.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sudah beberapa minggu berlalu sejak kedua gadis itu melatih fisik mereka di dalam hutan, dan kini mereka kembali disuguhi dengan pelatihan yang santai namun sulit.Briona dan Aluna mendudukkan tubuh mereka di tanah yang dialasi oleh dedaunan kering. Menatap kedua laki-laki yang berada dihadapan mereka.
Briona menaikkan sebelah alisnya. "Lalu? Apa lagi berikutnya?" tanyanya singkat.
Aluna mengangguk. "Benar? Latihan fisik apa sudah cukup? Lalu kenapa kalian mengajak kami untuk duduk d isini?"
"Bukankah kalian yang mengatakan jangan membuang-buang waktu?" sambung Aluna.
Aldrich menatap gadis di hadapannya bergantian. "Sudah cukup kalian bertanya?"
Briona memutar bola matanya malas. "Jika kamu terus diam, bagaimana kami akan berhenti bertanya?"
Aldrich menghembuskan nafasnya. "Kali ini kalian akan mencoba menyatukan kekuatan kalung itu," kata Aldrich.
Aluna menatap kalung yang tersampir di lehernya, lalu beralih menatap Fritz dengan penuh tanya. "Bagaimana?"
"Kalian harus segera menyatukan kekuatan dengan kalung itu, agar bisa menguasai kekuatan yang tersegel di dalamnya dengan sempurna." Fritz menjelaskan pada kedua gadis di hadapannya, tetapi kedua gadis itu tampak berpikir keras untuk mencerna perkataan Fritz.
Briona mengangguk. "Bagaimana caranya?"
"Kalian harus memfokuskan diri pada kalung itu, rasakan pancaran kekuatan yang terdapat di dalam. Namun, tentu saja tidak hanya cukup sampai disitu." Aldrich menatap Fritz, dan mengangguk.
"Kalian juga harus bisa merasakan hal-hal yang berada di sekitar kalian. Sesuai dengan kekuatan inti kalung itu," jelas Fritz melengkapi penjelasan Aldrich. "Aluna untuk api, Briona untuk angin, dan Fayle untuk ai--Kita tak perlu mengkhawatirkan Fayle, dia bersama Berthold." Fritz tampak ragu dengan kalimat akhirnya.
Kedua gadis itu menganggukkan kepala mereka serentak, lalu kedua laki-laki itu saling melemparkan tatapan.
"Tutup mata kalian," pinta Aldrich.
Aluna menutup matanya perlahan dan diikuti oleh Briona. Kedua laki-laki itu tidak bergeming. Beberapa menit berlalu, terlihat kedua gadis itu menautkan alis mereka.
Briona membuka matanya jenuh. "Apa ini akan berhasil? Aku bahkan tidak dapat merasakan hembusan angin sedikit pun." Briona tampak bosan dengan latihan kali ini, ia ingin yang lebih aktif dan menarik.
Aluna membuka matanya saat mendengar ucapan Briona. "Benar, aku sama sekali tidak merasakan apa-apa."
Aldrich mengalihkan tatapannya kepada Briona yang masih setia menatapnya. "Ikuti petunjukku," tegasnya.
Briona mengangguk, lalu kembali menutup mata perlahan di ikuti oleh Aluna. Mereka kembali menfokuskan diri, mencoba merasakan aliran kekuatan di sekitar mereka.
"Tarik nafas kalian secara perlahan, lalu hembusan kan!" Ucapan Aldrich mulai di ikuti oleh kedua gadis itu.
"Kosongkan pikiran kalian! Gunakan segala Indra kalian untuk merasakan kekuatan itu!" sambung Fritz.
Dua laki-laki itu berjalan mengitari dua gadis yang duduk di tanah sambil membuat lingkaran yang mengitari kedua gadis itu.
Perlahan Aluna dan Briona mengikuti perintah dari kedua pelatihnya. Menarik nafas lalu di hembuskan perlahan dan mencoba memfokuskan diri untuk merasakan kekuatan yang ada pada kalung itu.
Namun, tak semudah yang dikatakan. Kini mereka telah menghabiskan 17 hari lamanya untuk merasakan kekuatan itu sendiri. Ternyata, bersahabat dengan kekuatan kalung itu tak semudah menggunakan kekuatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Three of Royal Maidens
FantasyTeivel Ares raja dari clan duisternis, seorang monster yang memiliki ilmu sihir tingkat tinggi dari Clan duisternis. Sosok monster yang tidak memiliki hati nurani dan haus akan kekuasaan, dengan kekuatannya membuat ia dengan mudah mengendalikan pulu...