The Three Of Royal Maidens #9

6 2 0
                                    

Jangan lupa vote and komen ya geng sebelum baca.

~o0o~
Happy
Reading
~o0o~

.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kau terlalu banyak berpikir, Briona." Aldrich mencoba membuat Briona tenang dan fokus pada tujuannya saat ini. Namun, Briona menanggap salah akan hal ini.

"Ya! Aku memang banyak berpikir! Karena aku mengkhawatirkan sahabat-sahabatku!" Briona menatap kesal ke arah Aldrich.

"Ah, maksudku .., jika kau benar-benar ingin melindungi teman-temanmu, maka kau harus bekerja jauh lebih keras dari sebelumnya!" Aldrich yang peka akan salah paham dari percakapan antara mereka segera menjelaskan apa maksud dari ucapannya sebelumnya.

"Apakah dengan begitu .., kami akan mengubah nasib buruk kami, dan mengalahkan raja Teivel Ares?"

"Aku percaya pada kalian!" kata Aldrich dengan penuh keyakinan. Hal itu berhasil membuat Briona menerbitkan senyum manis.

Briona dan Aluna segera kembali latihan, tanpa tahu kabar satu sama lain. Kini telah lewat lima bulan, mereka berlatih keras tanpa membuang waktu. Raja Teivel Ares pun kini sudah memberikan kabar untuk perang yang mengait tiga kerajaan terkuat, yang akan jatuh pada bulan depan, tepat malam gerhana yang akan membuat Teivel Ares untung dalam perang kali ini.

*******

"SUDAHLAH! AKU BERHENTI SAJA!"

Seorang gadis berambut putih dengan ujung biru itu tampak melempar tatapan tajam ke arah pria yang juga melemparkannya tatapan tajam.

"Apa maksudmu!" Pria itu tampak kesal, ia menekankan setiap katanya.

"Kalung ini jelas-jelas menolakku! Untuk apa aku latihan berat seperti ini? Jika ujung-ujungnya sama saja. Tak akan ada yang berubah!" Wanita itu tampak hendak berjalan pergi dari sana. Namun, pergerakannya terhenti, air seakan melilitnya dan membekap mulutnya.

"Jangan bertingkah seperti anak kecil, Fayle! Ingat! Kalian adalah pembawa petaka ini!"

Berthold, dia adalah pria yang mengurung Fayle dalam lilitan air itu. Ia salah, tetapi mungkin juga tidak. Sebab Fayle membutuhkan lebih banyak latihan dan keras dibanding Briona dan Aluna yang diterima oleh kalung itu.

"Phh! Lepaskan aku! Aku tidak akan berubah pikiran! Aku akan mengajak Briona, dan Aluna kembali menjadi pemetik bunga!" ungkap Fayle saat mulutnya sudah kembali diberikan hak untuk berbicara.

Byuur!

"Jangan gila Fayle!"

Berthold melempar Fayle ke dalam air, lebih tepatnya pada air terjun tempat mereka latihan.

Fayle yang sudah sangat kelelahan tidak bisa lagi berenang ke permukaan air. Ia tenggelam, masuk lebih dalam ke dalam air. Namun, bukannya membantu Fayle, Berthold malah semakin membuat Fayle masuk lebih dalam ke air.

Pandangan gadis itu blur, dan kemudian menggelap. Tak ada yang berniat untuk menolongnya, si gadis lusu yang dibenci. Lagi-lagi ingatan itu kembali muncul diingatannya, tepat sebelum Fayle pingsan di dalam air.

********

"Uhhukh-uhhukh!"

Suara batuk itu membuat pandangan Berthold teralih dari unggun yang menerangi dan menjadi penghangat baginya, dan untuk gadis yang beberapa menit ini sadar dari pingsannya yang memakan waktu sekitar dua jam.

The Three of Royal MaidensTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang