEP BROTHER [17+]
Romance⚠️🔞 WARNING!! 🔞⚠️ MATURE CONTENT! 17+ Ada adegan dewasa dan bahasa kasar! Sinopsis : Phoenix tidak pernah menyangka jika memiliki saudara tiri seperti Atlas akan menyulitkan hidupnya. Berawal dari pernikahan mamanya, Libra dengan Jupiter yang memi...