Lima Belas

420 30 0
                                    

Bel pulang sekolah pun berbunyi nyaring memenuhi setiap koridor sekolahan bernama SMA BHINNEKA sekolahan elit namun swasta itu adalah sekolahan yang sekarang ditempati gilang beserta antek-anteknya.

Mendengar suara bel yang begitu keras membuat semua murid langsung bernapas lega. Contohnya kelas Gilang, sekarang semua murid yang berada dikelas itu mulai rusuh seperti pasar. Padahal didepan mereka semua masih ada bu yani guru muda satu-satunya yang berada di SMA BHINNEKA. Bu yani sendiri adalah guru mata pelajaran matematika yang mengajar dikelas mereka.

Bu yani menghela nafasnya. Mau tak mau guru itu menutup buku paket lalu berdiri memandangi seluruh muridnya yang tengah bersorak heboh.

Apalagi dimeja belakang, terdapat indra yang tengah pecicilan rak jelas, juga rafli yang tenang menyanyi lagu yang menurut bu yani sangat amburadol.

"ASEKKKK BALEK." Indra berdiri sambil menggoyangkan kedua tangannya, heboh sendiri. Sedangkan rafli tengah memukul-mukul meja sambil bersenandung lagu balek kampung di film kartun dua bocah kembar beranama upin dan ipin.

"balek kampung... Ooo...
balek kampung... Ooo...
balek kampung...hati riang...

"balek kampung... Ooo...
balek kampung... Oo

"BISA DIAM RAFLI, INDRA?!" Mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut bu yani membuat rafli dan indra langsung menutup mulut mereka rapat-rapat, juga dengan murid lainnya.

Bu yani menghela nafasnya. "Maaf, kalo saya bentak kalain berdua, Saya tidak bermaksud," Kata bu yani sesal.

"ENGGAK BU! IBU GAK SALAH." indra langsung memekik kencang. Sadar dengan ucapannya, indra malah membekap mulutnya itu. Sedetik kemudian, indra melepaskan tanganya yang membekap mulutnya itu. "Maaf bu, indra tadi reflek hehe." Kata indra saat melihat wajah malas bu yani.

Bu yani hanya mengangguk. "Baiklah anak- anak, berhubung bel sekolah baru saja berbunyi. Jadi pembelajaran kita hari ini cukup sampai disini ya."

"IYA BU," jawab mereka semua serempak.

Bu yani mengangguk sambil tersenyum tipis. "Ada yang mau ditanyakan?" Tanyanya dan langsung mendapatkan gelengan kepala dari seluruh muridnya.

"Tidak bu," Jawab irsyad mewakili seluruh teman-temannya.

Bu yani menatap irsyad lalu tak lama mengangguk. "Yaudah, kalo gitu saya permisi anak-anak."

"IYA BU."

"Eh, hampir lupa saya. Jangan lupa kalian belajar yaa buat ulangan besok rabu," Kata bu yani. Lalu guru muda itu mulai beranjak keluar dari kelas 12 ipa 2, kelas gilang dkk.

Sepeninggal bu yani, seluruh murid yang berada didalam kelas langsung merosotkan bahunya kebawah, lelah.

Indra menggebrak meja cukup kencang membuat seluruh murid terlonjak kaget. "SIALAN, MANA BESOK RABU ANJIRRR!!!"

° ° ° ° °

Gilang sedang berdiri bersandar pada tembok di luar kelas 10 ipa 3,  Kelas leiya adiknya. Sedari tadi dia berdiri, banyak murid perempuan yang terang-terangan menatap kagum kearahnya. Namun gilang hanya diam menatap mereka semua dengan datar.

Dasar centil! Batin jiwa Syakira.

Gilang sudah menunggu leiya sejak tadi, rasanya malas sekali harus menjemput adiknya itu. Mana disini dirinya baru masuk sekolah dan jiwa Syakira sama sekali tidak mengetahui letak kelas 10-12.

Transmigrasi Salah Tubuh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang