Delapan Belas

314 25 0
                                    

Aku mau kalian hargai karya aku ini ya guys! Aku mohon untuk kalian semua yang baca cerita nya aku, aku mohon jangan diskip dulu ya! Baca sampe akhir biar tau kelanjutannya.

Udah itu aja sih guys😁

Happy Reading

° ° °

Saat gilang menuruni tangga, sudah ada keempat sahabatnya yang tengah duduk di sofa ruang keluarga nya sambil bercanda ria. Melihat itu membuat gilang buru-buru menuruni tangga.

Mendengar suara langkah kaki menuruni tangga. Atensi keempat lelaki itu langsung mengarah pada gilang yang tengah menuruni tangga.

"Haii lang," Sapa indra saat gilang sudah berada didepan mereka.

Gilang membalasnya dengan deheman seperti biasa. "Sejak kapan kalian disini?" Tanya gilang saat baru saja lelaki itu mendudukan bokongnya disamping irsyad yang duduk disofa panjang.

"Barusan," Balas irsyad menoleh pada gilang, membuat gilang mengangguk.

"Lang, gada makanan apa?" Tanya indra saat melihat meja ruang tamu keluaran gilang kosong tidak ada sama sekali makanan. Bisanya ada, makanan ringan contohnya.

"Makanan melulu pikiran lo!" Rafli berkata, lalu berdecak pelan.

Indra menyengir. "Laper gua," katanya sambil mengelus perut datarnya. "Ada gak lang?" Tanya indra saat melihat gilang hanya diam menatapnya.

"Ada," Ucap gilang mengidikan dagunnya ke arah kulkas besar yang berada didapur. "Roti sama makanan ringan disana ada," Lanjutnya membuat indra tersenyum.

Indra berdiri. "Minta ya, lang."

"Iya," Gilang membalas cuek.

Indra mengangguk, lalu lelaki itu mulai beralih kecil menuju dapur. Tingkah indra itu membuat rafli berdecih sinis. "MAKAN TEROSS!! JADI GEMBROT TAU RASA LO!!" Pekik rafli membuat indra menoleh malas ke arahnya lalu abai dan memilih melanjutkan larinya.

"Biarin aja kali raf," Kata irsyad membuat rafli menoleh padanya.

Gilang yang berada disamping irsyad mengangguk. "Kalo mau ikut makan, makan aja gapapa."

Rafli menggeleng pelan, lelaki itu melambikan tangannya sok menolak. "Gak! udah makan kok," Katanya yang membuat gilang menatap tak percaya ke arahnya.

"Bener?" Rafli mengangguk mantap.

Tapi sialnya, terdengar suara bunyi perut keroncongan. Hal itu membuat bagas yang sedari tadi memainkan hpnya mendongok, dan menoleh pada rafli yang duduk dikursi seberangnya.

"Bilangnya udah makan, tapi kenapa tu perut bunyi?" Sindir bagas dengan mata yang kembali tertuju pada layar ponselnya.

"Siapa gas?" Tanya rafli dengan polosnya.

"Yang ngomong," Kata bagas cuek membuat gilang dan irsyad terkekeh.

"Eh! Sekate-kate, lo gas!" Ucap rafli tak terima. "Mana ada gua laper," Elaknya dengan mata yang melirik malu ke arah gilang yang tengah menatapnya sambil tertawa.

Bagas meletakkan hpnya, lalu menatap rafli yang tengah melotot ke arahnya. "Emang tadi gue ada bilang nama lo?" Tanyanya cuek membuat rafli melongo.

"Sialan!"

Transmigrasi Salah Tubuh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang