The Three Of Royal Maidens #8

6 2 0
                                    

Happy reading

.
.
.
.
.
.
.
Di belahan Altar Lucht, tepatnya di daerah kekuasaan Clan Vuur. Reagan selaku Raja termuda saat ini dari Clan Vuur yang menduduki takhta sejak 40 tahun lalu. Laki-laki itu tergesa-gesa turun dari singgasananya, berjalan menuju tempat pelatihan prajurit.

Beberapa bulan lalu, sejak terdengarnya kabar bahwa pemimpin Clan Duisternis, Raja Teivel Ares telah bangkit dari tidur panjangnya. Membuat semua Clan dalam Altar Lucht heboh. Teivel Ares yang bangkit dengan membawa pasukan yang telah lama mematung, dan kini Raja itu sendiri memiliki kekuatan yang lebih besar dari sebelumnya.

"Dimana, Oka?" tanya Reagan setelah sampai di area pelatihan.

Seorang laki-laki yang memiliki perawakan tinggi menghampiri Reagan. "Panglima Oka .., dia tengah mengatur strategi di bagian barat," lapor Wertisen.

Reagan mengangguk tegas, matanya menatap tajam keseluruhan area lapangan. Tangannya mengepal kuat. "Kita terlalu kekurangan pasukan," gumamnya, hal ini akan menjadi salah satu penghambat mereka mengalahkan raja Teivel Ares.

Reagan menatap jauh ke dalam barisan pasukan yang tengah memfokuskan diri pada latihan mereka.

Latihan prajurit itu seketika terhenti begitu saja, saat raja mengisyaratkan untuk diam. Detik berikutnya mereka segera berbaris dan membungkuk.

"Yang mulia, Rajaku." Mereka berucap dengan serempak.

"Dengar! Kalian adalah harapan kerajaan! Kita akan bertarung melawan raja Teivel Ares untuk keluarga kita! Anak cucu kita! Untuk kerajaan kita!" Kalimat Reagan lantang dan tegas. Para prajuritnya mengangguk.

"Siap Raja!" balas mereka.

"Lanjutkan latihan kalian, kalian harus sungguh-sungguh dalam latihan ini!" kata Reagan setelah salah seorang mendekat ke arahnya.

"Lapor, Tuan."

Reagan mengalihkan perhatiannya kepada Oka yang berada di sebelahnya. Raut wajah laki-laki itu berhasil membuat Reagan menautkan kedua alisnya penuh tanya.

"Ada apa?" tanya Reagan.

"Pasukan barat memerlukan lebih banyak penyihir," jawab Oka sedikit membungkuk.

Reagan menutup matanya, kabar yang tidak terduga ini terlalu datang tiba-tiba dan selalu berhasil membuatnya kembali memutar otak. "Perintahkan bawahanmu, untuk turun ke pemukiman rakyat. Siapapun itu, baik anak-anak, remaja ataupun orang tua, jika ia memenuhi persyaratan akan kemampuan, bawa dan latih dia. Ingat, jangan membuang lebih banyak waktu," jelas Reagan dengan perintah dan peringatannya.

Oka mengangguk patuh, lalu berbalik meninggalkan Reagan yang masih setia berdiri mengawasi jalannya latihannya prajurit.

*******

Di sisi lain, di belahan timur laut, Altar Lucht. Clan Bodem tengah sibuk menyiapkan prajurit mereka dengan lebih teliti. Dengan kepemimpinan seorang wanita, Clan itu telah menjadi Clan yang tersembunyi. Huizeryu, cucu dari beberapa keturunan anak dari raja terdahulu, raja Granpo membuat Clan Bodem menjadi Clan yang terkuat setelah Clan Duisternis.

Gadis itu menatap satu-persatu pemimpin barisan prajurit yang berada di depannya dengan penuh hawa dinginnya. Ia tak pernah memikirkan kekalahan, membuatnya terus haus akan kemenangan. Sama dengan saat ini, ia pun akan menjadi satu-satunya pemimpin wanita untuk perang ini.

The Three of Royal MaidensTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang