.
.
.
.
.
"Akh!" keluh Fayle, saat akar itu berhasil melukai Fayle. Fayle membulatkan matanya sempurna, darahnya berhasil mengenai akar pohon itu, dan juga menetes mengenai pohon tempatnya terikat.Pohon yang tadinya lebat, kini mengering, kerdil, dan rapuh. Sedangkan akar pohon itu kini tampak hangus dan berubah menjadi debu dengan waktu yang singkat.
"Terjadi lagi!" kesal Fayle. Lagi-lagi ia melakukan kesalahan yang sama, membiarkan darahnya keluar dan membuat masalah. Untungnya, hanya beberapa tetes saja.
"Mungkinkah karena aku .., kalung ini menolakku?" ungkap Fayle menyadari akan satu hal yang terasa ganjal. "Tapi jika ia menolakku, seharusnya kalung ini ingin melepaskanku!" Fayle lagi-lagi berpikir keras untuk hal ini.
Ia menoleh ke arah Berthold yang tertidur pulas di sana. Ia segera berlari menuju Aluna, tanpa ia sadari, Berthold menatapnya dingin dari kejauhan.
Berthold tak perlu tidur, bahkan tidak memerlukannya. Ia tidak memiliki perasaan, ia hanya ilusi belaka dari kalung itu. tubuhnya seketika menghilang, ah, lebih tepatnya mengikuti langkah kaki Fayle.
Fayle terus berlari, mengingat jalan yang sudah mereka lewati. Hampir dua jam lamanya, kini Fayle berhasil menemukan Aluna dan Briona yang ternyata sedang latihan, mencoba menyatukan kekuatan mereka.
Fayle tak muncul begitu saja, ia bersembunyi di balik pohon. Melihat Aluna dan Briona berusaha keras tanpa sedikitpun terlintas kata menyerah. Jatuh, bangkit lagi, itulah yang sedari tadi mereka alami. Menyatukan kekuatan mereka tidaklah mudah, mereka bukan dari keturunan bangsawan bahkan anggota kerajaan.
"Hay Briona! Kau tampak lebih kuat kali ini!"
Aluna memuji Briona tanpa ragu. Begitu pun Briona yang memuji kekuatan api Aluna yang semakin menggila saja.
"Kau juga, Aluna! Kau tampak hebat! Aku yakin, kita bisa mengalahkan Teivel Ares!"
Aluna dan Briona berbincang di sela-sela latihan penggabungan kekuatan mereka. Namun, percakapan itu benar-benar mampu membuat Fayle sedih.
Tak lama setelah itu, Aluna dan Briona memutuskan untuk istirahat. Mereka sudah sangat lelah, dan kacau.
Berthold yang melihat Fayle dari atas pohon merasa kasihan padanya. "Kau terlalu mudah menyerah, Fayle. Padahal kau memiliki peluan yang lebih besar dari mereka berdua," ungkap Berthold dalam diam.
Ia sudah mengetahui kebenaran dari Fayle saat pertama kali berlatih dengannya. Tak hanya Berthold, tetapi Aldrich dan Fritz juga sudah mengetahuinya sekarang.
Pergerakan mata Berthold bergerak seiring berjalannya Fayle ke arah Aluna dan Briona. Langkahnya tampak takut-takut, penuh dengan rasa ragu.
"A-aluna, Briona!"
Sosok yang dipanggil namanya pun menoleh, mendapati sosok sahabat yang sudah tiga bulan lebih ini tak pernah ia temui, bahkan berkomunikasi.
Aluna dan Briona berlari dengan senang ke arah Fayle dan memeluknya erat.
"Kami sangat merindukanmu tahu!" ungkap Briona yang diangguki oleh Aluna.
Fayle membalas pelukan hangat itu tak kalah erat, ia sangat merindukan kedua sahabatnya itu.
"Aku juga merindukan kalian ..," jawabnya dengan helaan nafas berat.
Pelukan mereka terlepas, Aluna yang sangat bersemangat itu segera menarik Fayle duduk di atas tumpukan daun nikel, yang selama ini ia dan Briona gunakan untuk beristirahat. Sedangkan Briona, ia tersenyum lebar dan lega. Ternyata sahabatnya baik-baik saja.
![](https://img.wattpad.com/cover/328579176-288-k644783.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Three of Royal Maidens
ФэнтезиTeivel Ares raja dari clan duisternis, seorang monster yang memiliki ilmu sihir tingkat tinggi dari Clan duisternis. Sosok monster yang tidak memiliki hati nurani dan haus akan kekuasaan, dengan kekuatannya membuat ia dengan mudah mengendalikan pulu...