Enam

935 65 0
                                    


Terdapat seorang gadis mungil berwajah cantik yang masih setia memejamkan matanya diatas brankar yang ia tempati.

Disamping brankarnya terdapat seorang laki-laki tampan yang masih setia menunggu kesadarannya. Laki-laki itu memandang sendu wajah cantiknya yang sekarang terlihat pucat.

Bahkan, tangan mungilnya digenggam erat oleh laki-laki itu.

"Maafin gue saa..." Lirih laki-laki itu. "Seandainya kalo gue bisa cepat nolongin lo, lo gak bakalan berakhir kecelakaan kayak gini saa. Maafin gue! Gue salah." Ucap laki-laki itu dengan banyaknya bulir airmata yang menetes dikedua pipi tirusnya.

"Bangun sa! Gue janji gue bakal ada disampingnya lo terus."

"Gue gak bakal biarin laki-laki brengsek itu nemuin lo! Gue bakalan pisahin kalian!" laki-laki itu tersenyum miring dikala ia menangis. "Gue bakalan pisahin kalian berdua! apapun caranya  bakal gue lakuin. Sekalipun gue harus bunuh dia, gue sanggup saa, asal lo gak sama dia!"

Perlahan, senyum miringnya menghilang dan digantikan dengan senyum manis. "Bagun saa, buka mata lo! Gue ada disini, nemenin lo, selalu..."

Dielusnya pelan rambut hitam panjang milik gadis cantik itu. "Rambut lo lembut sa, gue suka." Kata laki-laki itu dengan senyum manis yang menghiasi bibirnya.

"Sa, lo tau gak? Gue itu sebenernya—"

"Eughhh... " Terdengar suara lenguhan panjang yang keluar dari bibir merah muda milik gadis itu. Perlahan tapi pasti, mata lentiknya terbuka secara perlahan. Matanya yang bulat sedikit menyipit karena terkena sinar pantulan dari lampu.

"SAA?" Kaget laki-laki itu saat mendengar lenguhan dari gadis yang tadi masih setia memejamkan matanya dan sekarang apa?

Mata gadis itu sudah terbuka lebar!

Menampakkan manik mata berwarna coklat yang begitu indah.

"SAA LO UDAH SADAR??" pekik laki-laki itu dengan senang sampai-sampai ia harus memekik tanpa sadar.

Langsung saja, direngkuhnya erat tubuh mungil gadis cantik itu. "Hiks, saa... Gue takut lo ninggalin gue."

Sedangkan si gadis, matanya melotot lebar dengan mulut yang menganga lebar. "SIALAN LO!" Umpatnya, mendorong tubuh laki-laki itu dengan kuat. "LO NGAPAIN MELUK GUE ANJING?! LO SIAPA HAH?!" Teriakanya emosi sambil menunjuk wajah laki-laki itu dengan telunjuknya.

"Hah?" Laki-laki itu cengo melihat tingkah gadis cantik itu. "Gue Fadil, temen lo." Katanya lembut.

"FADIL SIAPA SIH ANJING?! GUE GAK KENAL YANG NAMANYA FADIL!!"

"Saaa..." ucap Fadil dengan lembut mencoba menenangkan gadis cantik yang sekarang tengah emosi.

Mungkin karenanya.

Gadis cantik itu sedikit menyeringitkan keningnya saat mendengar laki-laki itu mengucapkan nama 'SA'

"SA? Sa siapa sih anjing?"

Fadil yang berada disampingnya ini sedikit terkejut. "Nama lu Nessa!"

"Nama gue Elan anjir! Bukan Nessa!" Bantah gadis itu.

"Elan saha? Jelas-jelas nama lo Nessa, Vanessa Ilya Nika!" Jelas Fadil. "Lagian Elan tu nama cowo! Lo jangan ngada-ngada deh, saa!" lanjutnya dengan nada gemas karena melihat wajah lucu gadis itu yang tak lain adalah ilya.

Gadis cantik yang mengalami kecelakaan tadi siang.

"Saaa... Lo kenapa, dah?" Tanya Fadil saat melihat ilya terdiam. "Saa?" Dirinya menggoyangkan tanganya ke arah depan lebih tepatnya ke depan wajah ilya. "WOII VANESSA!!!" Pekiknya karena kesal dengan gadis itu yang sama sekali tidak merespon nya.

Transmigrasi Salah Tubuh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang