Sepuluh

613 43 1
                                    


Ilya melotot. "KRISTEN??"

"Loh, kenapa?" Tanya lyna heran. Matanya memincing menatap putrinya curiga. "Kamu gak lupa'kan sama agama kita, nak?"

Ilya terdiam.

Jadi agama ilya itu Kristen, lah gue kan islam, gimana nih?! Jiwa elan sungguh meratapi nasibnya.

"Anu maa..." Ilya menatap mamanya takut-takut. "Boleh gak kalo ilya pindah agama?" Selesai mengucapkan itu, ilya menunduk tak berani menatap mamanya.

Njir, kenapa gue gini amat yaa?bukan gue banget dah! Kesal elan didalam hati.

Lyna terdiam mendengar ucapan dari putrinya, tak lama dirinya membuka mulut dan berkata. "Kamu yakin?"

Ilya mengangguk dengan kepala menunduk.

Bisa ilya dengar mamanya tengah menghela nafas. "Apa kamu sungguh-sungguh dengan yang kamu ucapankan, ilya?" Kali ini suara lyna yang ilya dengar tampak kecewa.

Ilya memberanikan dirinya menatap makanya. "Ilya bener sungguh-sungguh." ucapnya semangat.

"Ilya mau pindah agama, ilya mau punya agama islam, ma!" Lanjutnya menatap kedalam mata lyna.

"Maa...ilya mohon!" Pinta ilya menatap mamanya yang sekarang tengah membuang muka ke arah lain.

"Ma—"

"Oke." Potong lyna cepat. Wanita paru baya itu sekarang menatap putrinya sambil tersenyum. "Mama ijinin kamu pindah agama sayang, tapi maaf, mama gak bisa ikut pindah." Lyna menatap sendih anaknya.

Mendengar ucapan lyna membuat ilya tersenyum lebar. "Makasih ya maa." Ucapnya dengan tulus. "Mama yakin, gak mau ikut pindah agama islam?" Tanyanya itu dan langsung mendapatkan gelengan kepala dari sang mama.

"Mama belum siap."

° ° ° ° °

Gilang turun dari dalam mobil, diikuti leiya. Semua mata langsung saja tertuju padanya. Gimana tidak! Yang satu ganteng dan yang satunya lagi cantik.

Sungguh keluarga saputra emang gak ada obat.

Gilang menyugar rambutnya kebelakang karena menutupi kedua matanya. Kini tatapan tajamnnya melihat dengan jelas seluruh siswa-siswi berkumpul hanya sekedar untuk melihat ketampananya dan leiya adiknya yang juga mempunyai paras yang tidak main-main.

Gilang menatap mereka semua jengah. Gak saat dirinya menjadi Syakira dan sekarang menjadi gilang, tetep saja ada yang ngefans sampe segitunya.

"Bikin gedeg aja." Ucapnya pelan.

Leiya yang masih berada disamping gilang memiringkan kepalanya menatap sang kakak. "Kakak ngomong apa?" Keponya.

Gilang melirik adiknya yang tingginya hanya sebatas dadanya dengan sinis. "Kepo." Ketusnya dan langsung pergi meninggalkan lieya yang tengah mengerutu kesal.

"ISH,KAK GILANG!! TUNGGUIN GUE!!" Teriakanya yang tak dihiraukan gilang sama sekali.

Sebelum benar-benar pergi. Leiya menyempatkan diri hanya untuk sekedar melotot ke arah kerumunan siswa-siswi itu.

Tanpa leiya sadari, kalo pelototanya yang terkesan lucu itu membuat  seseorang merasa gemas dengannya. Seseorang itu menatap pungung kecil leiya yang mulai menjauh.

"shit! Lucu... " Gemasnya.

° ° ° ° °

Gilang berjalan dengan mata lurus kedepan. Tangannya ia masukkan kedalaman saku hoodie nya. Lelaki itu tak menghiraukan sama sekali siswi-siswi yang terang-terangan bersikap caper padanya.

Transmigrasi Salah Tubuh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang