Delapan

659 49 0
                                    


Gilang menatap seluruh isi kamarnya yang sangat-sangat sederhana. Desain kamar yang tidak berlebihan membuat jiwa Syakira berdecak kagum melihatnya.

"Gila, keren bener... " Ucapnya bertepuk tangan, sangat-sangat antusias.

Sekarang lelaki itu tengah sendirian, tadi ia menyuruh irsyad agar turun kembali.

Gilang mengedarkan pandangannya mencari benda yang saat ini sangat ia butuhkan.

Cermin.

Gilang tersenyum, Lelaki itu langsung berjalan pelan menuju kaca kotak panjang yang terpajang di dinding di dekat kasur.

Saat sampai didepan kaca. Tubuh gilang spontan mematung melihat dirinya di depan cermin.

"MasyaAllah." Gilang berucap tanpa sadar. Lelaki itu juga sampai meraba area wajahnya. Mulai dari rambut, dahi, alis, mata, hidung, pipi tirusnya, bibir tipis merah mudanya, dan yang terakhir lehernya.

Jiwa Syakira berdecak kagum. Ia dengan senangnya memainkan jakunnya yang naik turun. "Beuhhh, gue punya jakun sekarang, hehehe." Ucapnya senang.

"Ini sebenarnya gilang manusia, apa malaikat yaa? Cakep bener perasaan." monolognya. "Mana wajah si gilang unreal banget lagi."

"aaaaa gakuat gueee!!" Gilang mengacak surai hitamnya dengan gemas. "Ganteng banget sumpah! Gakuat gueee..." Setelah mengucapkan itu, gilang langsung merebahkan tubuhnya dikasurnya.

"Gila, empuk bingit." Ucapnya sambil berguling-guling tidak jelas.

"Ck, kalo gini mah bakal betah gue." Gilang duduk kembali. Lelaki itu sedikit menengah, lalu menyandar pada punggung kasurnya dengan kaki yang diselonjorkan.

"Rumah bagus, kamar bagus, uang banyak. Behh mantap!!"

"Sungguh nikmat mana lagi yang engkau dustakan."

"Hehe..." Gilang terkekeh pelan. Kini lelaki itu mulai merebahkan dirinya lagi. Mencari posisi ternyaman sambil menarik selimut ke tubuhnya.

"Mending bobok ah, besok sekulah." Selesai mengucapkan itu, perlahan matanya tertutup dengan deru nafasnya yang teratur.

° ° ° ° °

"Sayang, ayo kita pulang." Suara lembut yang terdengar dari balik pintu membuat gadis cantik yang tengah berbaring itu seketika mendudukan dirinya.

"Siapa lagi sih?" Gumanya malas.

Pintunya perlahan terbuka, dan menampilkan seorang wanita paru baya yang umurnya sekitar 40'an.

Wanita paru baya itu tersenyum manis ke arahnya, gadis cantik itu menyeringitkan keningnya merasa tak kenal dengan paru baya itu. Namun tak ayal gadis cantik itu ikut membalas senyumnya, bentuk tanda akan kesopanan.

Wanita paruh baya itu mendekati brankarnya. Gadis cantik itu sedikit heran saat melihat tatapan mata paruh baya itu yang sayu.

"Tante siapa?" Tanyanya dengan sopan. Bisa gadis itu lihat, wanita paru baya itu kaget.

"Ilya sayang, kamu kenapa gitu?kamu gak ingat mama, hm?" Tanyanya sedih. Wanita paruh baya itu adalah mamah dari ilya.

"Mama?" beo ilya dan lyna-mama ilya mengangguk.

jadi ini mama cewek pemilik tubuh ini, batin Elan.

Ilya sekita langsung tersenyum. "Ah, maaf ma! Ilya tadi gak inget. Tapi sekarang ilya inget kok!" Katanya sambil tersenyum manis.

"Maaf ya maa..." Ilya mengambil lembut tangan lyna, lalu menggenggamnya dengan erat.

Lyna tersenyum, "Kamu gak perlu minta maaf nak, mama ngerti." Setelah mengucapkan itu, lyna mendekap tubuh putrinya dengan sayang.

"Mama udah tebus biaya administrasinya, jadi ilya boleh pulang." Katanya lalu melepaskan pelukannya.

Mendengar kata pulang membuat ilya tersenyum sumringah. "Oke, maa..."

Lyna yang melihat wajah imut anaknya jadi tersenyum geli. "Anak mama cantik banget sih!" Ucapnya seraya mencubit dua pipi gembul putrinya.

"Hehe, emang." Jawabnya percaya diri.

° ° ° ° °

"Kak!" Leiya menatap tajam ke arah teman-teman gilang kakaknya, yang tengah mengotori ruang tamunya dengan banyaknya bungkusan makanan ringan.

"Apwa?" Tanya indra dengan mulutnya yang penuh coklat.

Leiya menyeringit jijik melihat banyaknya coklat yang menempel pada mulutnya indra. "Kayak bocah lo kak! Makan yang anggun bisa gasik!" Katanya ketus.

Indra melirik Leiya sinis. "Swerah gwe! Muwut-muwut gwe!"

"Makan dulu ndra! Ngomongnya nanti aja!" peringat irsyad.

Indra menoleh cepat ke arah irsyad. Lelaki itu sedikit meringis melihat aura dingin yang dikeluarkan oleh irsyad. "Hehe, lupa." Katanya saat sudah menelan habis coklatnya.

Irsyad diam tak menjawab. Lelaki itu memilih melanjutkan acara bermain gamennya.

"Oh iya, kak irsyad?" panggil Leiya.

Irsyad mendongok, "hm?"

"Emm... " Leiya menggaruk tengkuknya salah tingkah saat ditatap begitu oleh irsyad.

Bahaya gak aman buat jantung gue! Batinya.

"Apa?" Tanya irsyad lagi.

Leiya tersadar, "Em... Kak gilang kenapa aneh ya kak?"

"Aneh?" Tanya ulang irsyad.

Leiya mengangaguk kecil. "Heem, kayak bukan kakak gue." Katanya dengan mulut yang cemberut.

Irsyad menghela nafasnya. "Gilang amnesia." Katanya langsung.

"APA?" pekik leiya sangat keras.

"MONYET!!!" kaget rafli.

"Sialan." Bagas mengumpat pelan.

"Uhuk... Uhuk... " Indra sampai terbatuk karena kaget. "Sialan lo gle! Gue sampe keselek coklat, bego!" indra menatap tajam ke arah leiya yang manatapnya dengan raut wajah polos yang dibuat-buat.

"Yee, sorry bang!"

Indra mendengus. "mboh lah!"

Leiya memanyunkan bibirnya sok imut. Eh tapi emang imut hehe😁

Leiya menoleh kembali ke arah irsyad. "Kak irsyad beneran?" Tanya leiya yang saat ini masih syok dengan apa yang tadi ia dengar.

Irsyad mengangaguk. "Iya."

"Hiks... " Tiba-tiba leiya menangis, dan hal itu membuat irsyad dan yang lainnya panik.

"Eh, eh kenapa nangis, hm?" Tanya rafli dengan lembut. Kini laki-laki itu mendekat dan mengelus lembut rambut panjang leiya.

Bagas ikut mendekat, tapi lelaki itu hanya diam memandangi leiya.

"Ada yang sakit emang? Apa perutnya?" Tanya rafli lagi.

Leiya menggeleng. "hiks..."

"Aduhh, neng! Diem dong!" Indra juga ikut mendekati leiya. "jangan nangis! Nanti kalo didengar tetangga gak enak, ntar dikiranya kita ngapa-ngapin elo!" Cerocosnya itu.

Plak!

"AAaadohhhh!" Indra meringis ngilu saat merasakan pipinya yang ditampar oleh leiya. "Kok lo nampar sih?!" indra menatap kesal ke arah leiya yang masih sesenggukan.

"Hiks, replek." Katanya dengan polos.

"SIALAN ANAKNYA SAPUTRA!!!








Huhu mayan yang baca udah 100, yuk baca lagi yuk!

Baca ya! Jangan di skip😉

-nana

Transmigrasi Salah Tubuh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang