The Three Of Royal Maidens #4

8 3 0
                                    

.
.
.
.
"Iya, terlebih jika kau bersama dengan Briona. Kalian akan saling membunuh jika kekuatan itu lepas kendali karena kalian berdua." 

Aluna tampak kebingungan dengan kalimat yang  Fritz ucapkan. Membunuh satu sama lain? Tak akan mungkin bukan, apalagi mereka adalah sahabat. Ah, sepertinya Aluna akan sedikit salah paham dengan maksud dari Fritz.

"Apa maksudmu kami akan saling membunuh? Ingat! Aku dan Briona adalah  sahabat! Itu--"

"Makanya dengarkan dulu!" potong Fritz cepat membuat Aluna berdecak.

"Lalu? Sekarang jelaskan!" Aluna melipat kedua tangannya ke depan dada.

Fritz yang melihat itu tampak tersenyum simpul. 'Kekuatan api ini ternyata memiliki tuan yang sesifat dengannya. Sama-sama panas dan tidak sabaran. Tapi pantang menyerah dan semangat ingin menguasai kekuatan raja yang tersegel, benar-benar sangat membantu.' batin Frit.

"Angin bisa menjadi pembunuh, tetapi juga bisa menjadi batu loncatan untuk kekuatanmu. Jika kau tak ingin dikalahkan oleh angin Briona, maka kau harus lebih kuat ketimbang angin yang mampu meredam api milikmu. Jika itu terjadi, hanya akan ada asap yang mengejek kekalahanmu."

Fritz mengambil nafas, lalu kembali berbicara. "Tapi angin sangat cocok dengan api. Api akan semakin besar, jika kau bersahabat dengan angin. Tapi ingat, itu ketika kalian sudah menguasai kekuatan itu."

"Bagaimana .., jika kami mencoba menggabungkannya?" tanya Aluna penasaran.

"Saranku jangan, kalian belum menguasai kekuatan ini."

Aluna mengangguk, ia tampak puas dengan hari ini, tetapi esok akan kembali menjadi sesuatu yang lebih berat lagi. Karena ia menginginkan lebih, sama seperti Briona.

Jangan tanyakan Fayle, dia bahkan tidak bisa menggerakkan air seperti Berthold arahkan. Hanya manipulasi benda, tetapi dengan wujud yang aneh.

"Lihat, kedua temanmu sudah datang. Hari ini kita hentikan sampai di sini."

Aluna mengangguk, lalu melambaikan tangannya ke arah Briona dan Fayle yang datang dari arah yang berbeda.

"Apa kalian sudah mencobanya?" tanya Aluna tampak bersemangat. Namun, detik selanjutnya ia malah tertawa terbahak-bahak.

"Hahahaha!" Aluna menertawai keadaan temannya yang tampak kacau.

"Hahahah!"

"Hahahaha!"

Tak hanya Aluna, tetapi kini Briona dan Fayle ikut tertawa dibuatnya. Mereka menertawakan penampilan kacau teman-temannya, tanpa melihat keadaannya sendiri.

"Ada apa dengan rambutmu Briona? Mereka tampak semangat, sampai-sampai berdiri seperti itu!" ejek Aluna dengan tawa yang masih terdengar.

Berthold membuat Aluna terdiam, air yang entah muncul dari mana kini menjadi cermin untuk Aluna dan Briona.

"Aaaa!" pekik keduanya.

Tampak dipantulan air itu, Aluna tampak gosong dengan beberapa goresan arang ranting yang mengenainya saat bertarung kecil dengan Fritz. Rambutnya mengembang, tetapi terlihat sangat aneh.

Sedangkan Briona, rambutnya benar-benar berdiri seperti singa. Ia mencoba memperbaiki rambutnya, tetapi nihil. Rambutnya keras dan sangat susah dirapikan. Butuh sabun rambut untuk meluruskannya seperti semula.

Kini tinggal Fayle sendiri yang tertawa, perutnya tergelitik sempurna melihat penampilan kacau keduanya. Namun, detik berikutnya, semua menjadi sunyi dan diam.

Fayle mundur beberapa langkah, lalu berlari sekuat tenaga keluar dari hutan. Ia menuju gubuk yang ia dan kawan-kawannya tinggali selama ini.

Briona dan Aluna tampak bergeming, detik berikutnya mereka tertawa terpingkal-pingkal. Fayle tak sengaja membuang gas dengan suara yang cukup aneh. Seperti ditahan, tetapi malah keluar. Hal ini karena ia berendam batas dada untuk keperluan latihannya.

The Three of Royal MaidensTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang