Dua Belas

504 44 0
                                    

Irsyad berjalan santai menuju rooftop. Kedua tanganya dimasukkan kedalaman saku celana abu-abunya. Pandangnya lurus kedepan, setiap ia melangkah menyusuri koridor selalu ada yang menyapanya, dan ia membalas dengan senyuman singkat.

Saat irsyad hendak berbelok, tak sengaja dirinya berpaspasan dengan ilya, pacar gilang.

Irsyad langsung memberentikan langkahnya saat menyadari ilya hanya diam saja, dengan tatapan datar. Aneh, mana sekarang tatapan lembutnya?Bahkan ilya tak menoleh sama sekali ke arahnya.

"Ilya!" Tanpa sadar iryad memanggil namanya.

Merasa ada yang memanggil namanya, lantas ilya membalikan tubuhnya.

"Sia—" Ilya tak melanjutkan ucapnya.

Bisa iryad lihat, gadis depannya ini nampak syok. "Lo kenapa?" tanyanya saat sudah berdiri didepan ilya.

"Irsyad?" Irsyad menaikkan alisnya, lalu tak lama mengangguk.

"Iya, Kenapa?" Tanya balik irsyad yang masih setia menyeringitkan keningnya heran.

Ilya tak menjawab. Melainkan gadis itu tengah berperang dengan batinya sendiri. Ini kan irsyad temanya gilang, Batinya saat mengingat siapa irsyad.

"ya, lo gak papa?" Irsyad menepuk bahu ilya saat melihat gadis itu tengah melamun.

Ilya tersentak kaget. "A-ah, iya gua gapapa."

"Gua?" Kata irsyad tak percaya.

Ilya menyeringitkan keningnya saat mendengar irsyad berkata tak percaya. "Kenapa?" tanyanya menaikan alisnya.

"Tumben." Jawab irsyad.

"Tumben kenapa? Gua gak ngerti apa yang lo maksud?!" Ilya tanpa sadar menyentak membuat irsyad menatapnya tak percaya.

"ya, Lo Kok..."

"Apa?" Tukas ilya kesal. "Udahlah, gua mau pergi dulu, byee!" Ilya langsung pergi meninggalkan irsyad yang masih menatap punggung kecilnya dengan raut tak percayanya.

"Ilya kenapa?" Monolog irsyad sambil berperang dengan batinya. Gaa ceweknya, Gaa cowoknya, mereka sama aja! Sama-sama aneh.

° ° ° ° °

Pertama, saat irsyad membuka pintu rooftop. Matanya langsung mendapati gilang yang tengah terduduk sambil memejamkan matanya.

Gilang duduk dengan kaki yang diselonjorkan. Matanya terpejam rapat, padahal sinar mentari begitu menyilaukan mata. Apa lelaki itu tidak silau? Padahal irsyad yang masih berdiri di pintu, menyipitkan matanya silau.

Irsyad masih menyipitkan matanya. Lalu tanpa sengaja irsyad melirik ke arah saku seragamnya yang terdapat kaca mata. Irsyad berdecak, lalu lelaki itu merogoh saku seragam osisnya mengambil sebuah kaca mata anti radiasi miliknya.

Irsyad langsung memakainya. Tak lupa menyugar rambutnya kebelakang. Matanya kembali menatap ke arah gilang. Irsyad menghela nafasnya sebelum beranjak menghampiri gilang.

Sesampainya didekat gilang. Irsyad langsung memposisikan tubuhnya agar berdiri didepan gilang.

"Lang!" Panggilnya, irsyad menepuk kedua tanganya cukup keras didepan wajah gilang.

"ANJING!" Kaget gilang sampe terjatuh kesamping. "Sshhh, sial!" Gilang mengumpat dengan mulut yang meringis ngilu pada kedua bokongnya.

Agaknya gilang masih belum menyadari siapa sosok seseorang yang berani membangunkan tidur nyenyaknya.

Transmigrasi Salah Tubuh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang